Rontgen Adalah Proses Diagnosis dengan Radiasi Sinar-X, Simak Prosedur dan Efek Sampingnya

Rontgen adalah prosedur diagnostik yang melibatkan penggunaan radiasi untuk menciptakan gambar bagian dalam tubuh seseorang.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 11 Agu 2023, 14:30 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2023, 14:30 WIB
Hasil Rontgen Pria Tertelan Kunci Mobilnya
Hasil Rontgen Pria Tertelan Kunci Mobilnya. (Dok: Sabq)

Liputan6.com, Jakarta Rontgen adalah prosedur diagnostik yang melibatkan penggunaan radiasi untuk menciptakan gambar bagian dalam tubuh seseorang. Tujuan rontgen adalah untuk membantu mendiagnosa masalah kesehatan dan memantau kondisi kesehatan yang ada. Rontgen memiliki berbagai jenis, masing-masing dengan tujuan dan kegunaan yang spesifik.

Prinsip dasar dari rontgen adalah penggunaan sinar-X, yang merupakan radiasi elektromagnetik berfrekuensi tinggi, untuk memindai tubuh. Sinar-X ditembakkan melalui tubuh dan ditangkap oleh alat pemindaian khusus, yang menghasilkan gambar dengan perbedaan kepadatan.

Hasil dari proses rontgen adalah foto yang menunjukkan gambaran jaringan dan organ tubuh, yang tercermin dalam perbedaan warna pada gambar. Misalnya, tulang akan tampak lebih putih karena menyerap lebih banyak sinar-X, sedangkan jaringan yang lebih lembut seperti paru-paru akan tampak lebih gelap.

Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan rontgen, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (11/8/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bagaimana rontgen ditemukan?

Rontgen adalah suatu metode diagnostik medis yang menggunakan radiasi elektromagnetik berfrekuensi tinggi yang dikenal sebagai sinar-X. Proses diagnosis ini tidak lepas dari peran seorang ilmuwan Jerman, dr. Wilhelm Conrad Roentgen, yang pada musim gugur tahun 1895 melakukan eksperimen dengan tabung katoda, suatu jenis tabung hampa yang digunakan untuk menghasilkan aliran elektron atau sinar katoda.

Seperti dilansir dari laman Radiologi RSCM, selama eksperimennya, Roentgen menempatkan lempeng berlapis barium platina sianida pada bangku yang berjarak beberapa meter dari tabung katoda Hittorf yang sedang dijalankan. Dia menemukan bahwa lempeng ini memancarkan cahaya yang tidak terlihat, yang kemudian disebut fluoresensi.

Roentgen tertarik dan penasaran dengan fluoresensi ini. Dia melakukan berbagai percobaan ulang dan mendapati bahwa cahaya ini dapat melewati berbagai benda dan bahkan beberapa sentimeter udara. Namun, apa yang mengejutkannya adalah bahwa cahaya ini juga dapat melewati benda padat seperti kayu. Ini menunjukkan bahwa ada jenis radiasi yang baru yang berasal dari tabung katoda dan memiliki kemampuan untuk menembus berbagai bahan.

Dr. Roentgen kemudian memusatkan usahanya untuk memahami dan meneliti fenomena ini dengan lebih mendalam. Pada tanggal 28 Desember 1895, dia menerbitkan makalah berjudul "On a New Kind of Ray" di sebuah jurnal ilmiah. Dalam makalah ini, dia mendeskripsikan penemuan sinar yang tidak diketahui sebelumnya ini dan eksperimennya dengan menggunakan radiasi ini untuk mengambil gambar. Dia memberi nama radiasi ini sebagai "sinar-X", dengan "X" mengacu pada sifat misterius dan tidak diketahui dari radiasi tersebut.

Salah satu momen penting dalam sejarah ini adalah ketika Dr. Roentgen memperlihatkan hasil eksperimennya kepada istrinya, Bertha. Ia menempatkan tangan Bertha di atas kaset yang berisi pelat fotografik, lalu mengarahkan sinar-X ke tangan tersebut selama 15 menit.

Hasilnya adalah gambar radiografi tulang-tulang tangan Bertha, lengkap dengan dua cincin yang terlihat jelas pada jarinya. Ini adalah saat yang mengesankan dan bersejarah, karena Bertha dapat melihat gambar tulang tangannya sendiri, dan ini menjadi awal dari apa yang kita kenal sekarang sebagai sinar-X atau rontgen.

Temuan ini mengubah wajah dunia kedokteran secara drastis. Rontgen adalah proses diagnosis yang dapat memberikan cara baru untuk melihat ke dalam tubuh manusia tanpa perlu melakukan pembedahan. Hal ini membantu dalam diagnosis masalah kesehatan, identifikasi patah tulang, deteksi penyakit, dan masih banyak lagi. Sinar-X menjadi alat penting dalam dunia medis dan di luar itu, membuka jalan bagi teknologi pencitraan medis yang lebih maju.


Fungsi Rontgen dan Kapan Diperlukan

Ilustrasi rontgen (iStock)
Ilustrasi rontgen (iStock)

Rontgen memiliki berbagai fungsi penting dalam bidang medis dan diagnostik. Fungsi rontgen adalah untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh manusia yang tidak terlihat secara kasat mata. Ini membantu dokter dan profesional medis dalam mendiagnosa berbagai masalah kesehatan, mengidentifikasi cedera, serta memantau perkembangan penyakit. Berikut beberapa kondisi di mana rontgen diperlukan:

1. Diagnosis Patah Tulang

Rontgen sering digunakan untuk mengidentifikasi patah tulang. Dengan melihat gambar tulang, dokter dapat menilai jenis patah, seberapa parahnya, dan menentukan perlunya tindakan medis lebih lanjut.

2. Pemeriksaan Paru-paru dan Saluran Pernapasan

Rontgen dada digunakan untuk mengidentifikasi masalah seperti infeksi paru-paru, pneumonia, tuberkulosis, dan kondisi pernapasan lainnya.

3. Evaluasi Tulang Belakang dan Kelainan

Rontgen tulang belakang membantu mengidentifikasi kelainan pada tulang belakang seperti skoliosis, hernia cakram, serta masalah lain pada tulang dan sendi di sekitarnya.

4. Pemantauan Kondisi Kesehatan

Rontgen digunakan untuk memantau perkembangan penyakit kronis seperti arthritis atau osteoporosis. Perubahan pada tulang dan sendi dapat terlihat dalam gambar rontgen dari waktu ke waktu.

5. Deteksi Tumor dan Kanker

Rontgen dapat membantu mengidentifikasi tumor atau kanker pada berbagai bagian tubuh, termasuk tulang, paru-paru, payudara, dan lainnya. Ini memungkinkan untuk diagnosis awal dan perencanaan perawatan yang tepat.

6. Evaluasi Cedera Trauma

Rontgen digunakan untuk menilai kerusakan yang mungkin terjadi akibat cedera fisik, seperti cedera tulang atau cedera internal lainnya.

7. Pemeriksaan Saluran Pencernaan

Dalam pemeriksaan khusus seperti radiografi kontras, rontgen dapat membantu mengidentifikasi masalah pada saluran pencernaan, seperti penyempitan, divertikula, atau refluks asam lambung.

8. Penilaian Kesehatan Gigi

Rontgen gigi digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk mendeteksi masalah seperti karies, infeksi akar, dan kerusakan tulang rahang.

9. Pemantauan Proses Penyembuhan

Setelah pembedahan atau cedera, rontgen dapat membantu dokter memantau proses penyembuhan tulang dan jaringan.

10. Pemeriksaan Persiapan Operasi

Sebelum operasi, rontgen dapat membantu dokter merencanakan tindakan bedah dengan lebih baik dengan melihat kondisi internal pasien.

Fungsi utama rontgen adalah memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi internal tubuh, yang pada gilirannya membantu dokter dalam melakukan diagnosis yang lebih akurat dan memberikan perawatan yang sesuai. Namun, rontgen harus digunakan dengan bijaksana dan hanya ketika diperlukan, karena melibatkan paparan radiasi. Keputusan untuk menjalani pemeriksaan rontgen harus selalu didiskusikan dengan dokter.


Jenis-Jenis Rontgen

Potret rontgen paru-paru Dokter Tirta
Potret rontgen paru-paru Dokter Tirta. (Sumber: Instagram/dr.tirta)

Rontgen adalah suatu metode diagnostik medis yang menggunakan radiasi elektromagnetik berfrekuensi tinggi yang dikenal sebagai sinar-X. Jenis-jenis rontgen dibagi berdasarkan area tubuh yang diperiksa dan fokus pemeriksaannya. Berikut adalah penjelasan untuk setiap jenis rontgen:

1. Rontgen Dada

Pemeriksaan ini difokuskan pada area dada dan organ-organ di dalamnya, seperti jantung, paru-paru, arteri darah, sistem pernapasan, dan kelenjar getah bening. Rontgen dada dapat menghasilkan gambar yang memperlihatkan berbagai kondisi medis di daerah ini. Pemeriksaan ini sering digunakan untuk mengidentifikasi masalah seperti penyakit paru-paru, gangguan pernapasan, masalah jantung, dan gejala-gejala lainnya yang berkaitan dengan area dada. Biasanya, dua gambar diambil selama pemeriksaan ini, yaitu gambar dari samping dan gambar dari belakang.

2. Rontgen Tulang Belakang

Pemeriksaan ini difokuskan pada tulang belakang (vertebrae) dan daerah sekitarnya. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kondisi dan cedera yang memengaruhi tulang belakang, cakram (bantalan antara tulang), dan sendi di sekitar tulang belakang. Rontgen tulang belakang digunakan untuk mendeteksi patah tulang belakang, kelainan pada cakram, infeksi, pergeseran sendi, serta kondisi seperti skoliosis (kelainan bentuk tulang belakang) dan spina bifida (cacat tabung saraf).

3. Rontgen Alat Gerak

Jenis rontgen ini difokuskan pada anggota gerak badan, seperti tangan, kaki, lutut, tungkai, dan pinggul. Pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk mendeteksi berbagai penyakit dan cedera yang memengaruhi tulang dan sendi pada area ini. Contoh kondisi yang dapat diidentifikasi melalui rontgen alat gerak meliputi patah tulang, pergeseran sendi, tumor, osteoporosis (penyakit keropos tulang), serta radang pada sendi.

Melalui berbagai jenis rontgen ini, dokter dan profesional medis dapat mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi kesehatan pasien dan dapat membantu dalam diagnosis, pengobatan, dan perawatan yang sesuai. Setiap jenis rontgen memiliki tujuan dan area fokus yang berbeda, sehingga dapat memberikan informasi medis yang berharga bagi pasien dan tenaga medis.


Prosedur Rontgen dan Hal-Hal yang Perlu Dilakukan Pasien

Seorang perempuan menggunakan foto rontgen X-ray untuk menyaksikan gerhana matahari cincin di Islamabad, Pakistan.
Seorang perempuan menggunakan foto rontgen X-ray untuk menyaksikan gerhana matahari cincin di Islamabad, Pakistan. (Source: AFP)

Prosedur pemeriksaan rontgen merupakan metode diagnostik medis yang umum digunakan untuk menghasilkan gambar internal tubuh menggunakan sinar-X, radiasi elektromagnetik berfrekuensi tinggi. Meskipun menggunakan radiasi, prosedur ini umumnya dianggap aman dan tidak menyebabkan rasa sakit. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang setiap tahapan prosedur rontgen:

1. Sebelum Foto

  1. Puasa atau Berhenti Menggunakan Obat-obatan: Terkadang, pasien akan dianjurkan untuk berpuasa atau menghentikan penggunaan obat-obatan tertentu sebelum pemeriksaan. Ini karena beberapa obat atau makanan tertentu dapat memengaruhi hasil gambar.
  2. Melepas Perhiasan dan Logam: Pasien harus melepas semua perhiasan dan aksesoris yang terbuat dari logam, seperti kalung, gelang, atau cincin. Logam dapat mengganggu gambar dan menghasilkan bayangan yang tidak diinginkan.
  3. Pakaian Khusus: Pasien mungkin akan diminta mengenakan pakaian khusus yang diberikan oleh rumah sakit atau pakaian yang nyaman dan mudah dibuka untuk memudahkan akses ke area yang akan diperiksa.

2. Selama Foto

  1. Posisi dan Instruksi: Selama pemeriksaan, pasien akan diminta untuk berdiri atau duduk sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh dokter atau radiografer. Ini membantu memastikan gambar yang akurat dan sesuai dengan area yang ingin dilihat.
  2. Pengambilan Gambar: Pasien akan diminta untuk tetap diam dan tahan napas selama proses pengambilan gambar. Tujuannya adalah untuk mengurangi gerakan yang dapat menyebabkan gambar menjadi buram atau tidak jelas. Pemeriksaan biasanya berlangsung hanya beberapa menit, kecuali jika melibatkan penggunaan zat kontras.

3. Sesudah Foto

  1. Kembali ke Aktivitas Normal: Setelah pemeriksaan selesai, pasien dapat kembali ke aktivitas normalnya. Tidak ada efek samping yang signifikan setelah pemeriksaan rontgen, dan tidak diperlukan waktu pemulihan khusus.
  2. Konsumsi Air Putih: Jika pemeriksaan melibatkan penggunaan zat kontras, dokter mungkin akan menyarankan untuk minum banyak air putih setelah pemeriksaan. Ini membantu tubuh menghilangkan zat kontras dengan lebih cepat.
  3. Hasil Pemeriksaan: Dokter spesialis radiologi akan menganalisis hasil gambar rontgen dan membuat laporan. Hasil ini bisa dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter yang merujuk pemeriksaan atau dokter yang akan melakukan pengobatan selanjutnya.

Secara keseluruhan, pemeriksaan rontgen adalah prosedur yang relatif cepat dan tidak menyakitkan. Meskipun paparan radiasi terjadi selama proses ini, dosis radiasi yang diterima pasien biasanya sangat kecil dan aman, serta dijaga sebaik mungkin oleh profesional medis. Penting untuk mengikuti petunjuk dan instruksi dari petugas medis atau radiografer untuk memastikan gambar yang akurat dan pemeriksaan yang sukses.


Efek Samping dan Bahaya Rontgen

Bikin Ngillu, 4 Hasil Foto Rontgen Ini Punya Kisah Mengerikan di Baliknya
(Foto: Merdeka)

Meskipun rontgen memiliki manfaat besar dalam dunia medis, penting untuk diingat bahwa paparan radiasi sinar-X dapat memiliki efek samping dan bahaya pada kesehatan jika tidak dilakukan dengan hati-hati. Namun, perlu diperjelas bahwa efek samping yang disebutkan di bawah ini cenderung lebih mungkin terjadi dalam kasus paparan radiasi yang berlebihan atau terlalu sering. Adapun efek samping dan bahaya rontgen adalah sebagai berikut:

1. Penurunan Produksi Sel Darah

Paparan radiasi yang berlebihan dari sinar-X dapat memengaruhi sumsum tulang tempat produksi sel darah. Ini dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam darah. Penurunan jumlah sel darah putih dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, sementara penurunan trombosit dapat menyebabkan masalah pembekuan darah. Namun, efek ini lebih umum terjadi dalam kasus paparan radiasi yang tinggi, seperti yang terjadi dalam terapi radiasi yang lebih intensif daripada pemeriksaan rontgen.

2. Iritasi dan Infeksi Kulit

Paparan radiasi sinar-X dapat menyebabkan iritasi kulit dan dalam beberapa kasus dapat memicu reaksi alergi atau dermatitis. Paparan yang berlebihan atau terlalu sering juga dapat menyebabkan kulit menjadi lebih rentan terhadap infeksi bakteri atau jamur. Namun, dalam pemeriksaan rontgen di fasilitas medis yang dilakukan dengan peralatan yang tepat, risiko iritasi atau infeksi kulit biasanya sangat rendah.

3. Gangguan Pada Mata

Ketika rontgen dilakukan pada area yang berdekatan dengan mata tanpa perlindungan yang tepat, radiasi sinar-X dapat menyebabkan gangguan pada mata seperti iritasi, katarak, atau bahkan kebutaan. Namun, dalam pemeriksaan rontgen di wilayah tertentu seperti dada atau ekstremitas, risiko terkena dampak pada mata biasanya sangat rendah.

4. Gangguan Reproduksi

Paparan radiasi yang berlebihan dapat memengaruhi organ reproduksi, mengganggu produksi sperma pada pria atau siklus menstruasi pada wanita. Ini dapat memengaruhi kesuburan atau kualitas sperma, meskipun efek ini biasanya terjadi dalam dosis radiasi yang jauh lebih tinggi daripada yang diterima selama pemeriksaan rontgen.

5. Gangguan Pada Paru-paru dan Pencernaan

Paparan radiasi yang berlebihan terhadap paru-paru dapat menyebabkan berbagai masalah pernapasan seperti pneumonia atau sesak napas. Pada usus halus, radiasi dapat memengaruhi sel-sel yang berkembang dan mengganggu proses pencernaan normal.

Penting untuk diingat bahwa dampak dan bahaya ini biasanya terjadi dalam dosis radiasi yang jauh lebih tinggi daripada yang diterima dalam pemeriksaan rontgen standar. Dalam pengaturan medis yang aman, risiko efek samping ini umumnya diminimalkan. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk mengikuti prosedur rontgen dengan hati-hati dan hanya melakukan pemeriksaan yang dianjurkan oleh dokter ketika diperlukan. Dokter dan petugas medis memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memastikan keamanan dan manfaat maksimal dari pemeriksaan rontgen.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya