Doa Itikaf Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan, Ketahui Tata Caranya

Doa itikaf adalah salah satu doa penting yang harus dibaca sebelum dan saat melakukan ibadah itikaf.

oleh Laudia Tysara diperbarui 13 Mar 2023, 15:25 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2023, 15:25 WIB
Itikaf 10 Malam Terakhir Ramadhan di Masjid Pakistan
Umat Muslim membaca al-Quran saat melakukan ibadah itikaf di sebuah masjid, di Lahore, Pakistan, Jumat (22/4/2022). Itikaf adalah adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. (AP Photo/K.M. Chaudary)

Liputan6.com, Jakarta - Itikaf adalah ibadah yang mengharuskan seseorang untuk berdiam diri di masjid atau rumah, semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Doa itikaf adalah salah satu doa penting yang harus dibaca sebelum dan saat melakukan ibadah itikaf, terutama pada malam Lailatul Qadar di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas:

"Sesungguhnya Rasulullah bersabda tentang (tanda-tanda) Lailatul Qadar (yaitu) malam yang mudah, indah, tidak (berhawa) panas atau dingin, matahari terbit (pada pagi harinya) dengan cahaya kemerahan (tidak terik).” (H.R. Bukhari)

Doa itikaf Lailatul Qadar menjadi sebuah permohonan kepada Allah SWT untuk memberikan kekuatan dan kemampuan untuk melakukan ibadah secara khusyuk dan penuh konsentrasi selama itikaf. Secara hukum, Itikaf dianggap sebagai ibadah sunnah, yang berarti bahwa melakukannya tidak diwajibkan.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang doa itikaf Lailatul Qadar di bulan Ramadhan, Senin (13/3/2023).

Itikaf di Bulan Ramadhan

Itikaf 10 Malam Terakhir Ramadhan di Masjid Pakistan
Umat Muslim membaca al-Quran saat melakukan ibadah itikaf di sebuah masjid, di Peshawar , Pakistan, 22 April 2022. Itikaf adalah adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan biasanya dilakukan sepuluh hari terakhir Ramadhan. (AP Photo/Muhammad Sajjad)

Itikaf adalah ibadah yang mengharuskan seseorang untuk berdiam diri di masjid atau rumah, semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Ini adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri dengan Sang Pencipta dan menyatakan kesetiaan kepada-Nya. Meskipun itikaf bisa dilakukan kapan saja, namun lebih dianjurkan untuk melakukannya di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Ini karena pada saat itu orang-orang Muslim sedang merayakan malam Lailatul Qadar. Lailatul Qadr adalah malam yang sangat istimewa dan diberkahi oleh Allah SWT, di mana pahala dari ibadah yang dilakukan di malam itu sama dengan ibadah selama seribu bulan.

Secara hukum, Itikaf dianggap sebagai ibadah sunnah, yang berarti bahwa melakukannya tidak diwajibkan. Namun, Ibnu Al-Mundzir, seorang ulama terkemuka dalam sejarah Islam, menjelaskan bahwa hukum itikaf menjadi wajib jika seseorang bernazar untuk melakukannya.

Nazar adalah janji yang diucapkan dengan sungguh-sungguh untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan ibadah. Oleh karena itu, seseorang yang bernazar untuk melakukan itikaf harus memenuhi janjinya untuk melakukannya.

Itikaf sebenarnya bukan hanya sekadar berdiam diri di masjid atau rumah, tetapi juga mencakup berbagai macam aktivitas ibadah, seperti membaca Al-Quran, berdzikir, berdoa, dan melakukan shalat sunnah. Itikaf bisa dilakukan secara individu atau bersama-sama dengan kelompok, tergantung pada keinginan dan kesempatan masing-masing.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beritikaf setelah kepergian beliau.”

Syarat melakukan itikaf adalah beragama Islam, berakal sehat, dan bebas dari hadas besar. Dalam risalah Imam al-Ghazali berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah) halaman 435, disebutkan cara itikaf di masjid dan rumah untuk adab ada delapan.

Artinya:

"Adab itikaf, yakni: terus menerus berdzikir, penuh konsentrasi, tidak bercakap-cakap, selalu berada di tempat, tidak berpindah-pindah tempat, menahan keinginan nafsu, menahan diri dari kecenderungan menuruti nafsu dan menaati Allah azza wa jalla."

Ini cara itikaf di masjid dan rumah yang dimaksudkan:

1. Berdoa

2. Membaca zikir

3. Bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW

4. Membaca Al-Qur’an ataupun Hadis

5. Jangan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan tidak bermanfaat

6. Mengharap rida dari Allah SWT disertai niat yang bersih

7. Sedikit makan, minum, dan tidur agar lebih khusyuk

8. Menjaga kebersihan dan kesucian diri serta tempat itikaf

Ini Bacaan Doanya

Melihat Umat Muslim Pakistan Itikaf di Bulan Ramadhan
Seorang pria Muslim membaca Alquran di awal Itikaf, di masjid untuk pria selama bulan suci Ramadhan di Karachi (3/5/2021). Umat Muslim melakukan Itikaf 10 hari terakhir bulan Ramadhan, dalam rangka meraih malam kemuliaan atau Lailatul Qadar. (AFP/Asif Hassan)

Doa itikaf adalah salah satu doa penting yang harus dibaca sebelum dan saat melakukan ibadah itikaf, terutama pada malam Lailatul Qadar di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Doa itikaf menjadi sebuah permohonan kepada Allah SWT untuk memberikan kekuatan dan kemampuan untuk melakukan ibadah secara khusyuk dan penuh konsentrasi selama itikaf.

- Niat Itikaf

Bacaan doa itikaf untuk niat beritikaf di malam Lailatul Qadar:

 

Nawaitu an i’tikafa fi hadzal masjidi sunnatal lillaahi ta’ala

Artinya:

“Saya niat berdiam diri di dalam masjid, sunah karena Allah ta’ala.”

 

 

- Saat Itikaf

Lalu, ini bacaan doa itikaf di malam Lailatul Qadar di masjid atau di rumah:

 

"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni"

Artinya:

"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, dan Engkau senang memberi ampun, maka ampunilah aku."

 

Dalam hadis riwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW pernah mengajarkan doa itikaf kepada para sahabatnya, yaitu:

"Allahumma inni as'aluka ridhaaka wal jannah, wa a'udzu bika min sakhatika wan naar" yang artinya "Ya Allah, aku memohon ridha-Mu dan surga-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan api neraka."

Doa itikaf ini menunjukkan bahwa tujuan utama dari itikaf Lailatul Qadar adalah untuk mencari ridha Allah SWT dan memohon ampunan-Nya, serta memohon perlindungan dari kemurkaan Allah SWT dan siksa neraka.

Berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas:

"Sesungguhnya Rasulullah bersabda tentang (tanda-tanda) Lailatul Qadar (yaitu) malam yang mudah, indah, tidak (berhawa) panas atau dingin, matahari terbit (pada pagi harinya) dengan cahaya kemerahan (tidak terik).” (H.R. Bukhari)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya