Retail adalah Jual Beli dalam Jumlah Kecil, Pahami Karakteristik dan Jenisnya

Retail adalah menyediakan barang yang dibutuhkan oleh konsumen akhir.

oleh Laudia TysaraWoro Anjar Verianty diperbarui 15 Mei 2024, 15:41 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2024, 15:40 WIB
Belanja
Ilustrasi belanja. (Pexels.com/Artem Beliaikin)

Liputan6.com, Jakarta Retail adalah sebuah konsep yang dikenal luas di dunia bisnis. Istilah ini sering kali menjadi pusat perhatian dalam perjalanan konsumen modern. Dalam era digital yang terus berkembang, retail telah mengalami transformasi yang mengagumkan. Namun, di balik keramaian dan inovasi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan retail? Bagaimana retail mempengaruhi pola belanja dan gaya hidup kita? Mari kita telusuri lebih dalam tentang pengertian sebenarnya dari retail, yang tak hanya sekadar tentang barang dan jasa, tetapi juga melibatkan interaksi yang mendalam antara pelanggan dan penjual.

Di tengah persaingan yang semakin ketat, retail adalah tonggak utama dalam ekonomi global. Namun, terkadang kita lupa bahwa retail bukan sekadar tentang transaksi jual-beli. Lebih dari itu, retail mencerminkan bagaimana sebuah produk atau layanan dihadirkan kepada pasar. Dalam era di mana pengalaman pelanggan menjadi kunci, retail memiliki peran penting dalam menciptakan kesan yang tak terlupakan bagi konsumen. Namun, apa sebenarnya yang membuat retail begitu memikat dan selalu mengundang kita untuk kembali?

Mungkin kita sering mendengar bahwa retail adalah seni memenuhi kebutuhan konsumen. Namun, di balik kata-kata itu, ada cerita yang lebih dalam tentang bagaimana sebuah merek dapat mengubah pandangan kita terhadap dunia konsumsi. Dari konsep yang sederhana hingga inovasi yang revolusioner, retail terus bergerak maju, menghadirkan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap pelanggan. Inilah yang membuat retail menjadi sebuah perjalanan yang penuh makna, di mana setiap detiknya bernilai untuk dinikmati dan dipelajari.

Berikut ini telah Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang pengertian retail, karakteristik, dan jenis-jenisnya, Rabu (15/5/2024).

 

Pengertian Retail Menurut Para Ahli

Belanja
Ilustrasi belanja. (Pexels.com/Jack Sparrow)

Pengertian retail merupakan konsep yang penting dalam dunia bisnis, mencakup sejumlah definisi yang beragam namun secara umum mengarah pada aktivitas bisnis yang bertujuan menambah nilai barang dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen akhir untuk digunakan dalam konsumsi pribadi atau keperluan rumah tangga.

1. Levy dan Weitz (2001: 8)

Levy dan Weitz menggambarkan retail sebagai suatu rangkaian aktivitas bisnis yang melibatkan peningkatan nilai barang dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk penggunaan pribadi atau keperluan rumah tangga. Pendekatan ini menekankan pada upaya meningkatkan nilai tambah dari produk atau layanan yang disediakan kepada konsumen akhir.

2. Berman dan Evans (2001: 3)

Berman dan Evans menyoroti retail sebagai usaha bisnis yang fokus pada pemasaran barang dan jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi dan rumah tangga. Mereka menekankan bahwa produk yang ditawarkan dalam retailing mencakup berbagai jenis barang, layanan, atau kombinasi keduanya, dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

3. Kotler (2000: 502)

Kotler menjelaskan retail sebagai kegiatan penjualan eceran yang melibatkan semua proses penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi, bukan untuk kebutuhan bisnis. Pendekatan ini menggarisbawahi pentingnya memahami dan memenuhi kebutuhan individual konsumen dalam konteks pemasaran eceran.

4. Gilbert (2003: 6)

Gilbert mengartikan retail sebagai segala bentuk usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan upaya pemasaran untuk memuaskan konsumen akhir, dengan fokus pada organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari sistem distribusi. Definisi ini menekankan peran retail dalam menyediakan akses langsung kepada konsumen untuk memperoleh produk atau layanan yang mereka inginkan.

5. William R. Davidson dkk (1988)

William R. Davidson dkk mengemukakan bahwa retail melibatkan penawaran barang dan jasa dalam jumlah yang kecil, sehingga dapat dijangkau oleh konsumen individual atau kebutuhan keluarga. Pendekatan ini menekankan skala penjualan yang bersifat personal dan dekat dengan konsumen akhir.

Dengan demikian, pengertian retail mencakup berbagai aspek yang melibatkan peningkatan nilai, pemasaran langsung kepada konsumen akhir, pemenuhan kebutuhan individu, dan skala penjualan yang bersifat personal dan dekat dengan konsumen.

Karakteristik Retail

Karakteristik dalam dunia retailing meliputi beberapa aspek penting yang mempengaruhi cara bisnis tersebut beroperasi. Dalam penelitian yang dikutip oleh Berman dan Evans (2001) dari Universitas Negeri Yogyakarta, terdapat tiga karakteristik utama yang menjadi fokus dalam memahami dinamika retailing:

1. Small Average Sale

Salah satu karakteristik utama dari retailing adalah pola penjualan dengan rata-rata transaksi yang relatif kecil. Hal ini disebabkan oleh sasaran utama dari bisnis retail yang adalah konsumen akhir yang cenderung melakukan pembelian dalam jumlah kecil. Dalam konteks ini, penting bagi para pelaku bisnis retail untuk memahami pola belanja konsumen mereka dan menyediakan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

2. Impulse Purchase

Karakteristik lainnya yang menjadi ciri khas retailing adalah adanya pembelian impulsif. Mayoritas pembelian dalam lingkungan retailing terjadi tanpa perencanaan yang matang dari konsumen. Fenomena ini menjadi fokus strategi pemasaran dalam upaya memaksimalkan penjualan dengan cara memanfaatkan momen impulsif konsumen untuk menghasilkan transaksi yang lebih banyak dan meningkatkan pendapatan.

3. Popularity of Stores

Keberhasilan dalam bisnis retailing sangat terkait erat dengan popularitas dan citra dari toko atau perusahaan tersebut. Semakin dikenal suatu toko atau merek, maka semakin tinggi pula tingkat kunjungan konsumen yang pada akhirnya berdampak positif pada pendapatan. Oleh karena itu, upaya membangun citra yang positif dan meningkatkan kepopuleran toko atau merek merupakan strategi penting dalam mengoptimalkan kinerja retailing.

Melalui pemahaman yang mendalam terhadap karakteristik-karakteristik ini, pelaku bisnis retail dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam menjalankan operasional mereka, meningkatkan daya tarik kepada konsumen, dan mengoptimalkan kinerja bisnis secara keseluruhan.

Jenis-Jenis Retail

Belanja
Ilustrasi belanja. (Pexels.com/Kevin Malik)

Memahami retail adalah bisnis menjual produk atau jasa kepada konsumen yang digunakan sendiri atau tidak dijual lagi. Apa saja jenis-jenis retail? Masih melansir sumber penelitian yang sama, ini tiga jenis retail yang perlu diketahui.

1. Pengecer Toko (Store Retailing) yang termasuk dalam kategori ini adalah:

- Specialty Store (Toko Khusus)

Toko spesial yang menjual lini produk sempit dengan suatu ragam barang yang terdapat di dalam lini tersebut. Dalam hal ini, retailer mencoba untuk melayani konsumen dari satu atau sejumlah kecil segmen pasar dengan cara menyediakan produk-produk khusus.

- Toko Serba Ada (Department Store)

Lembaga eceran yang menawarkan berbagai macam lini produk dengan mutu pilihan. Biasanya toko seperti ini mempunyai volume usaha yang besar, kondisi keuangannya lebih kuat, dan badan hukumnya berbentuk perseroan terbatas atau paling tidak berbentuk CV.

- Toko Kebutuhan Sehari-hari (Convenience Store)

Toko yang relatif kecil dan terletak di daerah pemukiman atau di jalur high traffic, memiliki jam buka yang panjang (24 jam) selama tujuh hari dalam seminggu, dengan tingkat perputaran yang tinggi dan menjual lini produk convenience yang terbatas seperti minuman, makanan ringan, permen, rokok, dll.

- Pasar Swalayan (Supermarket)

Toko dengan operasi relatif besar, berbiaya rendah, margin rendah, volume tinggi. Swalayan dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti produk-produk bahan makanan, daging, ikan segar, sayur, buah buahan, minuman kaleng, cucian, dan produk-produk perawatan rumah tangga.

- Toko Diskon (Discount Store)

Toko yang menjual secara reguler barang-barang standar dengan harga lebih murah karena mengambil marjin yang lebih rendah dan menjual dengan volume yang lebih tinggi.

- Pengecer Potongan Harga (Off-Price Retailers)

Pengecer yang membeli pada harga yang lebih rendah daripada harga grosir dan menetapkan harga pada konsumen lebih rendah daripada harga eceran.

- Toko Super (Superstore)

Kombinasi dari supermarket dan discount store (toko yang menyediakan sejumlah besar barang (full line product) dengan harga murah.

- Ruang Pamer Katalog (Catalog Show-Room)

Toko yang menjual cukup banyak pilihan produk-produk dengan marjin tinggi, perputarannya cepat, bermerek dengan harga diskon.

Jenis-Jenis Retail Selanjutnya

2. Penjualan Eceran Bukan Toko (Non-Store Retailing), yang termasuk pengecer bukan toko adalah:

- Penjualan Langsung (Direct Selling)

Merupakan bentuk penjualan yang telah ada dari berabad-abad yang lalu dimulai dari pedagang keliling yang berkembang menjadi industri yang menjual produknya dari rumah ke rumah dan dari kantor ke kantor.

- Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran ini berawal dari penawaran lewat surat dan katalog. Seiring perkembangan zaman, pemasaran ini sekarang mencakup berbagai cara untuk menjangkau orang. Termasuk didalamnya pemasaran lewat telepon (telemarketing), pemasaran tanggapan langsung lewat televisi (progam home shopping), dan belanja elektronik.

- Mesin penjual otomatis (Automatic Vending)

Perkembangan teknologi berdampak pula pada perkembangan pemasaran. Hal ini dibuktikan dengan munculnya suatu alat penjual otomatis, dimana tidak memerlukan adanya wiraniaga dalam pengoperasiannya.

- Jasa Pembelian (Buying Services)

Merupakan suatu pengecer tanpa toko yang melayani konsumen khusus, biasanya karyawan organisasi-organisasi besar (contoh: sekolah, rumah sakit).

3. Organisasi Pengecer (Retailer Organization), yang termasuk organisasi pengecer adalah:

- Jaringan Sukarela (Voluntary Cooperatif)

Kelompok pengecer independen yang didukung oleh suatu pedagang besar, yang melakukan pembelian borongan dan perdagangan umum.

- Koperasi Pengecer (Retailing Cooperatif)

Pengecer-pengecer independen yang membentuk organisasi pembelian terpusat dan melakukan promosi bersama.

- Koperasi Konsumen (Consumer Cooperatif)

Suatu toko yang dikelola dan dimiliki oleh konsumen yang membentuk suatu komunitas.

- Organisasi Waralaba (Franchise Organization)

Suatu organisasi yang membeli hak untuk mengoperasikan dan memiliki suatu aktivitas bisnis.

- Konglomerat Perdagangan (Merchandising Conglomerate)

Perusahaan yang berbentuk bebas yang menggabungkan beberapa lini dan bentuk eceran yang berbeda-beda di bawah kepemilikan yang terpusat serta menyatukan fungsi distribusi dan manajemen.

- Jaringan Toko Koperasi (Corporate Chain Store)

Dua atau lebih toko yang umumnya dimiliki dan dikontrol, mengerjakan pembelian dan perdagangan yang terpusat dan menjual lini perdagangan yang sama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya