Intrinsik Adalah Unsur Pembangun, Pahami Contoh dan Perbedaan dengan Ekstrinsik

Dalam konteks manusia, konsep intrinsik berkaitan dengan hal-hal yang berasal dari diri kita sendiri, tanpa dipengaruhi oleh tekanan atau dorongan eksternal.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 21 Jul 2023, 11:20 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2023, 11:20 WIB
Unsur Intrinsik
Unsur Intrinsik (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Intrinsik adalah segala hal, sifat, atau karakteristik yang berasal dari dalam diri suatu objek, individu, atau fenomena, yang memberikan makna, nilai, atau tujuan secara inheren tanpa dipengaruhi oleh faktor eksternal. Istilah "intrinsik" berasal dari bahasa Latin "intrinsecus," yang berarti "yang berada di dalam."

Unsur intrinsik adalah bahan penyusun karya sastra, yang bersumber dari karya itu sendiri dan harus ada dalam sebuah karya. Jika salah satu unsur tidak terdapat dalam karya sastra, maka sebuah karya yang diciptakan tidak bisa disebut karya sastra.

Dalam seni, intrinsik adalah hal yang mengacu pada nilai artistik dan kualitas karya seni itu sendiri, yang tidak tergantung pada respons atau penilaian dari penonton atau kritikus. Dalam banyak konteks, memahami sifat intrinsik suatu hal, dapat membantu Anda menghargai dan memahami nilai sejati, tanpa terpengaruh oleh pandangan orang lain.

Berikut ini unsur insrinsik dalam drama dan contohnya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (21/7/2023). 

Unsur Intrinsik dalam Drama

Rekomendasi Dongeng Pengantar Tidur Untuk Anak
Ilustrasi buku dongeng anak. (Sumber foto: Pexels.com).

Unsur instrinsik umumnya memiliki hubungan satu sama lain, dan saling mempengaruhi untuk menciptakan karya drama yang menyeluruh dan bermakna. Penonton terlibat dalam cerita dan karakter melalui elemen-elemen ini, dan drama menjadi lebih kuat dalam menyampaikan pesan, menyentuh emosi, dan menyajikan pengalaman teater yang mendalam.

Plot (Alur)

Plot merupakan rangkaian peristiwa dan tindakan yang terjadi dalam drama, membentuk jalur cerita utama. Plot mencakup beberapa elemen penting, seperti:

  1. Pemaparan (Exposition): Bagian awal drama di mana penulis memperkenalkan karakter utama, latar belakang, dan situasi awal cerita.
  2. Peristiwa Pemicu (Inciting Incident): Suatu peristiwa atau konflik yang memulai aksi dalam cerita dan mendorong perubahan pada karakter utama.
  3. Konflik: Konflik adalah inti dari drama yang merupakan pertentangan antara keinginan atau masalah yang dihadapi oleh karakter utama. Konflik dapat bersifat internal (dalam diri karakter) atau eksternal (dengan karakter lain atau lingkungan).
  4. Puncak (Climax): Puncak adalah titik tertinggi dari konflik, di mana ketegangan mencapai klimaksnya. Pada saat ini, keputusan atau tindakan kritis dibuat oleh karakter utama, dan drama mencapai puncak emosionalnya.
  5. Penyelesaian (Resolution): Bagian akhir drama di mana konflik diselesaikan dan akhir cerita diberikan. Penyelesaian dapat membawa penyelesaian yang jelas, atau ada ruang untuk interpretasi penonton.

Karakter

Karakter adalah tokoh-tokoh yang berperan dalam drama. Setiap karakter memiliki peran, tujuan, dan kepribadian yang unik. Karakter bisa menjadi protagonis (karakter utama yang mengalami perkembangan) atau antagonis (karakter yang menentang protagonis). Karakter dalam drama seringkali mengalami perubahan atau pertumbuhan selama cerita berlangsung.

Dialog

Dialog adalah percakapan antara karakter dalam drama. Dialog mengungkapkan perasaan, pikiran, motivasi, dan konflik karakter. Cara karakter berbicara dan interaksi melalui dialog adalah cara yang penting untuk mengungkapkan kepribadian, dan mengembangkan karakter dalam drama.

Tema

Tema adalah pesan pokok atau ide utama yang ingin disampaikan oleh penulis melalui drama. Tema dapat bersifat moral, filosofis, atau sosial. Tema seringkali tersembunyi di balik alur dan karakter, dan dapat diartikan secara berbeda oleh berbagai penonton.

Setting (Latar)

Setting adalah lingkungan fisik dan sosial di mana drama berlangsung. Ini mencakup tempat, waktu, dan situasi budaya atau sosial di mana cerita berlangsung. Setting membantu menciptakan latar belakang yang relevan untuk cerita dan menghadirkan penonton dalam dunia drama.

 

Bahasa

Unsur intrinsik drama selanjutnya adalah bahasa atau gaya bahasa. Bahasa merupakan kata-kata yang digunakan dalam percakapan cerita drama. Bahasa yang digunakan dalam sebuah drama memiliki kekhasan yang mengacu pada budaya, kehidupan sehari-hari, sosial budaya, serta pendidikan. Bahasa digunakan untuk menghidupkan cerita, agar cerita senantiasa komunikatif.

Amanat

Unsur intrinsik drama selanjutnya adalah amanat. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada penonton. Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh dalam cerita drama.

Contoh

Ilustrasi membaca buku, memahami majas
Ilustrasi membaca buku, memahami majas. (Photo by Blaz Photo on Unsplash)

Judul: "Teman Sejati"

Tokoh:

1. Rani: Seorang siswi SMA yang ramah dan penyayang. Dia sangat menghargai persahabatan dan selalu ingin menjaga hubungan baik dengan teman-temannya.

2. Andi: Sahabat Rani sejak kecil, namun baru pindah kembali ke kota setelah beberapa tahun tinggal di luar negeri. Andi adalah sosok yang ceria dan cerdas, dia ingin mendapatkan kembali ikatan persahabatan dengan Rani.

3. Bella: Teman sekelas Rani yang populer dan sedikit sombong. Dia merasa cemburu dengan kedekatan Rani dan Andi, dan berusaha menjauhkan mereka berdua.

4. Guru: Seorang guru yang bijaksana dan memahami permasalahan di antara murid-muridnya. Dia mendukung nilai-nilai persahabatan dan kebaikan.

Setting

Di dalam sebuah kelas SMA, tempat di mana para tokoh berinteraksi dalam cerita.

Alur Cerita

Pemaparan: (Rani dan Bella sedang duduk di kelas, sedangkan Andi masuk ke dalam kelas)

Andi: (Tersenyum) Halo, perkenalkan, namaku Andi. Aku baru saja pindah ke sini setelah tinggal di luar negeri.

Rani: (Gembira) Andi! Kamu! (Merangkul Andi dengan erat) Aku sangat merindukanmu!

Bella: (Dengan nada sombong) Oh, jadi ini teman lama kamu, Rani? Tampaknya kamu sangat senang bertemu dengannya.

Peristiwa Pemicu: (Bella berusaha menjauhkan Rani dari Andi)

Bella: (Sambil berbisik pada Rani) Rani, aku rasa Andi akan mengganggu persahabatan kita. Dia terlalu berbeda dari kita.

Rani: (Bingung) Aku tidak tahu harus memilih siapa. Bella adalah teman sekelasku, tapi Andi adalah sahabat lama yang sangat kusayangi.

Andi: (Menyadari kebingungan Rani) Maaf, aku tidak bermaksud merepotkanmu.

Rani: (Berusaha memahami) Tidak, Andi. Kamu sahabatku juga. Aku hanya merasa sulit memilih di antara kalian berdua.

Konflik

(Rani bimbang antara sahabat lama dan teman baru)

Bella: (Terus merasa cemburu) Apa dia bahkan benar-benar teman sejatimu? Dia baru kembali setelah sekian lama.

Rani: (Bingung) Bella, aku tidak bisa mengabaikan persahabatan lamaku dengan Andi. Dia pernah ada untukku di masa sulit dulu.

Puncak: (Rani mengambil keputusan)

Rani: (Dengan tegas) Aku tidak akan memilih, karena teman sejati tidak harus memilih. Kalian berdua adalah bagian penting dari hidupku. Aku ingin kita tetap bersama-sama.

Bella: (Merasa bersalah) Aku salah telah mencoba memisahkan kalian berdua. Maafkan aku, Rani.

Andi: (Mengerti) Tidak perlu minta maaf. Aku senang kita masih bisa berteman.

Penyelesaian

(Rani, Andi, dan Bella berbicara dengan senangnya)

Andi: (Tersenyum) Terima kasih, Rani, karena tetap menjadi sahabatku.

Bella: (Mengakui) Aku salah telah mencoba memisahkan kalian berdua. Aku tahu sekarang bahwa persahabatan kita jauh lebih penting.

Rani: (Senang) Kita tetap sahabat, dan kita akan melewati semua tantangan bersama-sama.

Guru: (Memasuki kelas) Sudah waktunya pelajaran. Ayo, duduk, anak-anak.

Penutup

(Rani, Andi, dan Bella duduk bersama, menunjukkan bahwa persahabatan mereka tetap kuat)

Naskah drama di atas mengandung unsur instrinsik yang mencakup plot, karakter, dan konflik. Plotnya mencakup berbagai tahapan cerita seperti pemaparan, peristiwa pemicu, konflik, puncak, dan penyelesaian. Karakter-karakter utama, yaitu Rani, Andi, dan Bella, memiliki kepribadian dan peran yang khas, yang membentuk inti dari cerita. Konflik yang dihadapi Rani dalam memilih antara sahabat lamanya dan teman barunya, menunjukkan perkembangan karakter dan menggambarkan nilai-nilai persahabatan. Semua unsur instrinsik ini bersama-sama membentuk cerita yang menarik, dan mengandung pesan moral tentang pentingnya memahami, menghargai, dan menjaga persahabatan.

Perbedaan Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

Ilustrasi membaca, buku
Ilustrasi membaca, buku. (Photo Copyright by Freepik)

Unsur instrinsik merupakan elemen-elemen atau karakteristik yang terkandung dalam objek atau karya itu sendiri. Ini berarti unsur-unsur tersebut muncul dari dalam, ada secara inheren, dan membentuk inti atau esensi dari objek atau karya tersebut. Unsur instrinsik berperan dalam membentuk makna, nilai, atau arti dari objek atau karya, dan mereka tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Dalam konteks karya sastra, seperti prosa, puisi, atau drama, unsur instrinsik membentuk struktur dan substansi inti dari karya tersebut. Beberapa contoh unsur instrinsik dalam sebuah novel meliputi alur cerita (plot), karakter-karakter utama dan pendukung, tema utama, gaya bahasa penulis, serta latar tempat dan waktu di mana cerita berlangsung. Unsur-unsur ini bersifat intrinsik karena mereka merupakan bagian tak terpisahkan dari narasi, yang menjadi ciri khas karya tersebut. Dalam puisi, unsur instrinsik mencakup rima, irama, metrum, dan bahasa kiasan yang dipilih oleh penyair untuk menyampaikan pesan atau perasaan.

Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik di sisi lain, merujuk pada faktor-faktor yang berasal dari luar objek atau karya dan mempengaruhi cara objek atau karya tersebut, diinterpretasikan atau diterima oleh orang lain. Unsur ekstrinsik berhubungan dengan kondisi atau konteks eksternal, yang mempengaruhi atau memodifikasi cara objek atau karya tersebut dipahami.

Contoh unsur ekstrinsik dalam konteks sastra dan seni termasuk respon penonton atau pembaca terhadap karya tersebut, tanggapan kritikus sastra, penghargaan atau pengakuan publik yang diterima oleh penulis atau seniman, serta kondisi sosial, politik, atau budaya di mana karya tersebut dihasilkan atau diterima.

Misalnya, sebuah novel yang diterbitkan pada saat tertentu dalam sejarah, bisa dianalisis dari sudut pandang konteks sejarah dan politik pada masa tersebut. Tanggapan kritikus terhadap novel atau penampilan dramatis juga bisa mempengaruhi persepsi publik, tentang kualitas karya tersebut. Jadi, unsur ekstrinsik membawa dimensi tambahan dalam memahami karya seni, atau sastra yang berinteraksi dengan dunia luar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya