Liputan6.com, Jakarta - Prokariotik adalah bentuk sel yang sederhana dan fundamental dalam dunia mikrobiologi. Disebut "prokariotik" karena sel ini tidak memiliki membran inti yang memisahkan materi genetiknya. Sebagai contoh, bakteri dan cyanobacteria termasuk dalam kelompok sel prokariotik.
Universitas Udayana mengungkapkan bahwa mayoritas sel prokariotik adalah terdiri dari organisme uniseluler dan memiliki ukuran yang relatif kecil. Diameter sel prokariotik berkisar antara 0,7 hingga 2,0 mikrometer (μm), dengan volume sekitar 1 μm³. Berbeda dengan sel eukariotik yang kompleks, sel prokariotik memiliki struktur yang lebih sederhana.Â
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Struktur sel prokariotik melibatkan beberapa komponen utama seperti membran plasma yang berfungsi melindungi dan mengatur transportasi sel, serta sitoplasma yang menjadi tempat terjadinya reaksi metabolisme dan sintesis protein.
Nukleus dalam sel prokariotik mengendalikan aktivitas sel dan membawa informasi genetik, sedangkan ribosom berperan dalam produksi protein. Sel prokariotik memiliki beragam peran vital dalam ekosistem dan industri, dari penyerap nutrisi hingga pelaku dalam reaksi biokimia.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang sel prokariotik yang tidak memiliki inti sel dan ciri-cirinya, Rabu (9/8/2023).
Â
Sel Tanpa Membran Inti
Sel prokariotik adalah jenis sel yang memiliki ciri khas tidak memiliki membran inti yang mengelilingi materi genetiknya. Asal usul kata "prokariotik" terletak pada akar kata Yunani, dengan "pro" yang berarti "sebelum" dan "karyon" yang berarti "inti." Oleh karena itu, sel prokariotik dapat diartikan sebagai sel yang tidak memiliki membran sebelum inti, sehingga inti sel berada di dalam protoplasma.
Menurut penjelasan yang ditemukan di situs Rumah Belajar Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI), sel prokariotik berasal dari bahasa Yunani "prokaryote," yang mengindikasikan bahwa sel-sel ini tidak memiliki membran inti yang memisahkan materi genetik dari bagian lain sel.
Lalu, Universitas Udayana mengungkapkan bahwa mayoritas sel prokariotik adalah terdiri dari organisme uniseluler dan memiliki ukuran yang relatif kecil. Diameter sel prokariotik berkisar antara 0,7 hingga 2,0 mikrometer (μm), dengan volume sekitar 1 μm³. Berbeda dengan sel eukariotik yang kompleks, sel prokariotik memiliki struktur yang lebih sederhana.
DNA Terletak pada Nukleoid
Mengutip dari buku Biologi Jl.1 Ed. 5 menyatakan prokariotik adalah sel yang tidak memiliki membran inti. Materi genetik atau DNA dalam sel ini terletak dalam suatu wilayah yang disebut nukleoid, yang tidak dipisahkan oleh membran dari struktur lain dalam sel.
Selain itu, dalam buku Dasar-Dasar Mikrobiologi dan Penerapannya menyebutkan sel prokariotik adalah cenderung memiliki variasi dalam ketergantungan terhadap oksigen, termasuk sifat anaerob dan aerob.
Organisme dengan sel prokariotik tergolong dalam kelompok Archaebacteria dan Eubacteria. Kelompok Archaebacteria memiliki kemampuan adaptasi pada suhu ekstrem, bahkan hingga 100 derajat Celsius. Mereka juga mampu hidup di lingkungan dengan tingkat salinitas atau keasaman yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa sel prokariotik memiliki fleksibilitas dalam hal lingkungan hidup yang dapat dihuni.
Kesimpulannya, sel prokariotik adalah unit dasar kehidupan yang memiliki struktur lebih sederhana dibandingkan sel eukariotik. Mereka ditandai dengan ketiadaan membran inti dan materi genetik yang terkonsentrasi dalam nukleoid. Organisme dengan sel prokariotik, seperti Archaebacteria dan Eubacteria, menunjukkan kemampuan adaptasi dan variasi sifat yang menarik dalam berbagai lingkungan.
Advertisement
Ciri-Ciri Prokariotik
Kemdikbud menguraikan ciri-ciri prokariotik dan fungsi yang dimiliki lengkap struktur dan komponen-komponennya sebagai berikut:
1. Membran Plasma
Pertama, membran plasma, sebagai salah satu komponen utama sel prokariotik, memiliki peran yang sangat vital. Membran plasma bukan hanya sekadar lapisan luar sel, tetapi juga bertanggung jawab atas perlindungan dan pengaturan transportasi sel.
Fungsi ini menjadikannya penerima rangsang dari lingkungan eksternal yang mempengaruhi sel. Meskipun sering dianggap sebagai batas fisik sel, membran plasma sel prokariotik memiliki kemampuan untuk membentuk struktur melengkung ke dalam yang dikenal sebagai mesosom.
Mesosom berperan penting dalam proses respirasi sel, yang menghasilkan energi untuk mendukung berbagai aktivitas seluler.
2. Sitoplasma
Selanjutnya, sitoplasma, yang merupakan isi sel prokariotik, memegang peran kunci dalam metabolisme sel. Cairan yang meliputi sitoplasma merupakan medium utama untuk berlangsungnya reaksi kimia yang mendukung kehidupan sel. Di dalam cairan ini, air membentuk mayoritas komponen, yakni sekitar 80-90 persen, yang memfasilitasi berbagai proses kimia seluler.
3. Nukleus
Nukleus atau inti sel dalam sel prokariotik memiliki tanggung jawab mengendalikan dan mengatur seluruh aktivitas sel. Di samping itu, nukleus juga bertindak sebagai pemegang informasi genetik. Ini mencakup kromosom yang membawa materi genetik yang akan diturunkan kepada generasi berikutnya. Kromosom dalam sel prokariotik adalah struktur yang terdiri dari DNA dan protein.
4. Ribosom
Ribosom, struktur berbentuk butiran, berperan penting dalam sel prokariotik dengan fokus pada sintesis protein. Proses ini mencakup perbaikan protein dan sintesis protein baru yang krusial untuk berbagai fungsi seluler.
5. Dinding Sel
Dinding sel adalah komponen pelindung kedua setelah membran plasma yang menjaga sel prokariotik dari lingkungan eksternal dan memberikan bentuk serta kestabilan struktural.
6. Kapsul
Kapsul, yang terletak di luar membran plasma, merupakan lapisan pelindung ketiga yang membantu sel prokariotik berinteraksi dengan lingkungan.
7. Bulu Rambut dan Flagel
Bulu rambut dan flagel, struktur eksternal sel, memungkinkan sel prokariotik untuk berinteraksi dengan lingkungan fisiknya. Bulu rambut memiliki peran dalam melekatkan sel pada permukaan, sementara flagel adalah struktur yang memungkinkan sel bergerak.
Â