Penyebab Hernia yang Jarang Disadari, Lengkap Gejala, Jenis-Jenis, dan Pengobatan

Penyebab hernia yang paling umum adalah berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan gaya hidup.

oleh Laudia Tysara diperbarui 26 Mei 2023, 06:10 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2023, 06:10 WIB
RS EMC Sentul kembali lakukan bakti sosial berupa operasi hernia dan bibir sumbing pada masyarakat tidak mampu pada Selasa (1/10/2019)
RS EMC Sentul kembali lakukan bakti sosial berupa operasi hernia dan bibir sumbing pada masyarakat tidak mampu pada Selasa (1/10/2019)

Liputan6.com, Jakarta Penyebab hernia yang selama ini jarang disadari adalah berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan gaya hidup. Hernia atau turun berok merupakan masalah jaringan otot dan ikat yang melemah. Dalam beberapa kasus, pria dan anak-anak lebih rentan mengalaminya.

Masalah obesitas, batuk kronis, bersin-bersin, sering angkat beban berat, sampai kehamilan bisa menjadi penyebab hernia yang harus diwaspadai. Termasuk faktor genetika, usia, dan penyakit cystic fibrosis yang menyebabkan fungsi paru mengalami gangguan lalu memicu batuk kronis bisa meningkatkan risiko menjadi penyebab hernia.

Cara tepat mencegah penyakit hernia adalah menghindari berbagai penyebab hernia. Hernia paling sering terjadi di area perut, paha atas, pusar, dan daerah selangkangan. Mencegah lebih baik daripada mengobati karena meski tidak mematikan dan mengancam jiwa, hernia tidak bisa sembuh dengan sendirinya.

Pembedahan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi akibat penyakit hernia. Berikut Liputan6.com ulas penyebab hernia yang jarang disadari, gejala, jenis-jenis, dan pengobatannya dari berbagai sumber, Rabu (9/6/2021).

Penyebab Hernia yang Umum

Peluk Para Ibu Kuatkan Pasien Anak Operasi Hernia di RS EMC Sentul
Orangtua pasien memeluk dan mencium anaknya sebelum masuk ruang operasi di RS EMC, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/4). RS EMC menggelar operasi hernia kepada 60 pasien. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pahami penyebab hernia yang umum terjadi adalah dipengaruhi oleh usia. Masalah kesehatan yang membuat organ dalam tubuh menekan melalui jaringan otot atau ikat di sekitarnya melemah juga dipengaruhi oleh batuk kronis. Ini yang membuat masalah batuk jangan sekali-kali dianggap remeh.

Penyebab hernia yang sulit cegah adalah pengaruh bawaan lahir, terutama bila masalah ini menyerang pusar dan diafragma. Selain bawaan lahir, penyebab hernia bisa dipengaruhi oleh tindakan medis. Misalnya saja penyebab hernia karena cedera atau komplikasi yang terjadi pada operasi bagian perut.

Dalam kehidupan sehari-hari, penyebab hernia sering kali tidak disadari. Masalah munculnya benjolan di tubuh seperti hernia biasanya tidak menunjukkan gejala, ini yang berbahaya. Penyebab hernia bisa terjadi bila seseorang sering mengangkat beban berat, sering mengalami konstipasi, dan kehamilan bisa meningkatkan risikonya.

Bila terjadi penumpukan cairan di rongga perut, waspadai masalah ini bisa menjadi penyebab hernia. Termasuk obesitas atau berat badan yang naik tiba-tiba, dan penyakit tertentu. Penyakit penyebab hernia berisiko menyerang adalah cystic fibrosis. Cystic fibrosis menyebabkan fungsi paru mengalami gangguan sehingga memicu batuk kronis yang dapat memicu penyakit hernia.

Pada beberapa kasus, penyebab hernia dipengaruhi oleh gaya hidup tidak sehat seperti merokok, sering makan makanan cepat saji, manis, dan berkolesterol tinggi yang dapat memicu obesitas. Agar bisa mencegah penyebab hernia, memperbaiki gaya hidup dan melakukan pemeriksaan bila salah satu keluarga memiliki riwayat penyakit hernia sangat perlu dilakukan.

Penyebab Hernia dari Jenis-Jenisnya

Peluk Para Ibu Kuatkan Pasien Anak Operasi Hernia di RS EMC Sentul
Seorang ibu menggendong sang anak sebelum masuk ruang operasi di RS EMC, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/4). Operasi hernia yang diberikan oleh RS EMC dikhususkan bagi warga kurang mampu. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

1. Hernia umbilikalis

Pada jenis penyakit hernia umbilikalis, kondisi sebagian usus akan menembus dinding otot perut yang ada di sekitar pusar. Tapi, sebenarnya kondisi ini justru banyak terjadi pada bayi yang baru lahir. Untungnya, pada sebagian besar kasus, jenis penyakit hernia ini dapat menghilang sebelum bayi genap berusia 1 tahun. Jika belum menghilang, tindakan operasi baru akan dilakukan apabila benjolan ini sudah menetap hingga usia di atas 5 tahun atau kondisi benjolan sudah semakin besar.

2. Hernia insisional

Sedangkan jenis penyakit hernia insisional, usus akan menembus dinding otot perut pada area yang pernah dilakukan operasi. Hernia tipe ini kerap muncul jika luka operasi tidak sembuh sempurna, seperti pernah mengalami infeksi pasca operasi. Jenis penyakit hernia insisional biasanya dapat terjadi dalam kurun waktu 2 tahun pasca dilakukannya operasi dan kerap ditemukan pada orang-orang dengan usia lanjut maupun orang dengan berat badan berlebih.

3. Hernia inguinalis

Kemudian, pada jenis penyakit hernia inguinalis, usus atau kandung kemih bisa menonjol melalui dinding perut dan area lipatan paha. Bahkan, hampir lebih dari 90% kasus penyakit hernia dikeluhkan dari area ini. Tapi, yang lebih berisiko terkena penyakit hernia jenis ini adalah kaum pria. Pasalnya, ada bagian yang secara alami kondisinya sangat lemah di area tersebut.

4. Hernia epigastrika

Penyakit hernia epigastrika akan muncul ketika jaringan lemak menonjol lewat dinding perut, tepatnya yang terletak di antara pusar serta bagian bawah tulang dada. Jenis penyakit hernia ini, lebih umum terjadi pada pria dibandingkan wanita.

5. Hernia hiatus

Sedangkan penyakti hernia hiatus cukup berbeda dengan jenis penyakit hernia lainnya. Sebab, pada penyakit hernia tipe ini, tepat di bagian atas lambung akan menonjol melwati hiatus. Hiatus sendiri adalah sebuah lubang yang terletak di area diafragma.

6. Hernia femoralis

Kemudian, jenis penyakit hernia ini bisa terjadi ketika usus memasuki saluran yang dilalui pembuluh darah paha. Letak dari penyakit hernia ini lebih sedikit ke bawah dibandingkan hernia inguinalis. Benjolan yang terbentuk juga lebih kecil jika dibandingkan hernia inguinalis. Hernia femoralis umumnya menyerang kaum hawa, khususnya pada wanita hamil atau yang mengalami obesitas.

7. Hernia spigelian

Hernia spigelian terjadi ketika sebagian usus mendorong jaringan ikat perut dan menjol di dinding perut depan kiri atau kanan bawah pusar.

8. Hernia otot

Sedangkan Hernia otot, yang juga merupakan jenis hernia terakhir, terjadi saat ada sebagian otot yang mencuat pada abdomen atau perut. Olahragawan sering mengalami hernia jenis ini karena hernia otot sering terjadi pada otot kaki akibat cedera.

Gejala Penyakit Hernia

1. Gangguan pencernaan

Hernia dapat menyebabkan masalah perut yang mencakup kesulitan mencerna makanan, masalah pencernaan, sembelit, hingga gangguan usus lainnya.

2. Sakit perut

Terkadang penyakit hernia akan menyebabkan rasa sakit di perut yang parah hingga Anda memerlukan bantuan medis sesegera mungkin.

3. Ketidaknyamanan di perut atau selangkangan

Hernia akan menimbulkan rasa sakit pada selangkangan yang dikenal dengan kondisi hernia inguinalis atau femoralis. Sakit tersebut akan terasa setiap kali duduk atau membungkuk untuk mengangkat sesuatu.

4. Gangguan saraf

Hernia dapat menyebabkan rasa nyeri pada bagian saraf. Misalnya hernia inguinalis yang dapat menyebabkan nyeri kaki, skrotum (untuk pria), atau labia (untuk wanita).

Jika Anda memiliki mengalami salah satu dari gejala di bawah ini, segera datangi Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit terdekat:

- Nyeri hebat dan tiba-tiba ada benjolan hernia

- Mual dan muntah

- Sulit buang air besar atau buang angin

- Hernia menjadi keras, nyeri ketika disentuh, atau tidak dapat didorong masuk ke rongga perut

Pengobatan Penyakit Hernia

Gambar Ilustrasi Dokter Sedang Melakukan Operasi Caesar
Ilustrasi pembedahan. Sumber: Freepik

Pengobatan hernia yang spesifik adalah operasi. Namun, tidak semua hernia harus dioperasi. Operasi dianjurkan pada hernia yang menimbulkan gejala dan mengganggu atau semakin membesar. Operasi umumnya dilakukan oleh dokter bedah umum atau bedah digestif.

Angka kesuksesan operasi hernia mencapai lebih dari 95%, khususnya bila menggunakan teknik laparoskopi. Namun, tetap ada kemungkinan hernia kambuh kembali. Karena itu, sebelum memutuskan untuk operasi, diskusikan terlebih dulu dengan dokter segala manfaat dan risiko yang menyertainya.

Teknik operasi yang digunakan tergantung tipe, ukuran, dan lokasi hernia. Berikut adalah pilihan teknik operasi yang biasa dilakukan:

- Penjahitan bagian yang mengalami kelemahan

- Menggunakan jala (mesh) untuk memperbaiki kelemahan

- Teknik laparoskopi dengan sayatan minimal pada kulit

Hernia yang mengalami inkarserasi atau strangulasi membutuhkan penanganan segera. Biasanya dokter akan mencoba memijat hernia kembali ke dalam rongga perut. Bila tidak berhasil, operasi harus segera dilakukan.

Hernia umbilikalis pada bayi biasanya tidak dioperasi kecuali menetap hingga usia di atas 5 tahun, sangat besar, serta menimbulkan gejala atau mengalami strangulasi. Hernia ini kemungkinan membutuhkan operasi apabila lubang yang dilalui hernia berdiameter lebih dari 2 cm.

Hernia hiatus yang tidak menyebabkan gejala naiknya asam lambung, tidak perlu diobati. Bila terdapat gejala, dapat diresepkan obat-obatan untuk menurunkan asam lambung. Operasi baru akan dilakukan bila hernia hiatus besar dan menyebabkan gejala terus-menerus, atau bila hernia terjebak di dalam rongga dada.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya