Apendisitis adalah Radang Usus Buntu, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

pendisitis adalah gangguan kesehatan yang dapat t terjadi pada siapa saja, namun lebih umum terjadi pada usia 10-30 tahun.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 17 Mar 2023, 13:05 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2023, 13:05 WIB
7 Fakta Mengejutkan Seputar Usus Buntu
Jika dibiarkan tanpa pengobatan, apendisitis dapat menyebabkan pecahnya usus buntu yang dapat menyebabkan infeksi serius dan bahkan kematian. (Syida Productions/shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Apendisitis adalah peradangan pada usus buntu yang dalam ilmu kedokteran disebut apendiks. Apendiks adalah sebuah kantong kecil yang terletak di dekat persimpangan antara usus halus dan usus besar. Jika usus buntu menjadi meradang, maka bakteri dan bahan-bahan lainnya dapat menumpuk di dalamnya, sehingga menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit di perut bagian kanan bawah.

Apendisitis adalah gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada siapa saja, namun lebih umum terjadi pada usia 10-30 tahun. Gejala yang sering terjadi pada apendisitis adalah rasa sakit yang semakin memburuk di perut bagian kanan bawah, mual dan muntah, demam, hilangnya nafsu makan, dan kesulitan buang air besar. J

Jika dibiarkan tanpa pengobatan, apendisitis dapat menyebabkan pecahnya usus buntu yang dapat menyebabkan infeksi serius dan bahkan kematian. Berikut ulasan tentang apendisitis adalah gangguan kesehatan pada usus buntu yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (17/3/2023).


Pengertian Apendisitis

Ilustrasi usus buntu
Apendiks adalah sebuah kantong kecil yang terletak di dekat persimpangan antara usus halus dan usus besar.

Apendisitis adalah salah satu gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada manusia. Gangguan ini terjadi ketika usus buntu mengalami peradangan akut, yang dapat menyebabkan pembengkakan, rasa sakit, dan masalah lain pada sistem pencernaan. Apendiks adalah kantung kecil yang terletak di dekat persimpangan antara usus halus dan usus besar. 

Apendiks berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh, namun sebenarnya tidak penting untuk kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, jika terjadi peradangan atau infeksi pada usus buntu, dokter biasanya akan merekomendasikan operasi untuk mengangkatnya.

Fungsi apendiks masih menjadi perdebatan di kalangan ahli dan belum sepenuhnya dipahami. Beberapa orang hidup tanpa apendiks dan tidak mengalami masalah kesehatan yang serius, sementara yang lain mengalami kondisi yang dikenal sebagai appendicitis yang memerlukan operasi pengangkatan apendiks.

Meskipun belum sepenuhnya dipahami, penting untuk menyadari bahwa apendiks dapat menyebabkan masalah kesehatan jika terjadi peradangan atau infeksi, seperti pada kondisi apendisitis. Jika mengalami gejala yang menunjukkan masalah pada apendiks, sangat penting untuk segera mencari perawatan medis untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.


Penyebab Apendisitis

Dikira Usus Buntu, Ternyata Ada Kondom Menyangkut di Perut
beberapa faktor risiko juga dapat meningkatkan kemungkinan terkena apendisitis

Apendisitis adalah gangguan kesehatan yang belum dapat dipastikan penyebabnya, namun kondisi ini sering disebabkan oleh penyumbatan pada usus buntu. Penyumbatan ini dapat terjadi karena beberapa alasan, termasuk:

  1. Akumulasi feses (tinja) atau bahan lain di dalam usus buntu, yang dapat menyebabkan penyumbatan.
  2. Infeksi bakteri pada usus buntu, yang dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan yang dapat menyebabkan penyumbatan.
  3. Penebalan jaringan usus buntu yang tidak normal, yang dapat menyebabkan penyumbatan.

Selain itu, beberapa faktor risiko juga dapat meningkatkan kemungkinan terkena apendisitis, antara lain:

  1. Usia 10-30 tahun, karena kondisi ini lebih umum terjadi pada usia ini.
  2. Kelamin laki-laki dan wanita yang sedang hamil, karena mereka lebih rentan terhadap masalah pada sistem pencernaan.
  3. Riwayat keluarga, karena ada kemungkinan adanya faktor genetik yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya appendicitis.
  4. Kondisi medis tertentu seperti penyakit radang usus atau kanker usus besar.

Gejala Apendisitis

Wanita Belum Menikah Kena Usus Buntu, Waspada Infertilitas
Gejala apendisitis seringkali sulit dibedakan dengan kondisi lain yang juga menimbulkan rasa sakit di perut, seperti maag atau penyakit Crohn.

Apendisitis adalah penyakit yang memiliki gejala yang bervariasi dari ringan hingga parah. Gejala apendisitis seringkali sulit dibedakan dengan kondisi lain yang juga menimbulkan rasa sakit di perut, seperti maag atau penyakit Crohn. Kondisi ini biasanya memerlukan pengobatan segera untuk mencegah terjadinya komplikasi yang serius, seperti pecahnya usus buntu. Berikut beberapa gejala yang sering terjadi pada penderita appendicitis.

  1. Rasa sakit di perut bagian kanan bawah yang semakin memburuk dalam waktu beberapa jam
  2. Nyeri perut yang bisa terasa tajam atau tumpul
  3. Nyeri yang semakin memburuk saat batuk, bersin atau bergerak
  4. Mual dan muntah
  5. Kehilangan nafsu makan
  6. Demam dan menggigil
  7. Perut terasa kembung atau terasa penuh
  8. Sembelit atau diare

Penanganan Apendisitis

Usus Buntu
Apendisitis adalah gangguan kesehatan yang dapat ditangani dengan tindakan operasi pengangkatan usus buntu atau apendektomi.

Apendisitis adalah gangguan kesehatan yang dapat ditangani dengan tindakan operasi pengangkatan usus buntu atau apendektomi. Operasi ini adalah prosedur medis yang biasanya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah diagnosis apendisitis, meskipun pada beberapa kasus dapat dilakukan segera setelah diagnosis. Ada dua jenis operasi apendiktomi yang dilakukan untuk penanganan apendisitis.

1. Apendiktomi Terbuka 

Apendiktomi terbuka merupakan jenis operasi yang melibatkan membuat sayatan besar di perut dan menghilangkan usus buntu melalui sayatan tersebut. Operasi ini biasanya dilakukan jika kondisi pasien sangat parah atau jika pasien memiliki riwayat medis yang dapat membuat operasi laparoskopi sulit dilakukan.

2. Apendiktomi Laparoskopi

Apendiktomi laparoskopi adalah jenis operasi yang melibatkan pembuatan beberapa sayatan kecil di perut dan penggunaan alat khusus untuk menghilangkan usus buntu. Operasi ini biasanya dilakukan jika kondisi pasien relatif stabil dan jika pasien memiliki riwayat medis yang memungkinkan operasi laparoskopi.

Setelah operasi, pasien biasanya akan tinggal di rumah sakit selama beberapa hari untuk pemulihan dan pemantauan. Pasien juga dapat diberikan obat pereda nyeri dan antibiotik untuk membantu mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi. Selama pemulihan, pasien juga harus menghindari aktivitas yang berat dan mengikuti instruksi dokter tentang perawatan pasca operasi dan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan. Penting untuk diingat bahwa apendisitis dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati. Jika mengalami gejala appendicitis, sangat penting untuk segera mencari perawatan medis untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya