Liputan6.com, Jakarta - Investor asing terus melakukan aksi jual saham sepanjang 2025. Aksi jual saham oleh investor asing sentuh Rp 50 triliun.
Pada perdagangan Rabu, 23 April 2025, investor asing hanya jual saham Rp 247,31 miliar.Dengan aksi jual saham tersebut, sepanjang 2025, investor asing telah jual saham Rp 50,36 triliun. Demikian mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (24/4/2025).
Advertisement
Baca Juga
Di tengah aksi jual oleh investor asing, komposisi investor domestik masih menguasai. Investor domestik mencapai 60% dan investor asing tercatat 40% secara year to date (ytd).
Advertisement
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, aliran dana investor asing yang keluar sudah mencapai Rp 50 triliun ytd didorong sejumlah faktor. Pertama, ada perang dagang dari Amerika Serikat dan kebijakan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Make America Great Again (MAGA).
"Dengan demikian, banyak dana asing yang keluar dari pasar emerging market termasuk Indonesia untuk kembali ke AS, di sisi lain dengan ada perang dagang dan ketidakpastian global, diperkirakan banyak investor yang switching ke instrumen investasi minim risiko seperti emas,” kata Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Selain itu, ia menambahkan, ada kebijakan serta prosedur yang kurang menguntungkan untuk berinvestasi di Indonesia, investor belum tertarik melirik Indonesia sebagai negara tujuan investasi.
Herditya melihat, ada potensi investor asing kembali masuk ke pasar saham Indonesia. Akan tetapi, investor asing juga mencermati apakah pasar saham Indonesia menarik atau tidak secara valuasi dan makro. “Karena alasan mereka keluar dari Indonesia, mereka cenderung menilai pasar saham dan berinvestasi di Indonesia belum menarik, selain dengan ada downgrade dari beberapa institusi asing waktu lalu,” kata dia.
Meski investor asing lepas saham, Herditya juga melihat kecenderungan investor domestik yang melakukan pembelian. “Di sisi lain, dengan ada program buyback dari emiten pun turut menopang pembelian,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy menuturkan, investor domestik terutama ritel cukup aktif walau pasar saham dibayangi ketidakpastian global. Ketidakpastian itu dipicu perang tarif antara Amerika Serikat dan China.
"Investor ritel kita ini mungkin sebagian besar investor yang muncul saat COVID-19 sehingga sudah punya pengalaman. Saat COVID-19 beli (saham-red), karena akan naik. Kami melihat investor ritel cukup kuat,” kata dia saat wawancara dengan Liputan6 SCTV, dikutip Kamis, 17 April 2025.
Investor Ritel Menopang
Selain aktif, menurut Irvan, jumlah investor ritel juga cukup banyak. Hal ini juga turut menopang IHSG ketika melemah. “Di bursa 6 juta investor. Investor ritel jadi penopang saat indeks turun, jadi teman-teman investor ritel belajar dari COVID-19, cukup siap dan memiliki kemampuan beli cukup baik,” kata dia.
Di tengah ketidakpastian global, Irvan mengingatkan agar investor terutama investor ritel melakukan diversifikasi investasi. Investor diimbau untuk diversifikasi portofolio misalkan masuk ke reksa dana, obligasi, exchange trade fund (ETF) dan structured waran.
"Kedua memantau perkembangan yang terjadi sekarang, berdiskusi dengan banyak pihak sehingga dapat dipastikan informasi valid terkini, investor tidak menjadi panik. Volatilitas luar biasa, yang perlu disadari volatilitas di bursa tak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga dunia,” kata dia.
Advertisement
Investor Pasar Modal Lampaui 15 Juta SID di Januari 2025
Sebelumnya, jumlah investor pasar modal Indonesia pada akhir Januari 2025 telah mencapai tonggak penting dengan menembus angka 15 juta single investor identification (SID).
Pencapaian pada awal tahun 2025 ini yang tidak lepas dari dukungan penuh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organization (SRO) dan anak usahanya, serta sinergi dan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dalam melaksanakan program edukasi pasar modal yang inovatif.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan pasar modal dapat berperan aktif dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia. Potensi ini hanya dapat terwujud jika seluruh pemangku kepentingan seperti pemerintah, regulator, korporasi, dan investor, bersinergi untuk memajukan pasar modal yang lebih inklusif, transparan, dan berdaya saing global.
“Bersama-sama, kita dapat mewujudkan cita-cita besar untuk ekonomi Indonesia yang lebih kuat dan berkelanjutan,” ujar Iman dalam keterangan resmi, Senin (10/2/2025).
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada Kamis (30/1/2025), jumlah investor pasar modal telah mencapai 15.161.166 SID. Jika dibandingkan bulan sebelumnya, pertumbuhan jumlah investor pasar modal sepanjang Januari 2025 sebesar 289.527 SID, atau lebih tinggi 144.639 SID dibandingkan pertumbuhan bulanan pada Januari 2024 yaitu sebesar 144.888 SID.
Pertumbuhan ini mencerminkan optimisme terhadap pasar modal Indonesia, seiring dengan meningkatnya literasi keuangan dan partisipasi masyarakat dalam investasi. Hal tersebut menunjukkan minat masyarakat yang semakin besar terhadap kepemilikan saham sebagai instrumen investasi jangka panjang.
Sejak pencapaian 14 juta SID, BEI telah aktif melaksanakan berbagai kegiatan edukasi pasar modal, termasuk penyelenggaraan Capital Market Summit & Expo 2024 (CMSE 2024), Road to CMSE 2024, Duta Pasar Modal dan berbagai program inovatif lainnya. Sepanjang 2024, BEI telah mengadakan 34.676 kegiatan edukasi, melibatkan 59,66 juta peserta secara daring, luring, maupun hybrid, yang menjadi satu kesatuan dalam tema kampanye Aku Investor Saham.
Gencar Lakukan Edukasi
Mengawali 2025, BEI telah melaksanakan 411 kegiatan edukasi di berbagai daerah seperti penyelenggaraan sekolah pasar modal, forum investor, edukasi publik dan kunjungan ke BEI, hingga pembuatan konten edukasi di media sosial. Upaya tersebut menunjukkan komitmen BEI dalam menjangkau masyarakat luas dan mendorong peningkatan jumlah investor yang berkelanjutan.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia yang melebihi 280 juta jiwa, pencapaian jumlah investor pasar modal saat ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang masih sangat besar.
"Oleh karena itu, BEI akan terus memperluas jangkauan edukasi ke seluruh lapisan masyarakat, meningkatkan inklusi pasar modal melalui kolaborasi strategis dengan berbagai pihak, serta mengoptimalkan program-program edukasi yang inovatif, agar semakin banyak masyarakat yang dapat berinvestasi dengan aman dan berkelanjutan," imbuh Jeffrey.
Advertisement
Jadi Fondasi Ekonomi
Salah satu fokus BEI adalah meningkatkan literasi dan inklusi keuangan seluruh masyarakat Indonesia serta mendorong generasi muda untuk berpartisipasi aktif di pasar modal Indonesia.
BEI sangat mengapresiasi peran seluruh pendukung, termasuk mitra strategis, yang telah bekerja sama dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia.
"Melalui pencapaian pada awal tahun ini serta sinergi dan dukungan yang diberikan oleh para pihak, diharapkan pasar modal Indonesia dapat senantiasa menjadi fondasi bagi perekonomian Indonesia yang kuat dan berkelanjutan," pungkas Jeffrey.
