Penyebab Penyakit AIDS, Gejala, Faktor Risiko, dan Pengobatannya

Penyebab penyakit AIDS perlu dipahami oleh setiap orang.

oleh Husnul Abdi diperbarui 10 Jul 2022, 15:50 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2022, 15:50 WIB
Penyebab Penyakit AIDS
Penyebab Penyakit AIDS

Liputan6.com, Jakarta Penyebab penyakit AIDS perlu dipahami oleh setiap orang. Pasalnya, penyakit ini belum memiliki obat yang dapat sepenuhnya menyembuhkannya. HIV AIDS sendiri merupakan penyakit yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh kesulitan melawan kuman, virus, jamur, dan lain sebagainya.

AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah tahapan akhir dari penyakit infeksi HIV. Sementara itu, HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini merupakan virus yang bisa menyebabkan AIDS.

HIV akan menyerang sistem kekebalan tubuh, yang mana adalah pertahanan tubuh dari berbagai penyakit. Kemudian jika kekebalan tubuh seseorang telah dirusak oleh virus, maka akan berkembang menjadi AIDS.

Namun, orang yang mengidap HIV belum tentu terjangkit AIDS jika ditangani dengan cepat dan tepat. Sementara itu, orang yang mengalami AIDS dipastikan di dalam tubuhnya terdapat virus HIV. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (10/7/2022) tentang penyebab penyakit AIDS.

Penyebab Penyakit AIDS Tahap Awal

Ilustrasi HIV/AIDS
Ilustrasi HIV/AIDS. (Foto oleh Anna Shvets dari Pexels)

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab penyakit AIDS diawali dengan tubuh yang terkena virus HIV. Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sel kekebalan yang disebut sel CD4, yang merupakan jenis sel T. Ini adalah sel darah putih yang bergerak di sekitar tubuh, mendeteksi kesalahan dan anomali dalam sel serta infeksi. Ketika HIV menargetkan dan menginfiltrasi sel-sel ini, ia mengurangi kemampuan tubuh untuk memerangi penyakit lain.

Segera setelah seseorang tertular HIV, ia mulai bereproduksi dalam tubuh. Sistem kekebalan seseorang bereaksi terhadap antigen (bagian dari virus) dengan memproduksi antibodi (sel yang melawan virus). Kebanyakan orang mengembangkan antibodi HIV yang terdeteksi dalam waktu 23 hingga 90 hari setelah infeksi.

Penyebab penyakit AIDS pada akhirnya berkembang menjadi tingkat lanjutan. AIDS merupakan tingkat lanjutan dari HIV yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh berhenti bekerja karena HIV. Seseorang tidak dapat tertular AIDS jika mereka tidak tertular HIV.

Penyebab Penyakit AIDS Tingkat Lanjutan

Setelah infeksi HIV berkembang menjadi AIDS, infeksi dan kanker menimbulkan risiko yang lebih besar. Orang sehat memiliki jumlah CD4 500 hingga 1.500 per milimeter kubik. Tanpa pengobatan, HIV terus bertambah banyak dan menghancurkan sel CD4. Jika jumlah CD4 seseorang turun di bawah 200, ia akan menderita AIDS.

Jika kamu ternyata mengidap HIV, maka biasanya dokter akan melakukan pengecekan lebih lanjut seperti pengecekan TBC dan lain sebagainya. Setelah itu kamu akan diberi obat ARV yang harus dikonsumsi seumur hidup.

Perlu kamu ketahui juga bahwa HIV tidak bisa disembuhkan atau dihilangkan dari dalam tubuh 100 persen. Fungsi dari mengonsumsi obat ARV adalah untuk menekan pertumbuhan virus HIV sehingga tidak merusak komponen-komponen atau organ dalam tubuh lainnya dan menimbulkan AIDS atau infeksi yang lebih parah.

Maka dari itu hindari segala jenis bentuk penyebab penyakit AIDS, jangan melakukan hubungan seksual yang berisiko, dan rajinlah untuk tes HIV untuk mengetahui virus tersebut apakah ada dalam tubuhmu.

 

Faktor Risiko Penyebab Penyakit AIDS

Ilustrasi penyakit HIV AIDS
Ilustrasi penyakit HIV AIDS. (Photo by jcomp on Freepik)

Penyebab penyakit AIDS dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko. HIV/AIDS tidak menular melalui kontak fisik sehari-hari seperti mencium, berpelukan, berjabat tangan, berbagi benda pribadi, makanan, atau air. Penyebab penyakit AIDS menular hanya dapat terjadi melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi.

Berikut faktor risiko penyebab penyakit AIDS:

- Hubungan Seks. Hubungan seks baik vaginal, anal, atau oral dengan pasangan yang terinfeksi dapat menyebarkan HIV. Ini disebabkan oleh darah, air mani atau cairan vagina yang terinfeksi masuk ke tubuh individu lain. Virus juga dapat masuk melalui luka mulut atau cairan yang kadang-kadang berkembang di dubur atau vagina selama aktivitas seksual.

- Transfusi darah. Dalam beberapa kasus, virus dapat ditularkan melalui transfusi darah. Ini bisa disebakan oleh penggunaan alat transfusi darah berulang atau tidak steril. Penyebab penyakit AIDS ini tentu harus diperhatikan lagi.

- Jarum suntik. Berbagi peralatan obat intravena (jarum dan jarum suntik) yang terkontaminasi membuat seseorang berisiko tinggi terhadap HIV dan penyakit menular lainnya, seperti hepatitis.

- Selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Ibu yang terinfeksi dapat menularkan virus ke bayinya. Ibu HIV-positif yang mendapatkan pengobatan untuk infeksi selama kehamilan dapat secara signifikan menurunkan risiko pada bayi.

Gejala HIV/AIDS Tahap Pertama

Dilansir dari Healthline, minggu pertama setelah seseorang tertular HIV disebut tahap infeksi akut. Pada masa ini virus bereproduksi dengan cepat. Sistem kekebalan seseorang merespons dengan memproduksi antibodi HIV, protein yang melawan infeksi.

Selama tahap ini, beberapa orang tidak memiliki gejala pada awalnya. Namun, banyak orang mengalami gejala pada bulan pertama atau kedua setelah tertular virus. Gejala tahap akut bisa sangat mirip dengan flu atau virus musiman lainnya. Gejala bisa ringan hingga parah serta datang dan pergi. Gejala awal ini dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu.

Gejala awal HIV dapat meliputi:

- Demam,

- Panas dingin,

- Pembengkakan kelenjar getah bening,

- Sakit dan nyeri umum,

- Ruam kulit,

- Sakit tenggorokan,

- Sakit kepala,

- Mual,

- Sakit perut.

Disebabkan karena gejala-gejala ini mirip dengan penyakit umum seperti flu, seseorang mungkin tak segera memeriksakannya. Selama masa ini, HIV juga dapat dengan mudah ditularkan ke orang lain. Gejala HIV awal biasanya sembuh dalam beberapa bulan ketika orang memasuki tahap laten kronis, atau klinis.

Gejala HIV/AIDS Tahap Kedua

Ilustrasi HIV/Aids (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Ilustrasi HIV/Aids (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Pada tahap kedua penderita tidak mengalami gejala apapun dalam jangka waktu yang lama. Pengidap HIV pada tahap ini akan merasa sehat dan baik-baik saja, bahkan tahap ini dapat berlangsung hingga 10 tahun bahkan lebih. Hal ini yang dapat mengecoh penderita sehingga bisa saja penderita telah menularkan HIV melalui aktivitas beresikonya.

Namun, di dalam tubuhnya, virus telah menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh. Di sinilah HIV secara perlahan melumpuhkan sistem daya tahan tubuh penderita, dengan membunuh sel darah putih yang dinamakan CD 4 T cells.

Gejala HIV/AIDS Tahap Ketiga

Setelah HIV berhasil melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, kadar CD 4 T cells sudah menurun dan dapat berada di bawah nilai normal yaitu 200. Pada tahap inilah, pengidap dapat didiagnosa menderita AIDS. Penyakit AIDS ini kemudian akan membuat penderita sangat rentan terserang penyakit mematikan seperti kanker, TB, dan pneumonia.

Pada tahap ketiga muncul gejala yang makin parah di antaranya adalah:

- Demam lebih dari sepuluh hari

- Merasa lelah setiap saat

- Sulit bernapas

- Diare parah

- Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, dan alat vital

- Muncul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang

- Hilang nafsu makan sehingga berat badan turun drastis

Pengobatan HIV/AIDS

Ilustrasi HIV/AIDS
Ilustrasi HIV/AIDS (Liputan6.com/Andri WIranuari)

Tes darah memungkinkan dokter untuk menentukan apakah kamu terinfeksi virus HIV. Keakuratan tes bergantung pada waktu paparan terakhir untuk HIV (hubungan seks tanpa kondom, berbagi jarum).

Jika pernah melakukan berbagai tindakan yang berisiko HIV, kamu bisa terinfeksi virus setiap saat. Oleh karena itu, lebih baik melakukan tes HIV untuk mengetahui status kesehatan kamu. Butuh waktu sekitar 3 bulan untuk antibodi HIV muncul pada tes HIV.

Kemudian jika kamu ternyata mengidap HIV, maka biasanya dokter akan melakukan pengecekan lebih lanjut seperti pengecekan TBC dan lain sebagainya. Setelah itu kamu akan diberi obat ARV yang harus dikonsumsi seumur hidup.

Perlu kamu ketahui juga bahwa HIV tidak bisa disembuhkan atau dihilangkan dari dalam tubuh 100 persen. Fungsi dari mengonsumsi obat ARV adalah untuk menekan pertumbuhan virus HIV sehingga tidak merusak komponen-komponen atau organ dalam tubuh lainnya dan menimbulkan AIDS atau infeksi yang lebih parah.

Maka dari itu hindari segala jenis bentuk penyebab HIV, jangan melakukan hubungan seksual yang berisiko, dan rajinlah untuk tes HIV untuk mengetahui virus tersebut apakah ada dalam tubuhmu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya