Ciri-Ciri Gurindam, Jenis, dan Contohnya dalam Bahasa Indonesia

Ciri-ciri gurindam perlu dikenali agar kamu bisa membedakannya dengan karya sastra lainnya.

oleh Husnul Abdi diperbarui 26 Okt 2022, 13:25 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2022, 13:25 WIB
Ciri-Ciri Gurindam
Ciri-Ciri Gurindam Credit: pexels.com/Ylanite

Liputan6.com, Jakarta Ciri-ciri gurindam perlu dipahami sebagai salah satu karya sastra. Pasalnya, gurindam merupakan puisi lama yang cukup mirip dengan pantun atau bahkan puisi. Walaupun karya sastra ini sudah cukup jarang terdengar, kamu tetap perlu memahaminya.

Gurindam adalah puisi lama yang menggunakan perumpamaan layaknya pantun. Perbedaan yang bisa kamu kenali dari gurindam dengan pantun adalah gurindam terdiri dari dua baris sedangkan pantun empat baris.

Ciri-ciri gurindam perlu dikenali agar kamu bisa membedakannya dengan karya sastra lainnya. Gurindam cukup sederhana dengan dua baris saja, namun biasanya memiliki makna yang dalam dan nasihat yang baik untuk kehidupan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (26/10/2022) tentang ciri-ciri gurindam.

Definisi Gurindam

Ilustrasi buku. ©2022 Merdeka.com/pixabay
Ilustrasi buku. ©2022 Merdeka.com/pixabay

Sebelum mengenali ciri-ciri gurindam, kamu tentu perlu memahami definisinya terlebih dahulu. Istilah gurindam berasal dari bahasa Sankrit atau Sansekerta, Kirindam, yang artinya adalah perumpamaan. Gurindam umumnya berisikan nasehat atau semacam kata-kata mutiara. Menurut para ahli, pengertian gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Melayu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian gurindam adalah sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat (misalnya baik-baik memilih kawan, salah-salah bisa jadi lawan). Ciri-ciri gurindam adalah berisikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a, b-b, c-c, dan berisi nasihat. Gurindam memadukan antara sajak dan peribahasa.

Baris pada gurindam disebut sebagai syarat dan akibat. Baris pertama membahas tentang persoalan, masalah atau perjanjian, sedangkan baris kedua memberitahukan jawaban atau penyelesaian dari bahasan pada baris pertama.

Contoh gurindam:

Jika belajar besungguh-sungguh

Keberhasilan akan kau rengkuh

 

Jangan hanya pandai saja di benak

Namun juga harus pandai di tindak

 

Kalau engaku tidak tahu

Maka harus cari ilmu

Ciri-Ciri Gurindam

Ciri-Ciri Gurindam
Ciri-Ciri Gurindam. (dok. Foto Álvaro Serrano/Unsplash)

Sebagian ciri-ciri gurindam sudah disebutkan pada pembahasan sebelumnya. Ciri-ciri gurindam ini bisa menjadikan pembeda dengan karya sastra lainnya. Jadi, dengan memahami ciri-ciri gurindam, kamu bisa langsung mengenalinya saat melihat contohnya.

Berikut ciri-ciri gurindam:

- Gurindam memiliki dua buah baris pada setiap baitnya.

- Setiap baris terdapat 10 sampai dengan 14 kata.

- Terdapat hubungan sebab akibat pada tiap barisnya.

- Pada setiap baris memilki rima maupun saja A-A, B-B, C-C, D-D dan seterusnya.

- Isi kesimpulan atau maksud dari gurindam terdapat pada baris kedua.

- Isi keimpulan atau maksud berbentuk nasehat, filosofi, atau sebagainya.

Gurindam Berangkai dan Contohnya

Ilustrasi menulis Credit: pexels.com/Suzy
Ilustrasi menulis Credit: pexels.com/Suzy

Pengertian gurindam berangkai adalah salah satu bentuk gurindam yang bercirikan dengan tutur yang sama pada baris pertama di setiap baitnya. Ciri-ciri gurindam berangkai ditandai dengan adanya keterkaitan bait pertama dengan bait seterusnya. Tak seperti pantun yang pada tiap baitnya tak berkaitan. Justru gurindam ini lebih menekankan keterkaitan sehingga pesan bisa sampai lebih mendalam.

Contoh 1:

Lakukan saja apa yang menurutmu benar

Lakukan saja apa yang menurutmu pantas.

Hidup hanya bergantung pada hati

Karena hidup hanya sesaat dan kemudian mati.

Bukalah pintu cinta dihatimu

Jangan pintu cinta dimatamu.

 

Contoh 2:

Sebelum berbicara pikir dahulu

Agar tak melukai hati temanmu

Kalau berbicara semaumu

Tentulah banyak orang yang membencimu

 

Contoh 3:

Siapa tak ingin sesat dunia akhirat

Maka cepatlah taubat sebelum terlambat

Tapi siapa yang lekas bertaubat sebelum kiamat

Maka didapatlah itu yang namanya selamat

 

Contoh 4:

Barang siapa tidak memiliki agama

Pastilah sesat hidupnya di dunia

Barang siapa yang hidupnya tidak ingin sesat di dunia dan akhirat

Maka cepat-cepatlah bertaubat sebelum terlambat

Gurindam Berkait

Ilustrasi menulis Credit: pexels.com/Suzy
Ilustrasi menulis Credit: pexels.com/Suzy

Pengertian gurindam berkait adalah salah satu bentuk gurindam yang ditandai dengan adanya hubungan satu sama lain antara bait pertama dengan bait-bait berikutnya. Ciri-ciri gurindam berangkai ditandai dengan adanya kata yang sama pada baris pertama dan tiap baitnya. Lebih berima seperti puisi tetapi strukturnya mirip dengan pantun.

Contoh 1:

Siapa yang enggan sesat dunia akhirat

Maka cepat-cepatlah bertaubat sebelum terlambat.

Jika segera bertaubat sebelum akhir zaman

Maka akan mendapatkan yang namanya selamat.

Apabila tidak suka memberi

Maka janganlah suka mencaci.

 

Contoh 2:

Temukan apa yang dimaksud sahabat

Temukan apa yang dimaksud maksiat

Janganlah menjadi orang yang memelas

Nanti kamu menjadi orang yang malas

 

Contoh 3:

Jika bekerja tidak berhati lurus

Pikiran akan menjadi tergerus

Jika pikiran selalu tergerus

Pikiran tak karuan tubuh menjadi kurus

 

Contoh 4:

Apabila selalu mencela orang

Tandanya dia bermain curang

Jika Anda bermain curang

Tentulah lawan menjadi berang

Gurindam Dua Belas

Ilustrasi menulis
Ilustrasi menulis. (Photo by rishi on Unsplash)

Pengarang gurindam yang terkenal dan orang pertama yang menjelaskan definisi gurindam secara lengkap adalah Raja Ali Haji. Raja Ali Haji adalah sastrawan yang memperkenalkan budaya tulis untuk karya sastra yang telah dihasilkannya.

Contohnya dalam pengantar Gurindam Dua Belas, Raja Ali Haji mencantumkan tanggal penulisan karya, menuliskan arti gurindam, perbedaan gurindam dengan syair dan manfaat gurindam.

 

Penggalan gurindam 12

Barangsiapa tiada memegang agama,

sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

 

Barangsiapa mengenal yang empat,

maka ia itulah orang yang ma'rifat.

 

Barang siapa mengenal diri,

maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.

 

Barang siapa mengenal dunia,

tahulah ia barang yang terperdaya.

 

Barang siapa mengenal akhirat,

tahulah ia dunia mudharat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya