Limbah Anorganik adalah Limbah yang Tidak Mudah Terurai, Ketahui Ciri-Ciri dan Contohnya

Limbah anorganik adalah jenis limbah yang tidak berasal dari organisme hidup dan terdiri dari material yang dibentuk oleh unsur-unsur kimia non-organik.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 28 Jul 2023, 08:20 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2023, 08:20 WIB
Berburu Cuan dari Limbah Sampah
Salah satu penyebab masalah ini adalah minimnya infrastruktur pengelolaan sampah di Indonesia, di mana hanya 54 persen dari total kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang memadai dan sesuai standar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Limbah anorganik adalah jenis limbah yang tidak berasal dari organisme hidup dan terdiri dari material yang dibentuk oleh unsur-unsur kimia non-organik. Contoh limbah anorganik adalah logam, plastik, kaca, dan sebagainya.

Limbah anorganik adalah jenis limbah yang biasanya tidak mudah terurai oleh organisme alami. Jenis limbah ini umumnya dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia, termasuk industri, pertanian, konstruksi, rumah tangga, dan lain-lain.

Mengingat bahwa sifat limbah organik adalah sulit untuk terurai, limbah jenis ini dapat menyebabkan berbagai pencemaran lingkungan, seperti pencemaran tanah dan air.

Berdasarkan bentuknya, limbah anorganik dapat dibedakan menjadi tiga, yakni limbah anorganik padat, limbah anorganik cair, dan limbah anorganik gas. Untuk memahami lebih dalam mengenai limbah anorganik, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (28/7/2023).

Ciri-Ciri Limbah Anorganik

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, limbah anorganik adalah jenis limbah yang berasal dari material yang dibentuk dari unsur-unsur kimia non-organik. Limbah anorganik adalah jenis limbah yang sulit terurai oleh organisme alami.

Limbah anorganik adalah jenis limbah yang dapat dikenali dari ciri-cirinya. Adapun ciri-ciri limbah anorganik adalah sebagai berikut:

1. Tidak Mudah Terurai

Limbah anorganik adalah jenis limbah yang juga dikenal sebagai limbah non-alami, memiliki beberapa karakteristik khusus. Ciri utamanya adalah ketahanannya terhadap proses dekomposisi alami. Artinya, proses pembusukan dan penguraian limbah anorganik memakan waktu yang cukup lama.

Beberapa jenis limbah anorganik bahkan memerlukan beberapa puluh tahun untuk terurai menjadi partikel yang lebih kecil, misalnya seperti sampah plastik yang berakhir di dasar laut.

2. Berasal dari Proses Sintesis

Ciri berikutnya dari limbah anorganik adalah terbentuk atau berasal dari bahan pabrikasi atau sintesis. Contohnya, styrofoam merupakan jenis limbah anorganik yang terbuat dari bahan sintetis seperti polistirena dan gas CFC. Kedua bahan ini dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon atau O3.

3. Biasanya Diolah dalam Proses daur Ulang

Ciri lain dari limbah anorganik adalah memiliki potensi untuk diolah melalui proses daur ulang. Meskipun limbah anorganik sulit terurai seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, limbah ini masih dapat diolah melalui proses daur ulang.

Melalui proses daur ulang, limbah anorganik adalah jenis limbah yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan barang-barang yang bermanfaat, baik untuk digunakan kembali dalam bentuk lain maupun sebagai produk baru. Sebagai contoh, botol plastik dapat diolah menjadi kerajinan tangan atau digunakan sebagai pot tanaman, sehingga memberikan manfaat lebih lanjut.

Jenis-Jenis Limbah Anorganik

Sungai Cileungsi
Warga mencari ikan di aliran Sungai Cileungsi yang berwarna hitam pekat di kawasan Bojong Kulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/7/2019). Air Sungai Cileungsi berubah warna menjadi hitam diduga akibat pencemaran limbah pabrik di kawasan tersebut. (merdeka.com/Arie Basuki)

Berdasarkan bentuknya, limbah anorganik adalah jenis limbah yang dapat dibedakan menjadi tiga. Berikut adalah beberapa jenis limbah anorganik berdasarkan bentuknya:

1. Limbah Anorganik Padat

Limbah anorganik padat merujuk pada limbah dengan bentuk keras dan padat yang bisa disentuh atau dipegang. Beberapa di antaranya dapat mengandung zat kimia berbahaya sehingga tidak bisa disentuh secara langsung. Contohnya termasuk aluminium, besi, bahan kimia berbasis basa, botol plastik, serta barang-barang serupa.

2. Limbah Anorganik Cair

Limbah anorganik cair merupakan jenis limbah berbahaya yang sering berasal dari pabrik atau perusahaan produksi. Limbah cair ini seringkali dialirkan ke sungai-sungai, menyebabkan kerusakan dan pencemaran bagi makhluk hidup yang tinggal di sana serta lingkungan sekitarnya.

Selain dari industri, limbah cair anorganik juga bisa dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, seperti dari air sabun cuci dan detergen. Tumpahan minyak di laut juga termasuk jenis limbah cair yang paling berbahaya.

3. Limbah Anorganik Gas

Limbah anorganik gas adalah jenis limbah yang tidak dapat dijamah oleh indera manusia. Biasanya, limbah anorganik gas berasal dari cerobong asap di pabrik-pabrik produksi. Asap dan uap yang dilepaskan dapat menyebabkan dampak yang serius, seperti pemanasan global, hujan asam, dan peningkatan polusi udara.

Selain itu, limbah anorganik gas juga bisa berasal dari gas buang kendaraan bermotor, yang mengandung gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO) yang dapat menyebabkan bahaya kesehatan, bahkan kematian jika terhirup dalam jumlah besar.

Contoh-Contoh Limbah Anorganik

Ilustrasi limbah plastik. (dok. Tanvi Sharma/unsplash/Adhita Diansyavira)
Ilustrasi limbah plastik. (dok. Tanvi Sharma/unsplash/Adhita Diansyavira)

Limbah anorganik adalah jenis limbah yang tidak berasal dari organisme hidup dan terdiri dari material yang terbentuk oleh unsur-unsur kimia non-organik. Limbah ini cenderung sulit terurai oleh organisme alami dan dapat bertahan lama di lingkungan. Limbah anorganik dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia, termasuk kegiatan industri, pertanian, konstruksi, dan rumah tangga. Penjelasan ini menggambarkan sifat dan asal-usul limbah anorganik secara umum. Contoh limbah anorganik adalah sebagai berikut:

  1. Logam: Limbah logam berasal dari berbagai industri seperti besi, aluminium, tembaga, seng, dan nikel. Limbah ini dapat menjadi masalah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
  2. Plastik: Plastik adalah jenis limbah anorganik umum yang sulit terurai dan persisten di lingkungan.
  3. Kaca: Limbah kaca meliputi botol, kaca pecah, dan lainnya, yang jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan cedera dan polusi lingkungan.
  4. Keramik dan Porselen: Limbah anorganik ini mencakup barang pecah seperti piring, mangkuk, dan vas yang terbuat dari keramik atau porselen.
  5. Bahan Kimia Beracun: Limbah berbahaya yang mengandung bahan kimia beracun, seperti baterai, lampu neon, pestisida, dan lainnya.
  6. Batu dan Beton: Limbah dari sisa konstruksi seperti puing, batu, dan beton, yang sulit terurai dan dapat menciptakan masalah lingkungan.
  7. Limbah Cair dari Industri: Limbah cair yang dihasilkan dari berbagai industri, mengandung bahan kimia berbahaya, dan memerlukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan.
  8. Limbah Cair dari Rumah Tangga: Limbah cair dari rumah tangga, seperti air cucian sayuran, air kamar mandi, dan limbah dari mesin cuci dan toilet.
  9. Limbah Cair dari Pertanian: Limbah cair dari aktivitas pertanian, seperti air limbah dari pemupukan dan pestisida.
  10. Limbah Cair dari Fasilitas Kesehatan: Limbah cair dari rumah sakit dan laboratorium medis yang mengandung bahan infeksius dan kimia berbahaya.
  11. Limbah Cair dari Pabrik Pulp dan Kertas: Limbah cair dari proses pembuatan pulp dan kertas.
  12. Limbah Cair dari Penyulingan Minyak: Limbah cair dari proses penyulingan minyak bumi yang mengandung bahan berbahaya.
  13. Gas Buang Kendaraan Bermotor: Limbah gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor seperti mobil, truk, dan motor.
  14. Asap Cerobong Industri: Limbah gas dari cerobong asap pabrik dan industri, mengandung berbagai polutan seperti sulfur dioksida (SO2) dan logam berat.
  15. Gas Metana dari Sampah: Gas metana dihasilkan dari dekomposisi sampah di tempat pembuangan akhir atau tumpukan sampah.
  16. Gas dari Industri Kimia: Limbah gas berbahaya dari industri kimia seperti klorin (Cl2) dan amonia (NH3).
  17. Gas dari Aktivitas Geologi: Beberapa gas anorganik juga dapat berasal dari aktivitas geologi seperti gas sulfur dioksida (SO2) dari gunung berapi.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya