Peneliti MIT Rancang Augmented Reality Headset dengan Penglihatan Sinar X

Perangkat yang disebut X-AR headset ini menggunakan sinyal frekuensi radio (RF) dan antarmuka augmented reality untuk memandu pengguna ke objek target

oleh M Hidayat diperbarui 04 Mar 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2023, 08:00 WIB
Ilustrasi VR, Virtual Reality, VR Headset, Virtual Reality Headset
Ilustrasi VR, Virtual Reality, VR Headset, Virtual Reality Headset. Kredit: Jan Vašek (JESHOOTS-com) via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengembangkan sebuah Augmented Reality Headset (AR Headset) inovatif yang memungkinkan pengguna untuk melihat menembus dinding dan kotak tertutup, dengan akurasi rata-rata 9,8 cm.

Perangkat yang disebut X-AR headset ini menggunakan sinyal frekuensi radio (radio frequency, RF) dan antarmuka augmented reality untuk memandu pengguna ke objek target.

Sistem ini dirancang untuk menemukan item yang diberi label dengan tag identifikasi frekuensi radio (RFID). Headset melacak gerakan pengguna dan menghitung probabilitas lokasi RFID tag pada setiap langkah, sehingga dapat memusatkan perhatian pada objek yang tersembunyi.

Untuk membuat X-AR headset, pertama-tama tim harus melengkapi headset yang sudah ada dengan antena yang dapat berkomunikasi dengan item yang ditandai dengan RFID tag.

Para peneliti harus merancang antena yang sesuai dengan headset tanpa menghalangi pengoperasiannya, yang merupakan tantangan signifikan.

Tim peneliti mengambil antena loop sederhana dan mengoptimalkannya untuk mengirim dan menerima sinyal ketika dipasang pada pelindung headset.

Headset ini menggunakan synthetic aperture radar (SAR) untuk melokalisasi item yang ditandai dengan RFID tag. SAR melibatkan pengukuran dengan antena headset dari berbagai sudut pandang saat pengguna bergerak di sekitar ruangan.

Pengukuran digabungkan untuk melokalisasi perangkat, bertindak seperti susunan antena di mana pengukuran dari beberapa antena digabungkan untuk menemukan lokasi perangkat.

 

Aplikasi

Headset ini juga memanfaatkan data visual dari kemampuan pelacakan dirinya untuk membuat peta lingkungan dan menentukan lokasinya di dalam lingkungan tersebut.

Setelah pengguna menemukan lokasi benda tersebut, benda tersebut akan dikelilingi oleh sebuah bola transparan, sehingga pengguna dapat melihat di mana benda tersebut berada di dalam ruangan. Perangkat kemudian memproyeksikan lintasan ke item dalam bentuk langkah kaki di lantai, yang dapat diperbarui secara dinamis saat pengguna berjalan.

Headset X-AR memiliki potensi untuk merevolusi gudang e-commerce dengan memungkinkan pekerja menemukan barang di rak yang berantakan atau terkubur di dalam kotak dengan cepat dan mengidentifikasi barang yang tepat untuk suatu pesanan ketika banyak benda serupa berada di tempat sampah yang sama.

Para peneliti menyebut headset ini ini mampu mengurangi kesalahan pengambilan barang hingga 98,9% jika digunakan dengan benar. Headset ini bahkan dapat memverifikasi bahwa pengguna telah mengambil barang yang benar tanpa melihatnya secara visual.

 

Tingkatkan jangkauan

Para peneliti berencana untuk meningkatkan jangkauan headset X-AR lebih dari tiga meter dan memperluas sistem untuk digunakan oleh beberapa headset yang terkoordinasi.

Mereka juga bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana modalitas penginderaan yang berbeda, seperti WiFi, teknologi mmWave, atau gelombang terahertz, dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan visualisasi dan interaksinya.

Dengan mengembangkan cetak biru untuk AR headset dengan penglihatan sinar-X, para peneliti telah mengambil langkah maju yang signifikan di masa depan sistem AR.

Ranveer Chandra, direktur pelaksana riset industri di Microsoft, memuji headset X-AR, dengan menyatakan bahwa headset ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam masa depan sistem AR dengan membuatnya bekerja dalam skenario yang tidak terlihat.

Teknologi ini menggunakan teknik cerdas dalam memanfaatkan penginderaan RF untuk meningkatkan kemampuan visi komputer dari sistem AR yang ada.

Hal ini membuka aplikasi sistem AR ke skenario yang tidak ada sebelumnya, seperti di bidang ritel, manufaktur, atau aplikasi keterampilan baru. Penelitian ini didukung, sebagian, oleh National Science Foundation, Sloan Foundation, dan MIT Media Lab.

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya