Liputan6.com, Jakarta Apa yang dimaksud dengan puisi? Untuk menjawab pertanyaan ini sebenarnya cukup sulit. Apalagi jika mengingat dunia sastra juga berubah, karya sastra juga berkembang ke dalam bentuk-bentuk baru, termasuk puisi.
Baca Juga
Advertisement
Secara sederhana, apa yang dimaksud dengan puisi adalah karya sastra yang berbeda dengan prosa. Jika prosa umumnya berbentuk naratif dan ditulis dengan bentuk yang panjang, puisi bersifat lebih padat dan ditulis dengan dengan diksi yang dirangkai sedemikian rupa.
Pemilihan diksi yang sedemikian rupa ini biasanya bertujuan menciptakan bunyi yang indah dengan orkestrasi bunyi, seperti rima, aliterasi, dan asonansi. Meski demikian, beberapa puisi tidak ditulis dengan diksi-diksi yang menciptakan orkestrasi bunyi.
Dari segi isinya, apa yang dimaksud dengan puisi biasanya berisi tentang ungkapan hati, gagasan, bahkan imajinasi penulisnya. Umumnya, puisi diungkapkan dengan gaya bahasa yang implisit, konotatif, dan menggunakan berbagai macam majas.
Menurut Guru Besar Fakultas Pendidikan UNS, Herman J. Waluyo, puisi adalah karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan si penyair dengan cara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa.
Lebih lanjut, penulis buku Teori dan Apresiasi Puisi itu mengungkapkan bahwa puisi adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.
Itu hanyalah salah satu pengertian singkat dari puisi. Ada banyak pengertian puisi yang diungkapkan oleh para ahli yang akan menjadi pembahasan selanjutnya dalam artikel ini.
Apa yang dimaksud dengan puisi?
Apa yang dimaksud dengan puisi bisa saja berbeda menurut para ahli. Perbedaan ini karena karya sastra puisi memang telah berkembang. Sebelumnya ada puisi lama seperti pantun, gurindam, dan sebagainya. Kemudian ada puisi baru.
Perkembangan puisi ini tentu menimbulkan perbedaan pengertian dari para ahli. Meski demikian, hal itu tidak akan mengurangi hakikat dari puisi. Apa yang dimaksud dengan puisi akan dijelaskan oleh sejumlah pendapat dari para ahli, seperti yang sudah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber.
1. Rahmat Joko Pradopo
Puisi adalah ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, ia mampu membangkitkan imajinasi panca indera dalam suasana yang berirama.
2. Anne Rouse
Puisi adalah intensitas di pusat kehidupan, dan tentang kerumitan berekspresi tanpa apresiasi dari mereka, orang yang dikutuk untuk emosi sederhana dan eskpresi mentah
3. Jason Stone
Apa itu puisi adalah untuk mengekspresikan perasaan dan ide-ide dengan cepat dan mengesankan, untuk berbagi perasaan dan ide dengan sahabat, dan juga dengan mati dan dengan orang-orang untung datang setelah kami.
4. Vicil C. Coulter
Puisi adalah teknologi, dengan menggunakan tubuh manusia sebagai media perantara, berevolusi untuk keperluan spesifik; untuk menahan hal dalam memori, baik dalam maupun di luar rentang kehidupan individu, untuk mencapai intensitas dan daya tarik sensual.
5. Waluyo
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif)
6. H. B. Jassin
Puisi adalah perasaan yang didalamnya mengandung fikiran-fikiran dan tanggapan-tanggapan.
7. Shahnon Ahmad
Puisi adalah unsur-unsur berupa emosi, imajinasi,pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur
8. Samad Said
Puisi adalah satu pernyataan dan pandangan hidup seorang penyair yang memandang sesuatu peristiwa alam dengan ketajaman perasaannya
9. Pradopo
Puisi adalah aktivitas yang bersifat pencurahan jiwa yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif
10. Putu Arya Tirtawirya
Puisi adalah ungkapan secara implisit dan samar, dengan makna yang tersirat, dimana kata-katanya condong pada makna konotatif.
11. Carol Sebuah Duffy
Puisi adalah pakaian perasaan; karya sastra dari mana kata-kata tampaknya dibuat khusus dari memori atau keinginan.
12. Aristoteles
Puisi adalah fragmen yang ada penyair yang menggambarkan tiga genre puisi adalah epik, komik, yang tragis dan mengembangkan aturan untuk membedakan puisi kualitas tertinggi setiap genre, berdasarkan tujuan yang mendasari genre.
13. Paul Valery
Puisi adalah seni didasarkan pada bahasa, namun puisi memiliki maknya yang lebih umum yang sulit untuk menentukan karena kurang menentukan; puisi juga mengungkapkan keadaan pikiran tertentu.
14. William Wordsworth
Puisi adalah overflow spontan perasaan kuat, yang diperlukan berasal dari emosi teringat dalam ketenangan, emosi yang dimaksud sampai oleh suatu jenis reaksi, ketenangan secara bertahap menghilang, dan emosi, kerabat itu yang merupakan subjek kontemplasi, diproduksi secara bertahap, dan tidak itu sendiri sebenarnya ada dalam pikiran.
15. John Keats
Puisi adalah suatu usaha untuk membaca indah dari membayangkan narasi proses pemikiran atau logis. Dan tidak menyiratkan puisi yang tidak masuk akal atau tidak memiliki narasi
16. Herman J. Waluyo
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
17. Watt Dunton
Puisi adalah ekspresi yang kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.
18. Kamus Istilah Sastra Sudjiman
Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mata, rima, serta penyusunan larik dan bait.
19. Muhammad H. Salleh
Puisi adalah bentuk sastra yang kental dengan musik bahasa serta kebijaksanaan penyair dan tradisinya. Dalam segala kekentalan itu, maka puisi setelah dibaca akan menjadikan kita lebih bijaksana.
20. Arlington Robinson
Puisi adalah bahasa yang menyampaikan sesuatu yang sukar hendak dinyatakan, tidak kira sama ada puisi itu benar atau sebaliknya.
Advertisement
Unsur-Unsur Puisi
Puisi memiliki dua unsur, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang ada di dalam puisi yang membentuk struktur puisi. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar puisi.
1. Unsur Intrinsik Puisi
- Diksi
Pemilihan kata dengan mempertimbangkan makna, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam suatu puisi keseluruhan.
- Imaji atau daya bayang
Membangun puisi dengan menggunakan kata-kata yang konkret dan khas untuk menimbulkan imaji visual, auditif, ataupun taktil.
- Majas atau gaya bahasa
Bahasa yang dipakai penyair untuk mengungkapkan suatu ide dengan cara yang tidak biasa, atau kata bermakna kiasan.
- Bunyi
Kata-kata tertentu sehingga menimbulkan efek nuansa tertentu.
- Rima
Persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang bertujuan menimbulkan efek keindahan.
- Ritme
Dinamika suara dalam puisi agar tidak dirasa monoton bagi penikmat puisi. Tema adalah ide atau gagasan pokok yang ingin disampaikan pengarang.
2. Unsur Ekstrinsik Puisi
Unsur ekstrinsik puisi terdiri dari aspek historis, aspek psikologis, aspek filsafat, dan aspek religius. Aspek historis adalah unsur kesejarahan puisi. Aspek psikologis adalah aspek Kejiwaan pengarang yang termuat dalam puisi.
Aspek filsafat adalah berkaitan erat dengan karya sastra secara keseluruhan. Aspek religius adalah mengacu pada tema yang umum diangkat dalam puisi oleh penyair.
Puisi Lama dan Puisi Baru
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, karya sastra juga mengalami perkembangan. Puisi juga berkembang sehingga muncul istilah puisi baru dan puisi lama.
Adapun puisi baru memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakannya dengan puisi lama. Ciri-ciri puisi baru antara lain adalah sebagai berikut:
1. Nama pengarang jelas.
2. Secara lisan maupun tertulis.
3. Tidak terikat aturan rima, jumlah baris, dan suku kata.
4. Mempunyai bentuk yang rapi dan simetris.
5. Persajakan akhir yang teratur.
6. Majas dinamis dan berubah-ubah.
7. Berisi tentang sebuah kehidupan.
8. Memakai pola sajak pantun dan syair meskipun dengan pola yang lain.
9. Umumnya puisi 4 seuntai.
10. Di setiap baris atasnya sebuah gatra atau kesatuan sintaksis.
11. Di setiap gatra terdiri dua kata, pada umumnya 4 sampai 5 suku kata.
Sedangkan puisi lama memiliki ciri:ciri seperti berikut:
1. Puisi lama memiliki ciri-ciri puisi yang biasanya berisi puisi rakyat dan tidak ada nama pengarangnya.
2. Masih terikat aturan seperti jumlah baris setiap bait, sajak, serta jumlah suku kata pada setiap baris.
3. Biasanya disampaikan dari mulut ke mulut atau disebut sastra lisan.
4. Menggunakan majas tetap dan klise.
5. Berisi cerita kerajaan, fantastis, serta istanasentris.
Advertisement
Macam-Macam Puisi dan Contohnya
Jenis Puisi
1. Talibun
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 12 baris. Pada talibun, tiap bait dibagi menjadi sampiran dan isi. Pembagian baris sampiran dan baris isi ditentukan oleh jumlah baris keseluruhan yang kemudian dibagi menjadi dua.
Contoh talibun:
Burung elang terbang tinggi
Membidik mangsa di daratan Jawa
Makanan hilang di tengah rawa
Wahai kalian para muda mudi
Jangan lengah dan terperdaya
Dengan rayuan sesat dunia
2. Karmina
Karmina adalah pantun kilat. Karmina mirip seperti pantun tetapi lebih pendek. Karmina terdiri atas dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi. Karmina memiliki sajak lurus a-a. Pantun pendek ini disampaikan untuk menyindir secara langsung.
Contoh karmina:
Pak Sulam pergi ke Cina
Selamat malam buat yang di sana
3. Syair
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab. Syair termasuk macam puisi lama yang berasal dari Persia dan dibawa ke dalam sastra Indonesia bersama dengan masuknya ajaran Islam ke Indonesia. Ciri dari syair adalah tiap bait terdiri atas 4 baris, bersajak a-a-a-a. Syair berisi nasihat atau cerita.
Contoh syair:
Apabila engkau kesulitan
Dan menerima segala cobaan
Memohonlah kepada Tuhan
Pasti Tuhan mengabulkan
Ilmu bukanlah untuk harta semata,
Ilmu tak akan lekang oleh usia,
Sebab ilmu akan membuatmu terjaga,
Dan ilmu akan membuatmu dewasa,
4. Seloka
Seloka adalah pantun berkait. Bait dalam seloka saling sambung-menyambung. Baris pertama dan ketiga pada bait kedua menggunakan isi yang sama dengan baris kedua dan keempat dari bait pertama. Pola ini digunakan secara terus-menerus pada bait berikutnya.
Seloka merupakan salah satu macam puisi Melayu klasik yang berisikan pepatah atau perumpamaan. Pesan yang disampaikan di dalam seloka dapat berupa candaan, sindiran atau ejekan. Biasanya terdiri atas 4 larik yang berima a-a-a-a.
Contoh seloka:
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang
5. Gurindam
Gurindam adalah macam puisi lama yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a, b-b, c-c, berisi nasihat. Gurindam memadukan antara sajak dan peribahasa. Baris pada gurindam disebut sebagai syarat dan akibat. Baris pertama membahas tentang persoalan, masalah atau perjanjian, sedangkan baris kedua memberitahukan jawaban atau penyelesaian dari bahasan pada baris pertama.
Contoh gurindam:
Jika belajar besungguh-sungguh
Keberhasilan akan kau rengkuh
Jangan hanya pandai saja di benak
Namun juga harus pandai di tindak
Kalau engaku tidak tahu
Maka harus cari ilmu
6. Pantun
Macam puisi yang pertama adalah pantun. Pantun berasal dari bahasa Minangkabau patuntun yang berarti petuntun. Pantun adalah macam puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat baris. Setiap barisnya terdiri atas 8–12 suku kata. Pantun bercirikan bersajak a-b-a-b. 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.
Contoh pantun:
Pergi ke pantai siang bolong
Pakai motor punya si Parman
Janganlah kau suka berbohong
Jika tidak ingin dijauhi teman
7. Mantra
Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Penulisan mantra berbentuk bait dengan keberadaan rima yang tidak menentu. Mantra lebih mengutamakan irama dibandingkan rima. Biasanya kata-kata yang digunakan di dalam mantra adalah metafora dan dianggap memiliki kekuatan magis atau doa.
Penggunaan mantra merupakan bagian dari budaya Indonesia. Dalam masyarakat Melayu, mantra digunakan untuk keperluan adat dan kepercayaan mistis dan jarang digunakan sebagai karya sastra.
Contoh mantra:
InsyaAllah… Wabarakallah…
Nangis jangan sejadi-jadinye
Marah jangan sengamuk-ngamuknye
Otak jangan selupe-lupenye.
Hati jangan sekosong-kosongnye.
Darah jangan sekotor-kotornye.
Puah! Alhamdulillah
(dikutip dari Sapardi Djoko Damono “Bilang Begini Maksudnya Begitu.” (2016))