Kandungan Surah Al-Kahfi dari Kisah-kisahnya bagi Umat Islam

Kandungan surah Al-Kahfi yaitu tentang betapa mulianya orang-orang yang beriman kepada Allah SWT.

oleh Husnul Abdi diperbarui 19 Apr 2023, 10:25 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2023, 10:25 WIB
Kandungan Surah Al-Kahfi
Kandungan Surah Al-Kahfi. (Photo created by rawpixel.com on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta Kandungan surah Al-Kahfi perlu dipahami oleh setiap muslim. Surah Al-Kahfi merupakan surah ke 18 dalam Al-Quran, yang terdiri dari 110 ayat. Surah ini termasuk surah Makkiyah karena diturunkan di Makkah. Surah Al-Kahfi diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebelum Hijrah/Migrasi ke Madinah ketika penganiayaan terhadap umat Islam dan Islam sedang mencapai puncaknya.

Kandungan surah Al-Kahfi yaitu tentang betapa mulianya orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Surah Al-Kahfi menceritakan beberapa kisah, seperti kisah Ashabul Kahfi yang dapat dijadikan teladan umat Islam hingga saat ini. Ada empat tema besar dalam surah ini, yaitu tentang iman, harta, ilmu, dan kekuasaan. Dalam sepuluh ayat terakhir, terdapat nilai moral dasar bahwa tindakan manusia hanya akan membawa manfaat jika dilakukan semata-mata karena Allah.

Arti dari Al-Kahfi adalah penghuni gua atau gua. Ini dinamai berdasarkan kejadian orang gua atau Ashabul Kahfi. Surah Al-Kahfi memiliki keutamaan yang sangat besar bila dibaca setiap hari Jumat. Hal ini dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ad Daruquthni dan Imam Baihaqi, yang artinya:

“Barangsiapa yang membaca surah Al-Kahfi pada hari Jumat, niscaya Allah menyinarinya dengan cahaya selama antara dua Jumat.”

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (19/4/2023) tentang kandungan surah Al-Kahfi.

1. Kisah Ashabul Kahfi

Kandungan Surah Al-Kahfi
Kandungan Surah Al-Kahfi. (Photo by Ed Us on Unsplash)

Kandungan surah Al-Kahfi yang pertama dapat diilhami dari cerita tentang Ashabul Kahfi. Kisah tentang Ashabul Kahfi tercatat pada ayat 1-26. Surah Al-Kahfi meceritakan tentang kisah Ashabul Kahfi atau para penghuni gua. Ashabul Kahfi adalah kisah tujuh pemuda bersama seekor anjing yang tertidur selama 309 tahun di dalam gua.

Tujuh pemuda ini menolak menyembah berhala sesuai dengan perintah rajanya, bahkan mengutarakannya di depan sang raja. Ketujuh pemuda ini kemudian dikejar untuk disiksa. Mereka kemudian kabur hingga ke pegunungan Nikhayus dan bersembunyi di dalam gua. Di dalam gua itu, para pemuda dan anjing itu tertidur. Mereka baru bangun 309 tahun kemudian.

Kisah ini menunjukkan bahwa kandungan surah Al-Kahfi menjelaskan tentang kekuasaan Allah SWT yang dapat memberi daya hidup kepada yang dikehendaki-Nya di luar hukum kebiasaan. Kandungan surah Al-Kahfi tentang betapa mulianya orang-orang yang beriman kepada Allah SWT.

2. Kisah Si Kaya dan Si Miskin

Kandungan Surah Al-Kahfi.
Kandungan Surah Al-Kahfi. (Photo by Rachid Oucharia on Unsplash)

Kandungan surah Al-Kahfi menunjukkan bagaimana perbuatan orang-orang beriman membawa kepada kebahagiaan surgawi, sedangkan perbuatan orang-orang kafir dan ingkar kepada Allah hanya membawa kekecewaan dan kegagalan. Di sini umat Islam diperkenalkan kepada dua orang. Salah satunya adalah seorang mukmin yang mensyukuri apapun yang telah diberikan Allah kepadanya, sedangkan yang lain telah diberi kekayaan yang melimpah tetapi mengembangkan kesombongan dan rasa berhak atas orang-orang yang kekurangan kekayaan tersebut.

Oleh karena itu, Allah mengajarkan orang yang tidak tahu berterima kasih pelajaran tentang kerendahan hati dengan menghancurkan kekayaannya dengan perubahan cuaca yang sederhana, sedangkan orang mukmin yang bersyukur mencari kemurahan Allah melalui kerendahan hati dan rasa syukur.

Kandungan surah Al-Kahfi dalam kisah ini menunjukkan fakta bahwa Allah telah menyediakan kesuksesan dan berkah sejati bagi mereka yang berserah diri kepada-Nya dan mengabdi kepada-Nya. Sebaliknya, mereka yang mengabaikan otoritas Allah atas mereka akan tertipu oleh jebakan dunia ini dan menjadi terobsesi dengannya. Namun, mereka akan menemukan bahwa kesenangan seperti itu hanya akan berlangsung sebentar setelah itu akan diambil dari mereka dan diganti dengan siksaan di akhirat.

3. Kisah Musa dan Al-Khidr

Kandungan Surah Al-Kahfi.
Kandungan Surah Al-Kahfi. (Foto oleh Alena Darmel: https://www.pexels.com/id-id/foto/tangan-gadis-duduk-dalam-ruangan-8164742/)

Kisah Musa dan Al -Khidr menggambarkan tentang orang-orang berilmu. Kandungan Surah Al-Kahfi dalam kisah ini, Allah mengajarkan umat-Nya banyak pelajaran tentang bagaimana ketetapan-Nya melindungi kepentingan orang-orang benar dari pelanggaran orang-orang kafir, sekaligus menahan siksaan dari orang-orang kafir dan memberi mereka tangguh.

Kandungan surah Al-Kahfi dari kisah Musa dan al-Khidr, bisa dipelajari bagaimana bimbingan Ilahi ditegakkan oleh orang yang berilmu. Sepanjang cerita, manusia belajar bahwa ada perbedaan besar antara pengetahuan dan kebijaksanaan. Allah memberikan Nabi Musa pengetahuan tentang kitab itu dan memerintahkannya untuk mengikutinya.

Di sisi lain, al-Khidr diberikan kebijaksanaan dari dekrit, dan dia diberi mandat untuk mengajar Nabi Musa bagaimana kebijaksanaan ini terwujud. Pada bagian ini manusia belajar bahwa manusia tidak dapat menilai ketetapan Allah berdasarkan apa yang tampak pada nilai nominal.

Mengikuti petunjuk Allah dan menerapkan ajaran Al-Qur'an harus memberi kepastian sepenuhnya. Terlepas dari betapa sulitnya ego untuk menerima, ada kebijaksanaan yang lebih besar dan manfaat yang tak terhitung dalam bimbingan ini yang selalu melampaui situasi yang tampak. Pada akhirnya, seorang mukmin harus dengan sabar mengabdi kepada Allah dan berharap untuk menerima kebaikan yang telah Dia siapkan untuknya.

4. Kisah Dzulqarnain dengan Yajuj Majuj

Ilustrasi muslim membaca Al-Qur'an
Kandungan Surah Al-Kahfi. (Photo Copyright by Freepik)

Kandungan surah Al-Kahfi dari kisah Dzulqarnain dengan Yajuj Majuj yaitu manusia belajar bahwa orang-orang yang telah diberikan Allah sumber daya dan kekuasaan harus menggunakannya untuk memberikan keadilan di mana diperlukan dan melindungi orang yang tidak bersalah dari orang-orang yang menindas.

Manusia juga belajar bagaimana bimbingan Ilahi mengilhami para pemimpin untuk menunjukkan kreativitas dan memanfaatkan teknologi untuk merancang solusi jangka panjang untuk masalah-masalah mendesak. Namun, terlepas dari semua inovasi, teknologi, dan strategi yang mungkin dilakukan seorang pemimpin, dia harus menerima kenyataan bahwa semua kekuatan pada akhirnya berasal dari Allah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya