15 Penyebab Konstipasi Serta Cara Mencegahnya yang Perlu Diketahui

Penyebab konstipasi, salah satunya karena tubuh kekurangan serat.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 18 Agu 2022, 16:20 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2022, 16:20 WIB
Konstipasi
Konstipasi

Liputan6.com, Jakarta Konstipasi adalah keadaan di mana seseorang mengalami kesulitan waktu defekasi dengan feses yang keras juga kering, serta frekuensi buang air yang kurang dari 3 kali dalam seminggu. Konstipasi sebenarnya adalah suatu gejala dibanding sebagai suatu penyakit tersendiri. Masalah konstipasi tidak hanya dapat terjadi pada orang dewasa saja, namun kondisi ini juga kerap dialami anak-anak. Penyebab konstipasi terjadi karena tubuh kekurangan cairan juga serat.

Kurangnya asupan serat kerap dapat memicu terjadinya konstipasi. Namun ternyata tak hanya itu, akan tetapi masih banyak penyebab konstipasi lainnya yang sering dialami. Ciri-ciri seseorang mengalami konstipasi biasanya perut akan terasa keras saat diraba, di mana terjadi penumpukan massa feses. 

Penyebab konstipasi bisa dicegah dengan mencari tahu sebanyak mungkin, mengenai apa saja yang menjadi penyebab orang mengalami konstipasi agar kamu bisa mencegahnya sedini mungkin. Namun ketika sudah mengalami keadaan yang lebih serius, maka perlu untuk melakukan konsultasi agar mendapatkan penanganan yang tepat. 

Berikut ini penyebab konstipasi serta cara mencegahnya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (18/8/2022). 

Penyebab Konstipasi

Ilustrasi Kehamilan
Ilustrasi kehamilan. (dok. Unsplash.com/@by_syeoni)

1. Kehamilan

Kehamilan merupakan salah satu penyebab konstipasi umum yang terjadi pada wanita. Setidaknya dua dari lima ibu hamil bisa mengalami susah buang air besar. Sembelit pada ibu hamil disebabkan oleh tubuh yang memproduksi lebih banyak hormon progesteron. Hormon ini membuat otot usus akan lebih sulit untuk berkontraksi. Susah buang air besar juga disebabkan oleh perubahan fisiologis dan anatomis yang memengaruhi pencernaan. 

2. Pasca-persalinan

Pada wanita, selain masa kehamilan, penyebab konstipasi juga bisa terjadi karena pasca-persalinan. Setelah melahirkan, tubuh akan kembali mengalami perubahan, sehingga proses pemulihan, perubahan jam tidur, stres, dehidrasi, kurang serat, kurang pergerakan, dan pengobatan medis bisa menyebabkan sembelit. 

3. Menstruasi

Sembelit selama masa menstruasi bisa terjadi akibat fluktuasi hormon progesteron dan estrogen. Oleh karena itu, sebelum menstruasi dimulai, progesteron menumpuk di tubuh. Ini dapat memperlambat sistem pencernaan yang bisa menyebabkan sembelit sebelum dan selama menstruasi.

4. Menopause

Susah buang air besar juga bisa dialami mulai dari perimenopause hingga pascamenopause. Hormon estrogen yang berfungsi untuk menjaga kadar kortisol tetap rendah akan menurun ketika wanita ada dalam masa menopause. Kadar kortisol yang baik bisa memperlambat proses pencernaan, memperpanjang jumlah waktu yang dibutuhkan untuk makanan untuk dipecah, sehingga membuat tinja lebih sulit untuk dikeluarkan. 

 

 

Penyebab Konstipasi

Sulit BAB? Coba Pijat Bagian Tubuh Ini
Ilustrasi BAB. (Foto: Women's Health)

5. Kondisi medis yang memengaruhi pencernaan

Kondisi medis yang memengaruhi pencernaan juga menjadi salah satu penyebab konstipasi. Hal ini termasuk kondisi neurologis seperti Multiple sclerosis, penyakit Parkinson hingga penyakit stroke. Kondisi yang melibatkan fungsi hormonal, elektrolit, atau fungsi ginjal seperti diabetes. Penyumbatan usus, penyakit celiac, IBD, dan kondisi peradangan lainnya.

6. Sering menahan BAB

Kebiasaan menahan BAB ternyata juga bisa menjadi penyebab konstipasi. Jika seseorang mengabaikan dorongan untuk buang air besar, maka dorongan tersebut dapat hilang secara bertahap sampai mereka tidak lagi merasa perlu untuk buang air besar. Semakin lama ditahan, tinja akan menjadi lebih kering dan keras, sehingga dapat meningkatkan risiko impaksi tinja.

7. Makan terlalu cepat

Makan secara terburu-buru membuat tubuh tidak siap untuk mencerna makanan dengan baik. Tubuh mungkin akan beradaptasi, tetapi proses pencernaannya tidak akan bekerja pada 100 persen. Jadi potongan makanan yang lebih besar tidak akan terurai atau diserap seluruhnya sebelum pindah ke usus besar. Hasil akhirnya adalah pencernaan yang buruk, karena sumber daya tubuh digunakan untuk melawan tekanan daripada mencerna. 

Penyebab Konstipasi

Fungsi Usus Halus dalam Pencernaan
Fungsi Usus Halus dalam Pencernaan sumber: Pixabay

8. Perubahan rutinitas

Perubahan rutinitas juga menjadi salah satu penyebab konstipasi. Ketika bepergian misalnya, rutinitas bisa berubah. Hal seperti ini pada akhirnya memengaruhi sistem pencernaan. Dilansir dari Medical News Today, sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa 9% orang akan mengalami sembelit ketika mereka pergi ke negara lain. Makan, tidur, dan menggunakan kamar mandi pada waktu yang berbeda dari biasanya juga dapat meningkatkan risiko sembelit.

9. Terlalu sering menggunakan obat pencahar

Obat pencahar dapat membantu buang air besar, akan tetapi penggunaan obat pencahar tertentu secara teratur dapat memungkinkan tubuh untuk terbiasa dengan tindakannya. Hal ini dapat menyebabkan seseorang untuk terus menggunakan obat pencahar ketika mereka tidak lagi membutuhkannya. I

10. Sindrom iritasi usus

Salah satu yang menjadi penyebab konstipasi adalah sindrom iritasi usus. Orang dengan sindrom iritasi usus besar memiliki risiko lebih tinggi mengalami sembelit. Kondisi ini merupakan gangguan pencernaan jangka panjang, dan gejala yang sering dialami penderita sindrom iritasi usus adalah susah buang air besar, kram, sakit perut, kembung, gas, dan diare.

Penyebab Konstipasi

ilustrasi makanan berserat atasi sembelit/pexels
ilustrasi makanan berserat atasi sembelit/pexels

11. Kurang serat

Penyebab konstipasi biasanya terjadi karena tubuh mengalami kekurangan asupan serat makanan. Serat memiliki peran yang sangat penting untuk pergerakan pencernaan. Serat bisa mendorong kotoran dan mempercepat perjalanannya melewati usus. Makanan berserat tinggi salah satunya adalah sayur, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

12. Kurang cairan

Ketika tubuh kurang minum juga bisa jadi penyebab konstipasi atau sembelit. Jika tubuh tidak memiliki cukup air, usus besar tidak dapat mencerna makanan dengan baik. Oleh karena itu, dengan minum air yang cukup secara teratur, dapat membantu mengurangi risiko sembelit.

13. Kurang aktif

Rendahnya aktivitas fisik juga dapat menjadi penyebab konstipasi atau susah buang air besar. Kurang olahraga bisa mengganggu fungsi pencernaan. Selain itu, gaya hidup yang kurang aktif juga menyebabkan penurunan metabolisme yang berisiko pada obesitas.

14. Duduk terlalu lama

Duduk terlalu lama termasuk dalam pola hidup yang tidak aktif. Tetap dalam posisi duduk untuk waktu yang lama akan mengangkat usus besar, serta menghambat BAB yang menyebabkan sembelit.

15. Usia

Seiring bertambahnya usia, orang akan lebih sering mengalami sembelit. Penyebab sembelit ini biasanya terjadi karena seiring bertambahnya usia, makanan membutuhkan waktu lebih lama untuk melewati saluran pencernaan.

Cara Mengatasi Konstipasi

Ilustrasi kacang dan biji berserat tinggi
Ilustrasi kacang dan biji berserat tinggi. (Photo by Maddi Bazzocco on Unsplash)

Melansir dari Medical News Today, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah konstipasi. 

1. Minum Sparkling Water

Dengan mengonsumsi cairan dalam jumlah cukup, dapat membantu melancarkan pencernaan yang mampet. Sparkling water yang menurut salah satu penelitian bisa membantu mengatasi konstipasi atau sembelit lebih baik daripada air biasa. Tetapi sebaiknya jangan pilih minuman berkarbonasi dengan gula tinggi. 

2. Konsumsi Serat Prebiotik

Konsumsi lebih banyak serat, terutama serat prebiotik yang tidak mudah dicerna dapat membantu mengatasi konstipasi. Serat prebiotik akan disimpan di dalam usus dan difermentasi, memberi makan bakteri baik yang bertugas melancarkan pencernaan di dalam usus. Serat prebiotik bisa ditemukan di dalam pisang, bawang merah, bawang putih, kulit apel, dan kacang-kacangan.

3. Konsumsi Makanan yang Mengandung Probiotik

Makanan yang mengandung akan bakteri baik (probiotik) seperti yogurt, sauerkraut, tapai, dan kimchi, bisa membantu untuk melancarkan pencernaan yang terganggu. Selain itu, dengan mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik seperti yogurt juga bisa mengatasi konstipasi dengan memproduksi lactic acid dan asam lemak yang mampu merangsang pergerakan usus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya