5 Penyebab Krisis Moneter di Indonesia 1997-1998, Kesalahan Pemerintah dan Utang Swasta

Berikut adalah 5 faktor penyebab krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada 1997-1998.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 01 Sep 2022, 17:30 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2022, 17:30 WIB
Ilustrasi Krisis Ekonomi.Dok Unsplash
Ilustrasi Krisis Ekonomi.Dok Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Penyebab krisis moneter di Indonesia pada 1997 salah satunya adalah merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Setidaknya itu yang diungkapkan Lepi T. Tarmidi, dalam artikel ilmiahnya yang berjudul Krisis Moneter Indonesia: Sebab, Dampak, Peran IMF dan Saran.

Dalam artikel yang dimuat dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, edisi Maret 1999 itu, merosotnya nilai tukar rupiah dinilai sebagai faktor utama penyebab krisis moneter di Indonesia pada 1997.

Meski demikian, Tarmidi juga mengungkapkan bahwa merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar bukan satu-satunya faktor penyebab krisis moneter di Indonesia pada 1997.

Ada sejumlah faktor lain yang menjadi penyebab krisis panjang itu, di antaranya adalah utang swasta luar negeri, kelemahan sistem perbankan, masalah pemerintahan, dan politik.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai penyebab krisis moneter di Indonesia pada 1997, berikut adalah ulasan singkat mengenai peristiwa tersebut, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (1/9/2022).

Krisis Moneter di Indonesia 1997-1998

Seperti yang telah banyak diketahui, krisis moneter di Indonesia pada 1997 hingga 1998 telah menjadi salah satu bagian dari sejarah berdirinya Indonesia.

Salah satu fenomena krisis ekonomi terparah di Indonesia ini ditandai dengan merosotnya sendi-sendi perekonomian termasuk perbankan yang diakibatkan oleh nilai tukar rupiah yang jatuh terhadap nilai tukar dolar.

Hal ini memicu inflasi yang tidak terkendali sehingga harga kebutuhan naik hingga tak terjangkau daya beli masyarakat. Situasi ini berlangsung cukup lama hingga puncaknya memicu situasi politik yang memanas pada 1998.

Lalu apa yang menjadi penyebab krisis moneter di Indonesia pada saat itu? Ada banyak teori dan analisa mengenai faktor penyebab krisis moneter yang terjadi pada saat itu.

Penyebab Krisis Moneter di Indonesia 1997-1998

BI Himbau Money Changer Tak Lakukan Transaksi Berlebihan
Kepolisian akan menjadikan lima kota tersebut sebagai daerah prioritas yang akan diawasi secara lebih ketat dalam transaksi valas.

Dalam artikel ilmiah Krisis Moneter Indonesia: Sebab, Dampak, Peran IMF dan Saran, disebutkan ada 5 faktor penyebab krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada 1997. Lima faktor itu adalah, merosotnya nilai tukar rupiah, akumulasi utang luar negeri swasta, kesalahan pemerintah dan sistem perbankan, dan ketidakpastian politik.

1. Merosotnya Nilai Tukar Rupiah

Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar disinyalir menjadi faktor utama penyebab krisis moneter. Nilai tukar rupiah yang dapat merosot ini, menurut Tarmidi, diakibatkan oleh sistem devisa bebas tanpa pengawasan yang memadai. Akibatnya banyak pihak yang dapat bermain di pasar valas.

Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar ini disebabkan oleh sejumlah faktor, salah satunya permainan spekulan dari dalam dan luar negeri. Para spekulan ini pun tidak semata-mata menggunakan dananya sendiri, melainkan meminjam dana dari sistem perbankan untuk bermain.

2. Akumulasi Utang Luar Negeri Swasta

Lebih lanjut, Tarmidi mengungkapkan bahwa faktor lain yang menjadi penyebab krisis moneter di Indonesia pada 1997 adalah utang luar negeri swasta. Utang luar negeri swasta menjadi salah satu faktor yang membuat nilai rupiah dapat ditekan, karena tidak tersedia cukup devisa untuk membayar utang yang jatuh tempo beserta bunganya.

Akumulasi utang swasta luar negeri sejak awal tahun 1990-an telah mencapai jumlah yang sangat besar, bahkan sudah jauh melampaui utang resmi pemerintah pada saat itu.

3. Kesalahan Pemerintah dan Sistem Perbankan

Kesalahan pemerintah adalah telah memberi sinyal yang salah kepada pelaku ekonomi dengan membuat nilai rupiah terus-menerus melebihi semestinya, dan suku bunga rupiah yang tinggi, sehingga pinjaman dalam rupiah menjadi relatif mahal dan pinjaman dalam mata uang asing menjadi relatif murah.

Sebaliknya, tingkat bunga di dalam negeri dibiarkan tinggi untuk menahan pelarian dana ke luar negeri, agar masyarakat mau mendepositokan dananya dalam rupiah.

Keadaan ini menguntungkan pengusaha selama tidak terjadi devaluasi dan ini terjadi selama bertahun-tahun sehingga memberi rasa aman untuk terus meminjam dari luar negeri dalam jumlah yang semakin besar.

Dengan demikian pengusaha hanya bereaksi atas sinyal yang diberikan oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah sama sekali tidak melakukan pengawasan terhadap utang-utang luar negeri ini, kecuali yang berkaitan dengan proyek pemerintah dengan dibentuknya tim PKLN.

Penyebab Krisis Moneter di Indonesia 1997-1998

Nilai Rupiah Terus Terpuruk
Warga melakukan penukaran mata uang asing di valas Ayu Masagung, Jakarta, Senin (9/3/2015). Pada awal perdagangan rupiah dibuka pada level 12.994 atau melemah 18 poin dibanding penutupan akhir pekan lalu di posisi 12.976. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

4. Situasi Politik

Ketidakpastian politik menghadapi Pemilu sebelumnya, serta pertanyaan mengenai kesehatan Presiden Soeharto pada waktu itu juga disinyalir menjadi salah satu penyebab krisis moneter.

banyaknya aksi demo besar-besaran yang dipicu kelangkaan bahan pokok terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini membuat Indonesia kehilangan kepercayaan dari investor asing.

Selain karena masalah nilai tukar rupiah yang menurun, situasi politik yang tidak stabil jelas membuat investor asing enggan menanamkan modalnya di Indonesia.

5. IMF Menunda Bantuan

IMF tidak membantu sepenuh hati dan terus menunda pengucuran dana bantuan yang dijanjikannya dengan alasan pemerintah tidak melaksanakan 50 butir kesepakatan dengan baik. Negara-negara sahabat yang menjanjikan akan membantu Indonesia juga menunda mengucurkan bantuannya menunggu sinyal dari IMF, padahal keadaan perekonomian Indonesia semakin terpuruk saat itu.

Demikian adalah sejumlah penyebab krisis moneter yang terjadi di Indonesia. Diharapkan hal semacam ini tidak akan terjadi lagi di masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya