Liputan6.com, Jakarta Logo Muslimat NU mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Muslimat Nahdlatul Ulama adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat keagamaan. Organisasi ini merupakan salah satu badan otonom dari Jam’iyah Nahdlatul Ulama.
Muslimat NU merupakan organisasi perempuan Nahdlatul Ulama. Muslimat NU bergerak dalam memperjuangkan hak-hak wanita dan cita-cita nasional secara mandiri. Dalam perjalanannya, Muslimat NU bergabung bersama elemen perjuangan wanita lainnya.
Muslimat NU utamanya tergabung dalam Kongres Wanita Indonesia (Kowani), sebuah federasi organisasi wanita tingkat nasional. Di Kowani, Muslimat NU menduduki posisi penting. Kamu perlu mengenali sejarah terbentuknya organisasi perempuan di bawah naungan Nahdlatul Ulama ini.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari laman resmi Muslimat NU, Senin (14/8/2023) tentang logo Muslimat NU.
Logo Muslimat NU dan Artinya
Logo Muslimat NU didominasi dengan warna hijau dan sedikit warna putih. Selain itu, logo Muslimat NU ini terdiri dari bola dunia, tali, dan sembilan buah bintang. Selain itu, logo Muslimat NU juga berisikan tulisan Muslimat NU. Berikut arti logo Muslimat NU:
Arti logo Muslimat NU:
- Bola dunia terletak di tengah-tengah berarti tempat kediaman untuk mengabdi dan beramal guna mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
- Tali yang mengikat berarti agama Islam sebagai pengikat kehidupan manusia, untuk mengingatkan agar selalu tolong menolong terhadap sesama dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT.
- Lima buah bintang terletak di atas, yang terbesar di puncak berarti: Sunnah Rasulullah SAW yang diikuti dengan setia oleh empat sahabat besar: Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali Radhiyallah’anhum. Arti seluruh bintang yang berjumlah sembilan buah yaitu: Walisongo atau Wali Sembilan yang berarti dalam berdakwah meneladani tata cara Wali Songo, yakni dengan cara damai dan bijaksana tanpa kekerasan.
Arti warna logo Muslimat NU:
- Putih melambangkan ketulusan dan keihlasan.
- Hijau melambangkan kesejukan dan kedamaian.
- Tulisan Nahdlatul Ulama berarti: Muslimat NU bagian yang senantiasa meneruskan dan mencerminkan perjuangan ulama.
Advertisement
Sejarah Muslimat NU
Setelah mengenali logo Muslimat NU, kamu tentunya perlu memahami sejarahnya. Muslimat Nahdlatul Ulama adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat sosial keagamaan dan merupakan salah satu Badan Otonom dari Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Organisasi ini didirikan pada tanggal 26 Rabiul Akhir bertepatan dengan tanggal 29 Maret 1946 di Purwokerto. Muslimat NU Hingga kini dipimpin oleh Ketua Umum Hj. Khofifah Indar Parawansa, yang sekaligus juga Gubernur Provinsi Jawa Timur.
Sejarah Muslimat NU bermula pada Muktamar NU ke-13 di Menes, Banten, 1938. Momen tersebut menjadi awal gagasan mendirikan organisasi perempuan NU muncul. Dua tokoh, yakni Ny R Djuaesih dan Ny Siti Sarah tampil sebagai pembicara di forum tersebut mewakili jemaah perempuan. Ny R Djuaesih secara tegas dan lantang menyampaikan urgensi kebangkitan perempuan dalam kancah organisasi sebagaimana kaum laki-laki. Ia menjadi perempuan pertama yang naik mimbar dalam forum resmi organisasi NU.
Secara internal, di NU ketika itu juga belum tersedia ruang yang luas bagi jemaah perempuan untuk bersuara dan berpartisipasi dalam penentuan kebijakan. Ide itu pun disambut dengan perdebatan sengit di kalangan peserta Muktamar. Setahun kemudian, tepatnya pada Muktamar NU ke-14 di Magelang, saat Ny Djuaesih mendapat tugas memimpin rapat khusus wanita oleh RH Muchtar (utusan NU Banyumas) yang waktu itu dihadiri perwakilan dari daerah-daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat, seperti Muntilan, Sukoharjo, Kroya, Wonosobo, Surakarta, Magelang, Parakan, Purworejo, dan Bandung. Forum menghasilkan rumusan pentingnya peranan wanita NU dalam organisasi NU, masyarakat, pendidikan, dan dakwah.
Akhirnya pada tanggal 29 Maret 1946, bertepatan tanggal 26 Rabiul Akhir 1365 H, keinginan jemaah wanita NU untuk berorganisasi diterima secara bulat oleh para utusan Muktamar NU ke-16 di Purwokerto. Hasilnya, dibentuklah lembaga organik bidang wanita dengan nama Nahdlatoel Oelama Moeslimat (NOM) yang kelak lebih populer disebut Muslimat NU. Hari inilah yang di kemudian hari diperingati sebagai hari lahir Muslimat NU sampai sekarang.
Atas dasar prestasi dan kiprahnya, Muslimat NU memperoleh hak otonomi pada Muktamar NU ke-19 di Palembang tahun 1952. Muktamirin sepakat memberikan keleluasaan bagi Muslimat NU dalam mengatur rumah tangganya sendiri serta memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya di medan pengabdian. Sejak menjadi badan otonom NU, Muslimat lebih bebas bergerak dalam memperjuangkan hak-hak wanita dan cita-cita nasional secara mandiri. Dalam perjalanannya, Muslimat NU bergabung bersama elemen perjuangan wanita lainnya, utamanya yang tergabung dalam Kongres Wanita Indonesia (Kowani), sebuah federasi organisasi wanita tingkat nasional. Di Kowani, Muslimat NU menduduki posisi penting.
Para Ketua serta Visi dan Misi Muslimat NU
Para ketua umum PP Muslimat NU dari masa ke masa yaitu:
- Ny. Chodijah Dahlan (1946-1947)
- Ny. Yasin (1947-1950)
- Ny. Hj. Mahmudah Mawardi (1950-1979)
- Hj. Asmah Syahruni (1979-1995)
- Hj. Aisyah Hamid Baidlawi (1995-2000)
- Hj. Khofifah Indar Parawansa (2000- sekarang).
Visi dan Misi
Visi dari Muslimat NU adalah untuk mewujudkan masyarakat sejahtera berkualitas, dijiwai ajaran Ahlusunnah Wal Jama’ah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diridhoi Allah SWT.
Misinya adalah:
- Mewujudkan masyarakat Indonesia khususnya perempuan yang bertaqwa kepada Allah SWT, berkualitas dan mandiri.
- Mewujudkan masyarakat Indonesia khususnya perempuan yang sadar akan hak dan kewajibannya baik sebagai pribadi, warga negara maupun anggota masyarakat sesuai ajaran Islam.
- Melaksanakan tujuan Jam’iyah NU untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur, bermartabat dan diridlai Allah SWT.
- Membumikan Islam Rahmatan Lil’Alamin sebagai gerakan moral Dakwah Muslimat Nahdlatul Ulama.
Advertisement