Liputan6.com, Jakarta Bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki kaitan erat dengan agama Islam. Al-Qur'an yang ditulis dalam bahasa Arab menjadikan bahasa ini penting bagi umat Islam untuk memahami isi kitab suci tersebut. Al-Quran mengandung pesan-pesan Allah yang ditujukan kepada umat manusia, sehingga mempelajari bahasa Arab menjadi kewajiban bagi umat Islam.
Masdar adalah salah satu kajian dalam Ilmu Sharaf atau Morfologi dalam Bahasa Arab. Ilmu Sharaf sendiri mempelajari tentang perubahan struktur bangunan kata. Mashdar menjadi kajian yang membahas tentang isim dan fiil.
Advertisement
Masdar adalah bagian penting dalam struktur kalimat bahasa Arab. Meskipun tidak memberikan informasi tentang waktu, tempat, atau subjek secara langsung, penggunaan masdar dalam kalimat bisa memberikan nuansa tertentu atau memfokuskan pada tindakan atau perbuatan itu sendiri. Berikut ulasan tentang masdar adalah bagian dari ilmu Sharaf yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (15/8/2023).
Advertisement
Mengenal Masdar
Dilansir dari jurnal Ilmiah Al Mu’ashirah berjudul “Mashdar dalam Surat Al-Kahfi:Suatu Kajian Morfologis”, masdar adalah bentuk kata kerja yang memiliki peranan penting dalam ilmu sharaf, yaitu cabang ilmu yang mempelajari struktur kata dalam bahasa tersebut. Masdar dapat dijelaskan sebagai bentuk kata kerja yang digunakan untuk mengungkapkan tindakan atau peristiwa tanpa menyertakan informasi tentang waktu kapan peristiwa tersebut terjadi.
Meskipun masdar tergolong dalam kategori tersendiri, kajian ini memiliki kaitan erat dengan dua konsep utama dalam bahasa Arab, yaitu isim (kata benda) dan fiil (kata kerja). Isim masdar dan fiil memiliki persamaan dalam cara kerja, yaitu menggambarkan tindakan atau perbuatan. Namun terdapat perbedaan utama yaitu masdar tidak menunjukkan keterangan waktu yang menghubungkan peristiwa dengan saat tertentu.
Peran masdar dalam struktur kalimat bahasa Arab sangatlah signifikan. Terutama dalam konteks agama, seperti Al-Quran. Masdar digunakan untuk membentuk kalimat yang memusatkan perhatian pada tindakan atau peristiwa itu sendiri, tanpa merinci waktu atau tempatnya.
Satu hal yang menarik adalah kemampuan masdar untuk berubah menjadi fiil dalam beberapa kasus, menunjukkan keterkaitan dan fleksibilitas antara bentuk kata dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, pemahaman tentang masdar memiliki implikasi penting dalam memahami struktur kalimat, terutama dalam konteks klasik seperti pemahaman Al-Quran.
Dalam pembelajaran ilmu sharaf, masdar adalah subjek penting dalam analisis bahasa Arab. Dengan memahami konsep ini, dapat dibedah lebih dalam struktur kalimat, pesan-pesan keagamaan, dan wawasan yang lebih mendalam tentang bahasa Arab dan warisannya dalam literatur keagamaan dan kultural.
Advertisement
Fungsi Masdar
Buku Terjemah Imrithi dan Penjelasannya karya Bahrudin Fuadh menjelasakan fungsi masdar sebagai berikut.
1. Pengganti Fi'il (Kata Kerja)
Mashdar memiliki peran sebagai pengganti kata kerja (fi'il) dalam struktur kalimat. Ini berarti bahwa dalam beberapa konteks, mashdar dapat menggantikan fungsi kata kerja. Untuk memberikan makna waktu yang spesifik, biasanya huruf "ma" (مَا) ditambahkan untuk mengindikasikan waktu sekarang, atau huruf "an" (اَنْ) ditambahkan untuk menunjukkan waktu lampau atau yang akan datang.
Dengan menggunakan mashdar, kalimat dapat mengungkapkan tindakan atau perbuatan dengan cara yang lebih abstrak, tanpa merinci informasi waktu yang spesifik.
2. Penjelas Asal Kata dan Tashrif
Fungsi lain dari mashdar adalah untuk memberikan penjelasan mengenai asal kata yang nantinya akan mengalami tashrif, yaitu perubahan bentuk kata. Ini membantu untuk menghindari kesalahan makna dalam kosakata. Tashrif yang umum digunakan dalam konteks ini adalah tashrif istilahi, yaitu perubahan bentuk kata sesuai dengan aturan bahasa untuk mengungkapkan makna yang lebih khusus.
Misalnya, kata "dorabbu" (ضَرَبُ) yang berarti "memukul", dapat diubah menjadi "doraba-yadoribu-dorabu" (ضَرَبُ – يَضْرِبُ – ضَرَبَا) untuk menggambarkan perubahan bentuk kata dalam berbagai konteks.
Contoh Masdar Dalam Al-Quran
Sebagai salah satu bagian dari struktur bahasa Arab, masdar dapat ditemukan di dalam ayat-ayat Al-Quran. Berikut contoh masdar dalam Al-Quran.
1. Surat Al Fath Ayat 1
اِنَّا فَتَحۡنَا لَكَ فَتۡحًا مُّبِيۡنًا
Inna fatakhna laka fathan mubinaa
Lafadz fatakhna (فَتۡحًا) adalah masdar dari wazan (pola kata) fatakha-yaftakhu-fatkhan (فَتَحَ - يَفْتَحُ – فَتْحًا).
2. Surat Al Hajj Ayat 58
وَالَّذِيۡنَ هَاجَرُوۡا فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ ثُمَّ قُتِلُوۡۤا اَوۡ مَاتُوۡا لَيَرۡزُقَنَّهُمُ اللّٰهُ رِزۡقًا حَسَنًاؕ
Walladziina hajaruu fi sabiilillahi tsumma qutiluu au matuu layarzuqonnahumullahu rizqon hasanan
Lafadz rizqon (رِزۡقًا) adalah masdar dari wazan khasana-yakhsunu-khasanan (حسن - يحسن – حسنا).
3. Surat Al Kahfi Ayat 30
اِنَّ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اِنَّا لَا نُضِيۡعُ اَجۡرَ مَنۡ اَحۡسَنَ عَمَلًا
Inna ladziina aamanuu wa ‘amilush sholkhaati inna la nudhiiu ajron man aksana ‘amalan
Lafadz ‘amalan (عَمَلًا) adalah masdar dari wazan ‘amala-ya’malu-‘amalan (عَمَلَ يعمل عَمَلاً).
Advertisement