7 Penyebab Janin Tidak Berkembang dan Penjelasannya, Perhatikan Gejala

Penyebab janin tidak berkembang atau blighted ovum diduga berkaitan dengan kelainan kromosom.

oleh Laudia Tysara diperbarui 29 Jun 2023, 13:30 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2023, 13:30 WIB
Janin dalam kandungan
Ilustrasi bayi dan tali pusarnya. (Sumber Flickr/lunar caustic)

Liputan6.com, Jakarta Penyebab pasti dari tidak berkembangnya janin dalam kandungan sebenarnya belum diketahui secara pasti. Hanya saja, penyebab janin tidak berkembang atau blighted ovum diduga berkaitan dengan kelainan kromosom, kualitas sel telur, sperma yang kurang baik, penyakit, dan masih banyak lagi.

Janin tak berkembang atau kehamilan kosong (blighted ovum) terjadi ketika sel telur yang dibuahi berimplantasi di dalam rahim, namun tidak berkembang menjadi embrio. Plasenta dan kantung embrionik terbentuk, tetapi tetap kosong.

Mewaspadai penyebab janin tidak berkembang ini penting karena sangat berisiko terjadi di awal kehamilan. Pemeriksaan rutin harus dilakukan, karena dokter atau bidan akan memberikan arahan lebih pasti cara menyelamatkan bayi yang berisiko tidak berkembang bila diketahui lebih dini.

Berikut Liputan6.com ulas penyebab janin tidak berkembang dan gejalanya dari berbagai sumber, Sabtu (14/8/2021).


Penyebab Janin Tidak Berkembang

Ilustrasi Janin
Ilustrasi Janin. (Foto: Pixabay)

1. Kelainan Kromosom

Penyebab janin tidak berkembang di awal kehamilan yang pertama adalah karena adanya kelainan pada kromosom. Umumnya, kelainan kromosom yang menjadi penyebab janin tidak berkembang ini dipengaruhi oleh gen.

Masalah penyebab janin tidak berkembang ini umumnya muncul karena kualitas sperma atau telur yang buruk serta pembentukan sel yang tidak normal. Penyebab janin tidak berkembang ini kemudian akan mempengaruhi tubuh untuk menghentikan proses kehamilan. Inilah mengapa kondisinya menjadi penyebab janin tidak berkembang di awal kehamilan.

Kualitas sperma dan telur sendiri dipengaruhi oleh kondisi kesehatan serta asupan nutrisi dari pasangan suami istri. Ketika tubuh mengalami stres atau kurangnya asupan nutrisi, penyebab janin tidak berkembang seperti kualitas sperma dan telur cenderung akan menurun. Selain itu, kualitas sperma dan telur ini juga bisa dipengaruhi oleh konsumsi obat-obatan tertentu, asupan alkohol, berat badan, diet yang tidak sehat serta konsumsi rokok.

2. Infeksi dan Penyakit

Penyebab janin tidak berkembang di awal kehamilan yang kedua yaitu karena infeksi dan penyakit. Beberapa penyakit dan infeksi yang dialami oleh ibu hamil juga bisa menjadi penyebab janin tidak berkembang di awal kehamilan.

Misalnya kasus penyebab janin tidak berkembang jika janin terinfeksi sifilis atau infeksi bakteri menular seksual, cytomegalovirus atau infeksi virus yang memiliki dampak signifikan ketika kekebalan tubuh lemah selama kehamilan.

Selain itu, bisa penyebab janin tidak berkembang seperti toksoplasmosis atau infeksi dengan parasit yang ditularkan terutama melalui kontak dengan hewan juga bisa menjadi faktor penyebabnya. Infeksi penyebab janin tidak berkembang tidak hanya berbahaya bagi janin, tapi juga bagi ibu hamil.

3. Plasenta Tidak Berfungsi Optimal

Penyebab janin tidak berkembang di awal kehamilan yang ketiga adalah karena plasenta tidak berfungsi secara optimal. Kondisi plasenta yang tidak berfungsi dengan normal atau insufisiensi plasenta adalah suatu kondisi di mana plasenta tidak mampu melaksanakan tugasnya selama kehamilan secara optimal.

Pada kasus janin yang tidak berkembang, sel telur yang telah dibuahi (zigot) gagal membelah diri menjadi embrio. Penyebab janin tidak berkembang ini harus diwaspadai karena kehamilan kosong bisa dialami ibu hamil ketika pembelahan sel zigot berhenti setelah menempel pada dinding rahim.

Plasenta berfungsi untuk mengirimkan suplai nutrisi dan oksigen bagi janin. Apabila terjadi masalah pada fungsi plasenta, maka janin pun tidak bisa mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi secara optimal. Inilah yang kemudian menjadi penyebab janin tidak berkembang.

4. Gaya Hidup

Penyebab janin tidak berkembang di awal kehamilan yang keempay adalah gaya hidup yang buruk. Mengonsumsi obat-obatan tertentu, asupan alkohol, berat badan, diet yang tidak sehat, serta konsumsi rokok dapat mempengaruhi kualitas sperma dan telur pada pasangan suami istri.

Pola makan, tubuh yang sering stres, dan asupan nutrisi yang buruk bisa mempengaruhi kualitas sperma dan telur yang menurun. Penyebab janin tidak berkembang pun bergantung pada kebiasaan yang kurang dalam mengonsumsi asam folat, baik dalam bentuk suplemen maupun dari makanan sehari-hari, juga turut berkontribusi dalam perkembangan janin.

Terutama di trimester pertama, asam folat sangat penting bagi proses tumbuh kembang janin, terutama di bagian saraf dan otak. Bila asupan nutrisi tersebut tidak terpenuhi maka ini bisa menjadi penyebab janin tidak berkembang yang wajib diwaspadai.


Penyebab Janin Tidak Berkembang Selanjutnya

5. Usia

Penyebab janin tidak berkembang kelima adalah masalah usia. Semakin tua usia istri atau suami dan semakin banyak jumlah anak yang dimiliki dapat memperbesar peluang terjadinya kehamilan kosong.

Penelitian dari British Medical Journal (BMJ) mengatakan, risiko keguguran berhubungan dengan seiring bertambahnya usia saat hamil; di luar melihat faktor riwayat kehamilan sebelumnya.

Sama halnya dengan janin lahir mati, risikonya meningkat sekitar 1,2 hingga 2,2 kali pada wanita yang hamil di usia 35 tahun atau lebih.

6. Preeklamsia

Penyebab janin tidak berkembang keenam adalah masalah preeklamsia. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah yang mencapai angka 140/90 mmHg. Biasanya kondisi ini terjadi setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga).

Preeklampsia dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi mengerut dan mengecil, ini memengaruhi pertumbuhan janin karena terjadi pembatasan aliran darah ke plasenta. Pada beberapa kasus preeklamsia bisa terjadi lebih awal dan berisiko menjadi penyebab janin tidak berkembang atau hamil kosong.

7. Kehamilan Kembar

Penyebab janin tidak berkembang ketujuh adalah kehamilan kembar. Hamil di usia 35 tahun atau lebih berisiko lebih tinggi untuk mengalami kehamilan kembar. Hal ini terjadi karena perubahan hormon, apalagi jika sebelumnya sang ibu mengonsumsi obat penyubur kandungan.

Namun, hamil kembar di usia 35 tahun atau lebih memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), hingga preeklampsia. Inilah mengapa kehamilan kembar juga berisiko menjadi penyebab janin tidak berkembang.


Mengenal Kondisi Janin Tidak Berkembang

Janin tak berkembang, atau kehamilan kosong (blighted ovum), merupakan sel telur yang dibuahi berimplantasi di dalam rahim, namun tidak berkembang menjadi embrio. Plasenta dan kantung embrionik terbentuk, tetapi tetap kosong dan bisa dikatakan tidak ada bayi yang sedang tumbuh. Hal ini juga dikenal sebagai kehamilan anembryonic.

Meskipun tidak ada embrio, plasenta masih menghasilkan human chorionic gonadotropin (hCG), yaitu hormon yang dirancang untuk mendukung kehamilan. Tes kehamilan darah dan urine berupa hCG akan memiliki hasil positif meskipun kehamilan tidak benar-benar berjalan.

Sel telur yang ada di dalam rahim berhasil dibuahi oleh sperma, tetapi ia tidak berkembang menjadi embrio, sehingga pada usia tertentu, kehamilan berhenti. Hal ini seringkali menyebabkan keguguran dan pendarahan hebat. Blighted ovum atau yang selanjutnya disebut BO biasanya terjadi pada usia kehamilan trimester pertama.

Dalam kehamilan usia 5-6 minggu, seharusnya embrio sudah bisa dilihat dengan USG. Namun dalam kasus janin tidak berkembang ini, embrio tidak hadir dan fetus hanya berkembang 18 milimeter besarnya. Sedangkan IUGR atau intrauterine growth restriction adalah pertumbuhan fisik janin yang tidak sesuai dengan usia perkembangannya.


Gejala Janin Tidak Berkembang

Menyebabkan Gangguan pada Janin
Ilustrasi Kehamilan. Credit: pexels.com/Anastasia

1. Tingkat HCG Rendah

Gejala janin tidak berkembang yang pertama adalah tingkat HCG rendah. HCG atau Human Chorionic Gonadoptropin adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh ketika hamil. Selama masa kehamilan, hormon ini akan mengalami naik turun. Perlu diperhatikan jika HCG lebih rendah dari angka normal maka ini gejala janin tidak berkembang.

2. Panjang Fundus Kecil

Gejala janin tidak berkembang kedua adalah panjang fundus kecil. Selama kehamilan, rahim ibu diukur oleh dokter. Fundus diukur dari bagian atas rahim ke tulang kemaluan. Pengukuran ini berfungsi agar dokter tahu apakah janin berkembang.

Setelah 16 minggu kehamilan, dokter biasanya mengecek apakah panjang fundus sesuai dengan minggu kehamilan. Ketika panjang fundus tidak sesuai, berarti ada masalah dengan kehamilan tersebut atau menjadi gejala janin tidak berkembang.

Kondisi itu bisa dikarenakan air ketuban terlalu sedikit atau bayi dalam posisi sungsang. Kemungkinan terparahnya, ini bisa menjadi pertanda janin tidak berkembang dengan baik atau gejala janin tidak berkembang.

3. Kram saat Hamil

Gejala janin tidak berkembang ketiga adalah mengalami kram saat hamil. Merasakan sering kram selama hamil, bisa menjadi salah satu tanda ada sesuatu yang tidak beres dengan kehamilan tersebut.

Kram yang perlu dikhawatirkan merupakan gejala janin tidak berkembang, jika tingkat sakitnya tidak kunjung hilang dari waktu ke waktu atau malah meningkat.

Hal tersebut mungkin berkaitan dengan adanya masalah dengan plasenta. Untuk itu, penting bagi ibu hamil yang mengalami gejala janin tidak berkembang tersebut untuk segera mengkonsultasikannya ke dokter.

4. Keputihan

Gejala janin tidak berkembang keempat adalah mengalami keputihan saat mengandung. Keluarnya cairan dari vagina mungkin merupakan tanda awal dari keguguran. Ini bisa jadi tanda bahwa janin berhenti berkembang dan waktunya bayi untuk keluar dari rahim sebagai gejala janin tidak berkembang.

5. Diagnosis Intrauterine Growth Restriction (IUGR)

Gejala janin tidak berkembang kelima adalah janin lebih kecil dari ukuran normal. IUGR berarti janin yang di dalam rahim berukuran lebih kecil dibanding yang diharapkan. Ini bisa menyebabkan banyak masalah. Penyebab paling umum dari IUGR adalah pada plasenta.

Plasenta seharusnya memberikan semua yang bayi butuhkan dari tubuh ibu. Jika plasenta tidak berfungsi dengan baik, janin akan berhenti berkembang dan ini gejala janin tidak berkembang. Masalah yang memicunya adalah ginjal, anemia, dan diabetes. Jika sudah didiagnosis IUGR, maka harus sangat diperhatikan oleh dokter.

6. Tidak Ada Detak Jantung

Gejala janin tidak berkembang keenam adalah tidak ditemukan detak jantung dari janin dalam kandungan. Tanda janin tidak berkembang paling umum bisa dideteksi melalui detak jantung. Detak jantung bayi mungkin bisa terdengar sejak minggu kesembilan atau kesepuluh ketika embrio berubah menjadi janin.

Selama minggu awal kehamilan, dokter akan menganggap wajar jika belum terdengarnya suara detak jantung. Sebab, detak jantung yang tidak terdengar bisa jadi dikarenakan posisi bayi atau letak dari plasenta, bukan gejala janin tidak berkembang. Baru setelah beberapa kali pemeriksaan tetap tak ditemukan detak jantung, dokter pasti akan menyarankan untuk segera memeriksa kondisi janin dengan USG.


Gejala Janin Tidak Berkembang Selanjutnya

7. Pendarahan

Gejala janin tidak berkembang ketujuh adalah perdarahan. Bagi beberapa wanita hamil, memang ada yang mengalami pendarahan saat masa kehamilan. Namun, yang jadi masalah ialah ketika jumlah pendarahannya yang cukup banyak. Pendarahan terkadang merupakan tanda dari masalah dalam kehamilan atau gejala janin tidak berkembang. Biasanya wanita yang mengalami gejala ini juga akan disertai dengan rasa nyeri punggung. Segeralah hubungi dan konsultasikan dengan dokter.

8. Janin Tidak Bergerak

Gejala janin tidak berkembang kedelapan adalah janinnya tidak mengalami pergerakan. Pada trimester kedua kehamilan, ibu biasanya aka merasakan pergerakan janin. Dokter atau bidan yang menangani, biasanya akan meminta setiap ibu menghitung jumlah tendangan si kecil setiap harinya. Jika jumlah pergerakan mulai terhenti, bisa menjadi ciri adanya hal yang tak beres dengan kondisi kehamilan atau gejala janin tidak berkembang.

9. Tidak Ngidam dan Sensitif

Gejala janin tidak berkembang kesembilan adalah tidak ngidam dan sensitif. Wanita yang ngidam dan sensitif tiba-tiba memang identik dengan kehamilan. Apalagi jika kondisi ini terjadi setelah aktif berhubungan badan. Salah satu tanda-tanda hamil yang cukup dikenal adalah ‘ngidam’. Bila awalnya perasaan ngidam muncul saat hamil, lantas hilang. Waspadai ini bisa jadi gejala janin tidak berkembang, lakukan pemeriksaan agar lebih pasti.

10. Hasil Tes Kehamilan Negatif

Gejala janin tidak berkembang kesepuluh adalah hasil tes kehamilan menjadi negatif yang awalnya positif. Hal ini juga berlaku bila dokter sudah memastikan Anda hamil. Ketika tiba-tiba test pack menunjukkan hasil yang negatif, bisa jadi itu merupakan kondisi saat janin tidak lagi berkembang atau gejala janin tidak berkembang.

11. Payudara Tidak Sensitif

Gejala janin tidak berkembang kesebelas adalah payudara tidak lagi sensitif. Beberapa wanita yang payudaranya tiba-tiba tidak sakit lagi atau ukurannya mengecil ketika hamil bisa jadi merupakan tanda bahwa ada yang tidak beres dengan janinnya.

12. Berkurangnya Morning Sickness

Gejala janin tidak berkembang kedua belas adalah berkurangnya perasaan mual dan ingin muntah setiap pagi. Morning sickness merupakan hal yang wajar terjadi pada ibu hamil. Rasa mual ini terjadi karena kadar HCG yang tinggi dan bayi berkembang seperti seharusnya. Tapi, jika tiba-tiba kondisinya tidak mengalami mual disertai dengan gejala keguguran, dokter biasanya akan melakukan tes HCG untuk melihat kadarnya tinggi atau rendah.

13. Hasil USG Abnormal

Gejala janin tidak berkembang ketiga belas adalah hasil USG abnormal. Pada saat dilakukan Ultrasonografi (USG), menunjukkan posisi, ukuran, dan perkembangan bayi. Jika ukuran dan perkembangan tidak berjalan dengan baik, dokter akan memperingatkan ibu akan kemungkinan keguguran atau stillbirth.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya