Liputan6.com, Jakarta Dalam Islam, keyakinan akan sifat-sifat Allah merupakan salah satu hal yang sangat penting. Salah satu konsep yang mendasari pandangan tentang Allah adalah sifat Muhal. Sifat Muhal Allah mencakup segala sesuatu yang mustahil atau tidak mungkin bagi-Nya. Dalam arti sederhana, Allah tidak dapat memiliki sifat-sifat yang bertentangan dengan keesaan, ketuhanan, dan sifat-sifat-Nya yang lain.
Sifat Muhal Allah tidak dapat berdusta, tidak dapat mengalami ketidakadilan, tidak dapat mengalami perubahan, dan sebagainya. Konsep ini sangat penting dalam memahami keagungan, dan kesucian Tuhan dalam Islam. Memahami sifat Muhal Allah dapat membantu menghindarkan kita, dari berbagai bentuk kesesatan dalam beribadah dan berdoa. Kita harus mengingat bahwa Allah Maha Suci dan Maha Besar, dan Dia berbeda dengan makhluk-Nya.
Pemahaman tentang sifat Muhal Allah mengajarkan kita, untuk lebih menghargai kehidupan dan mencintai-Nya dengan segenap hati. Allah adalah sumber segala nikmat dan kasih sayang. Dalam menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya, kita akan lebih bersyukur dan berusaha untuk hidup dalam ketaatan kepada-Nya.
Advertisement
Namun, perlu diingat bahwa meskipun Allah memiliki sifat Muhal, Dia juga memiliki sifat-sifat lain yang harus kita kenali. Diantaranya adalah sifat Asma'ul Husna (sifat-sifat baik dan mulia Allah), seperti Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Bijaksana, dan lain-lain. Berikut ini sifat Muhal Allah yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (2/8/2023).
1. Al-'Adam
Adam artinya tiada. Mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat ini. Dialah yang menciptakan alam semesta berserta seluruh isinya. Dialah yang Maha Suci dan Maha Tinggi.
2. Al-Huduts
Huduts artinya baru. Mustahil jika Allah baru. Keberadaan-Nya adalah yang paling awal sebelum diciptakannya alam semesta ini oleh-Nya.
3. Al-Fana
Fana artinya binasa atau lenyap. Mustahil bagi Allah SWT untuk tidak kekal. Dialah yang kekal. Dialah yang berkuasa melenyapkan seluruh ciptaan-Nya.
4. Al-Mumatsilatu lil Hawaditsi
Mumatsilatu lil Hawaditsi artinya menyerupai atau sama seperti makhluk ciptaan-Nya. Mustahil bagi Allah SWT untuk menyerupai makhluknya. Dialah Maha Sempurna, tidak ada yang menyerupai-Nya.
5. Al-Ihtiyaj ila Ghairihi
Ihtiyaj ila Ghairihi artinya membutuhkan yang lain. Mustahil bagi Allah SWT membutuhkan pertolongan. Dialah yang menolong makhluknya.
6. At-Ta'addud
Ta'addud artinya lebih dari satu. Mustahil bagi Allah SWT berjumlah lebih dari satu. Dialah Yang Maha Esa atau tunggal. Tidak ada Tuhan selain Dia.
7. Al-'Ajzu
'Ajzu artinya lemah. Mustahil bagi Allah SWT untuk tidak kuat. Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak mungkin jika Allah SWT mempunyai sifat ini.
8. Al-Karahah
Karahah artinya terpaksa. Mustahil bagi Allah SWT melakukan sesuatu tidak atas kehendaknya sendiri. Dialah Yang Maha Kuasa. Dia melakukan sesuatu atas kehendaknya tidak ada paksaan dari siapapun.
9. Al-Jahlu
Jahlu artinya bodoh. Mustahil bagi Allah SWT tidak mengetahui sesuatu. Dialah Yang Maha Mengetahui. Bahkan sesuatu yang tidak nampak oleh mata kita sekalipun.
10. Al-Maut
Maut artinya mati. Mustahil bagi Allah SWT akan mati. Dia memiliki sifat kekal. Dia hidup dan abadi.
Advertisement
Kewajiban Mengetahui Sifat Wajib Allah
11. Al-Ashammu
Ashammu artinya tuli. Mustahil bagi Allah SWT tidak bisa mendengar. Dialah Yang Maha Mendengar segala sesuatu yang diucapkan oleh makhluk-Nya.
12. Al-'Umyu'
Umyu artinya buta. Mustahil bagi Allah SWT tidak bisa melihat. Di dalam Al Quran sudah dijelaskan berkali-kali bahwa Dia Maha Melihat segalanya.
13. Al-Bukmu
Bukmu artinya bisu. Mustahil bagi Allah SWT tidak bisa berbicara. Dialah yang menurunkan wahyu kepada Nabi.
14. Kaunuhu 'Ajizan
Kaunuhu 'Ajizan artinya zat yang lemah. Mustahil keberadaan Allah SWT lemah. Dialah yang berkuasa (Qadiran).
15. Kaunuhu Karihan
Kaunuhu Karihan artinya zat yang terpaksa. Mustahil keberadaan Allah SWT terpaksa. Dialah yang berkehendak (Muridan) atas segala yang Dia kehendaki.
16. Kaunuhu Jahilan
Kaunuhu Jahilan zat yang bodoh. Mustahil keberadaan Allah SWT bodoh. Dialah yang mengetahui (Aliman) atas segala hal.
17. Kaunuhu Mayyitan
Kaunuhu Mayyitan zat yang mati. Mustahil keberadaan Allah SWT mati. Dialah yang hidup dan tak akan pernah mati.
18. Kaunuhu Ashamma
Kaunuhu Ashamma zat yang tuli. Mustahil keberadaan Allah SWT tuli. Dialah yang mendengar segala makhluk-Nya.
19. Kaunuhu A'ma
Kaunuhu A'ma zat yang buta. Mustahil keberadaan Allah SWT buta. Dialah yang Maha Melihat seluruh ciptaan-Nya. Baik yang nampak atau yang tersembunyi di hati dan pikiran manusia.
20. Kaunuhu Abkama
Kaunuhu Abkama zat yang bisu. Mustahil keberadaan Allah SWT bisu. Dialah yang berfirman lewat ayat-ayat yang diwahyukan kepada Nabi.
Kewajiban Mengetahui Sifat Wajib Allah
Umat muslim mempunyai kewajiban mengimani atau mempercayai, bahwa terdapat sifat keempurnaan yang tak terhinggan bagi Allah. Sifat-sifat kesempurnaan Allah SWT merupakan pensifatan Allah kepada diriNya sendiri, dan kemudian dikutip oleh Imam Abu Hasan Ali Al-Asy’ari melalui Ijtihad beliau.
Imam Abu Hasan merupakan tokoh yang terkenal mendirikan Madzhab Tauhid Ahlussunnah wal Jamaah atau Sunni. Kiranya sebagai Muslim Sunni, maka wajib mengatahui sifat wajib untuk tidak terjebak kepada tajassud bagi Allah SWT. Sifat Tajassud ini sering disematkan oleh beberapa golongan kepada Allah SWT, karena ketidak-pahaman memahami Al-Qur’an. Mereka congkak dengan Ilmu yang dibawakan oleh para salafus shalihin.
Syaikh Sayyid Ahmad al-Marzuqi menyebutkan, bahwa seorang Muslim harus mengetahui sifat-sifat wajib Allah yang 20. Pemahaman kepada sifat tersebut, untuk memahami DzatNya yang maha Agung, Tuhan semesta alam. Dalam Syair kitab Aqidatul Awam disebutkan;
وَبَعْدُ فَاعْلَمْ بِوُجُوْبِ الْمَعْرِفَهْ ^ مِنْ وَاجِبٍ للهِ عِشْرِيْنَ صِفَهْ
فَاللهُ مَوْجُوْدٌ قَدِيْمٌ بَاقِي ^ مُخَالِفٌ لِلْخَلْقِ بِالْإِطْلَاقِ
Artinya:
Bait Pertama “Kemudian setelah membaca Basmalah, Hamdalah dan shalawat, Ketahuilah bahwa kita wajib mengetahui sifat –sifat Allah yang wajib diketahui, yaitu sifat Wajib 20.” Bait Kedua “Allah swt itu adalah dzat yang ada, yang Dulu, yang Kekal dan berbeda dengan mahluknya secara mutlak”
سَمِيْعُ الْبَصِيْرُ وَالْمُتَكَلِّمُ ^ لَهُ صِفَاتٌ سَبْعَةٌ تَنْتَظِمُ
فّقُدْرَةٌ إِرَادَةٌ سَمْعٌ بَصَرْ ^ حَيَاةٌ الْعِلْمُ كَلاَمُ اسْتَمَرْ
Artinya; “Allah itu Melihat, Mendengar dan berkata. Allah mempunyai 7 sifat yang berurutan” “Maka Allah itu dzat yang berkuasa, berkehendak, mendengar, melihat, hidup dan bebicara”
Advertisement