Liputan6.com, Jakarta Isoman adalah istilah yang semakin populer sejak masa pandemi Corona. Secara bahasa, arti istilah isoman adalah singkatan dari isolasi mandiri. Isoman ini diperuntukkan bagi orang-orang yang dinyatakan positif corona tetapi tidak menimbulkan gejala atau yang berinteraksi langsung dengan yang positif corona.
Bagi orang yang terinfeksi virus Covid-19 tetapi tidak menimbulkan gejala dan langsung berinteraksi dengan penderita, maka diharuskan untuk melakukan isoman atau isolasi mandiri di rumah minimal selama 10 hari.
Advertisement
Baca Juga
Selain di rumah, isoman adalah isolasi mandiri juga dapat dilakukan di rumah sakit atau tempat yang telah disediakan oleh pemerintah. Dengan begitu, pasien yang sedang melakukan isoman ini lebih bisa diawasi oleh tenaga medis.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai definisi isoman beserta kriteria dan panduannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (4/4/2023).
1. Definisi Isoman
Isoman adalah istilah dari singkatan isolasi mandiri. Di mana, seseorang disarankan menjalani isolasi tanpa bertemu orang lain atau kontak langsung dengan orang sehat. Tujuan dari isoman adalah agar orang tanpa gejala tidak menularkan virus Covid-19 ke orang lain, atau menjaga daya tahan tubuhnya agar kuat memerangi virus yang sedang bersarang ditubuhnya.
Arti isoman ini kerap digunakan untuk pasien terkonfirmasi Covid-19, suspek, memisahkan diri dari orang yang sehat ketika sakit. Karenanya, sejumlah orang yang menjalani isoman bisa saja bergejala ringan hingga tanpa gejala.
Isolasi mandiri ini bisa dilakukan di rumah, fasilitas kesehatan ataupun sebuah tempat khusus yang disediakan untuk pasien Covid-19. Selayaknya isolasi, maka seseorang berada pada tempat khusus tanpa menjalin interaksi langsung dengan orang lain.
Pada umumnya, pasien yang terinfeksi virus Covid-19 dan harus menjalani isoman ada jangka waktunya tersendiri. Jangka waktu seseorang menjalani isoman adalah mulai dari 10 hari hingga 14 hari. Jangka waktu tersebut dilakukan sejak gejala mulai muncul agar dapat mencegah penularan.
Advertisement
2. Kriteria Pasien yang Harus Menjalani Isoman
Seseorang dapat dinyatakan harus menjalani isoman atau isolasi mandiri ketika dirinya dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19 tetapi tidak menunjukkan gejala atau baru saja berinteraksi langsung dengan penderita. Berikut ini terdapat beberapa kriteria seseorang harus menjalani isoman adalah:
- Seseorang yang merasakan adanya gejala Covid-19 misalnya seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, tubuh merasa lemas, dan lain sebagainya.
- Seseorang yang menunggu hasil tes Covid-19 setelah gejala muncul.
- Seseorang yang baru saja kembali dari luar kota bahkan luar negeri, atau berpergian jauh.
- Seseorang yang terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala.
- Seseorang yang melakukan kontak langsung dengan orang terkonfirmasi Covid-19.
- Jika terkonfirmasi positif, maka bisa menjalani isoman jika tidak memiliki penyakit penyerta.
3. Panduan Ketika Menjalani Isoman
Selama menjalani isoman, pasien perlu memperhatikan panduannya agar cepat pulih. Berikut ini panduan ketika menjalani isoman, yakni:
- Menggunakan masker selama di rumah untuk mencegah penularan.
- Menjalani isoman di ruang khusus saat di rumah untuk memisahkan diri dari anggota keluarga lainnya.
- Tidak kontak langsung dengan orang lain, atau berdiam di rumah sampai jangka waktu isoman selesai.
- Hindari kontak dengan hewan peliharaan.
- Selalu memantau kondisi tubuh dengan gejala yang muncul selama waktu isoman.
- Pisahkan alat makan, mandi, dan lainnya secara sendiri atau terpisah dengan keluarga lainnya.
- Konsumsi makanan sehat dan vitamin untuk meningkatkan imunitas tubuh.
- Jalani aktivitas fisik ringan agar tubuh tetap sehat selama isoman di rumah.
- Menjaga kebersihan diri dan ruang isoman.
- Pastikan menjaga sirkulasi udara dan pencahayaan di kamar atau ruang isolasi yang baik.
- Perhatikan waktu istirahat tubuh.
- Berjemur selama di bawah matahari dengan durasi 10 hingga 15 menit.
- Selalu terhubung dan konsultasi dengan petugas medis untuk memantau kondisi tubuh selama isoman berlangsung.
Advertisement
4. Kegiatan Rutin yang Direkomendasikan Selama Isoman
Dikutip dari laman Kemkes, terdapat beberapa kegiatan rutin yang direkomendasikan selama menjalani isoman atau isolasi mandiri adalah:
- Membuka jendela di pagi hari (biarkan sinar matahari masuk dan sirkulasi udara bertukar dengan baik).
- Berjemur selama kurang lebih 10–15 menit pada jam di antara pukul 08.00–09.00 pagi.
- Rajin mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer.
- Melakukan olahraga ringan secara rutin (bisa 3-5 kali seminggu).
- Tidur dan istirahat cukup.
- Makan bergizi seimbang 3 kali sehari.
- Mengkonsumsi vitamin peningkat daya tahan tubih secara rutin (seperti vitamin E, D, dan C) serta Zinc).
- Memantau suhu tubuh pada pagi dan sore hari.
- Memantau saturasi oksigen setiap pagi dan malam.
- Pisahkan cucian kotor dengan pakaian kotor keluarga lainnya.
- Bersihkan kamar setiap hari, gunakan APD (minimal masker).
- Cuci alat makan sendiri setelah selesai digunakan.
- Periksa suhu tubuh dan saturasi oksigen setiap pagi dan malam.
- Tidur di kaman pribadi yang terpisah dengan anggota keluarga lainnya.
- Pantau laju napas anda setiap harinya.
5. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Selama Isoman
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama isoman adalah sebagai berikut:
- Jika menunjukkan gejala yang tidak kunjung membaik bahkan lebih dari seminggu.
- Mengalami gejala sesak napas hingga muntah.
- Mengalami nyeri pada dada.
- Warna kulit dan bibir yang berubah jadi pucat.
- Menunjukkan gejala berat lainnya.
Apabila anda mengalami beberapa gejala di atas, perlu adanya penanganan lebih lanjut. Jika perlu segera menghubungi petugas kesehatan untuk mendapat perawatan di rumah sakit. Hal ini dilakukan agar mencegah risiko lebih lanjut yang mungkin terjadi pada pasien isolasi mandiri.
Advertisement
6. Syarat Lokasi Isoman
Berikut ini terdapat beberapa syarat lokasi isoman yang perlu diperhatikan oleh penderita adalah:
- Rumah atau kamar memiliki ventilasi yang baik, cahaya dan udara.
- Membuka jendela kamar secara berkala.
- Ada kamar atau ruang yang terpisah.
- Lingkungan yang mendukung.
- Tidak serumah atau satu lokasi dengan kelompok resiko tinggi, seperti bayi, lansia, keluarga dengan imun yang rendah, dan komorbid.
- Bila memungkinkan menggunakan APD saat membersihkan kamar (setidaknya masker, sarung tangan, dan kacamata).
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering mungkin.
- Bersihkan kamar setiap hari, bisa dengan air sabun atau bahan desinfektan.