Sejarah Hari Perempuan Internasional dan Tema Kesetaraan Gender Tahun 2023

Sejarah Hari Perempuan Internasional dimulai sejak awal 1900-an.

oleh Husnul Abdi diperbarui 08 Mar 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2023, 21:00 WIB
Sejarah Hari Perempuan Internasional
Sejarah Hari Perempuan Internasional. (Photo by starline on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Sejarah Hari Perempuan Internasional perlu dipahami setiap orang. Pasalnya, Hari Perempuan Internasional merupakan hari di mana dunia menghormati pencapaian perempuan dan mempromosikan hak-hak perempuan. Beberapa negara bahkan menetapkannya sebagai hari libur nasional.

Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap tanggal 8 Maret setiap tahunnya. Tujuan Hari Perempuan Internasional yaitu untuk memberikan perhatian pada masalah sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang dihadapi oleh perempuan.

Sejarah Hari Perempuan Internasional dimulai sejak awal 1900-an. Pada tahun-tahun ini masa kersahan besar dan perdebatan kritis terjadi di antara perempuan. Hari Perempuan Internasional ini tentunya memiliki sejarah panjang dalam peringatannya.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (8/3/2023) tentang sejarah Hari Perempuan Internasional.

Sejarah Hari Perempuan Internasional

Ilustrasi Hari Perempuan Internasional
Ilustrasi Hari Perempuan Internasional (dok. Pixabay.com/EyestetixStudio)

Berawal dari Aksi di New York (1908-1909)

Sejarah Hari Perempuan Internasional berawal pada 8 Maret 1908, di mana 15.000 perempuan melakukan aksi di New York City menuntut jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik, dan hak suara.

Kemudian, pada 1909, Partai Sosialis Amerika mendeklarasikan 28 Februari sebagai Hari Perempuan Nasional pertama di Amerika. Sejarah Hari Perempuan Nasional ini terus dirayakan pada Minggu terakhir Februari hingga 1913.

Konferensi Wanita Buruh di Kopenhagen (1910-1911)

Pada 1910, Konferensi Wanita Buruh Internasional kedua diadakan di Kopenhagen. Clara Zetkin, pemimpin 'Women's Office' untuk Partai Sosial Demokrat di Jerman mengajukan gagasan tentang Hari Perempuan Internasional. Clara mengusulkan bahwa setiap tahun di setiap negara harus ada perayaan Hari Perempuan pada hari yang sama untuk mendesak tuntutan perempuan dalam hal kesetaraan. Konferensi yang dihadiri lebih dari 100 perempuan dari 17 negara, mewakili serikat pekerja, partai sosialis, klub perempuan pekerja ini menyambut baik usulan Clara dan menetapkan Hari Perempuan Internasional.

Pada 1911, menyusul keputusan yang disepakati di Kopenhagen, Denmark, Hari Perempuan Internasional dirayakan untuk pertama kalinya di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss. Pada perayaan ini, lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki menghadiri aksi yang mengkampanyekan hak perempuan untuk bekerja, memilih, dilatih, untuk memegang jabatan publik, dan mengakhiri diskriminasi.

Hari Perempuan Internasional Pertama Kali Diperingati pada 8 Maret (1913-1914)

Menjelang Perang Dunia I, wanita Rusia untuk pertama kalinya merayakan Hari Perempuan Internasional. Mereka menandai hari itu dengan melakukan pemogokan untuk memprotes kekurangan makanan, kondisi hidup yang buruk, dan Perang Dunia I. Setelah diskusi, sejarah Hari Perempuan Internasional disepakati untuk diperingati setiap tahun pada 8 Maret.

Pada 1914, lebih banyak wanita di seluruh Eropa mengadakan aksi unjuk rasa untuk berkampanye melawan perang dan untuk mengekspresikan solidaritas wanita.

Sejarah Hari Perempuan Internasional

Ilustrasi Hari Perempuan Internasional, Women's Day
Ilustrasi Hari Perempuan Internasional, Women's Day. (Image by starline on Freepik)

8 Maret Sebagai Hari Perempuan Internasional Ditetapkan oleh PBB (1975-1977)

Hari Perempuan Internasional dirayakan untuk pertama kalinya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 8 Maret 1975. Kemudian pada bulan Desember 1977, Majelis Umum mengeluarkan resolusi yang menyatakan Hari PBB untuk Hak Perempuan dan Perdamaian Internasional, yang akan diperingati setiap hari dalam setahun oleh Negara-negara Anggota sesuai dengan sejarah dan tradisi nasional mereka.

Peluncuran Situs internationalwomensday.com (2001)

Sejarah Hari Perempuan Internasional kemudian kembali digalakkan pada awal tahun 200-an. Pada 2001 situs internationalwomensday.com diluncurkan dengan tujuan khusus untuk lebih menghidupkan kembali Hari Perempuan Internasional. Situs ini merayakan dan memperlihatkan pencapaian wanita sambil melanjutkan seruan untuk mempercepat kesetaraan gender.

100 tahun Hari Perempuan Internasional (2011)

Tahun 2011 merupakan peringatan 100 tahun Hari Perempuan Internasional dengan acara pertama yang diadakan tepat 100 tahun yang lalu pada tahun 1911 di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss.

Sejarah Hari Perempuan Internasional sudah mencapai 100 tahun lebih sekarang ini, dan masih dirayakan dengan penuh semangat oleh para perempuan di seluruh dunia. Jaringan global dengan aktivitas lokal yang kaya dan beragam menghubungkan wanita dari seluruh dunia untuk memperjuangkan kesetaraannya. Hari Perempuan Internasional telah menjadi tanggal untuk merayakan seberapa jauh perempuan telah hadir dalam masyarakat, dalam politik dan ekonomi.

Tema Hari Perempuan Internasional 2023

Ilustrasi Hari Perempuan Internasional, Women's Day
Ilustrasi Hari Perempuan Internasional, Women's Day. (Image by pikisuperstar on Freepik)

Melansir situs UN Women, salah satu entitas PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, Hari Perempuan Internasional 2023 mengusung tema “DigitALL: Innovation and Technology for Gender Equality”.

Tema ini mengangkat permasalahan kesenjangan gender yang terjadi kepada perempuan terhadap akses teknologi. Representasi mereka yang kurang dalam pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering and Math) serta karier di bidang teknologi digital menjadi penghalang utama bagi partisipasi perempuan dalam desain dan tata kelola teknologi. Selain itu, dunia digital juga kurang memberikan keleluasaan pada perempuan akibat ancaman kekerasan online berbasis gender. Ditambah lagi dengan kurangnya bantuan hukum untuk kasus-kasus kekerasan daring.

Di samping itu, teknologi digital membuka jalan baru bagi pemberdayaan perempuan, anak perempuan, dan kelompok terpinggirkan lainnya. Dari pembelajaran digital yang setara gender hingga layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang difasilitasi teknologi, era digital telah menunjukkan peluang yang belum pernah ada sebelumnya untuk menghilangkan segala bentuk kesenjangan dan ketidaksetaraan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya