Tangga Nada pada Lagu Gundul-Gundul Pacul Adalah Pentatonis, Simak Makna dan Manfaat Lagu Dolanan

Tangga nada pada lagu Gundul-Gundul Pacul adalah pentatonis. Lagu Gundul-Gundul Pacul sendiri merupakan lagu dolanan yang memiliki lirik yang singkat, namun penuh makna.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 20 Agu 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2023, 12:30 WIB
Ilustrasi gamelan, tembang Jawa, macapat
Ilustrasi gamelan, tembang Jawa, macapat. (Gambar oleh Dedy Eka Timbul Prayoga dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Tangga nada pada lagu Gundul-Gundul Pacul adalah pentatonis. Lagu Gundul-Gundul Pacul berasal dari Jawa Tengah dan sering dinyanyikan oleh anak-anak. Konon lagu ini diciptakan pada abad ke-15 oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya saat remaja.

Meskipun memiliki nada lucu dan lirik jenaka, lagu ini menyimpan makna mendalam tentang kepemimpinan. Arti lagu ini adalah bahwa seorang pemimpin sejati tidak hanya bergengsi dengan mahkota, tetapi juga melakukan tindakan nyata untuk kesejahteraan rakyatnya.

Tangga nada pada lagu Gundul-Gundul Pacul adalah pentatonis. Tangga nada pentatonis adalah sebuah tangga nada musikal yang terdiri dari lima nada. Nada-nada dalam tangga nada pentatonis memiliki pola interval yang khas dan tidak mengandung semua interval diatonis dalam satu oktaf.

Tangga nada pentatonis sering terdengar dalam berbagai musik tradisional di berbagai budaya di seluruh dunia, termausk dalam lagu "Gundul-Gundul Pacul". Tangga nada ini memberikan perasaan musikal yang unik dan sering digunakan untuk menciptakan suasana yang khusus dalam musik.

Untuk memahami lebih dalam mengenai lagu "Gundul-Gundul Pacul" serta tangga nada yang digunakan dalam lagu tersebut, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (20/8/2023).

Lirik dan Makna lagu Gundul-Gundul Pacul

Tangga nada pada lagu Gundul-Gundul Pacul adalah pentatonis. Lagu Gundul-Gundul Pacul sendiri merupakan lagu dolanan yang memiliki lirik yang singkat, namun penuh makna. Adapun lirik Gundul-Gundul Pacul adalah sebagai berikut:

 

 

Gundul gundul pacul cul gelelengan

Nyunggi nyunggi wakul kul gembelengan

 

Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan

Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan

 

 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, meski memiliki lirik yang hanya berjumlah empat baris, akan tetapi lagu Gundul-Gundul Pacul memiliki makna yang sangat mendalam. Seperti dilansir dari artikel berjudul "Fenomena Lagu Dolanan “Gundul-Gundul Pacul” dalam Pendidikan Karakter Anak dan Ranah Sosial" (Imaji Vol. 16, No. 2, Oktober 2018: 109 - 117), lagu ini menyiratkan pentingnya menjaga kesederhanaan, kepolosan, dan kejujuran dalam berperilaku.

Pesan yang terkandung mengajarkan agar tidak ada ruang bagi kesombongan, arogansi, atau perilaku yang merendahkan orang lain. Dalam konteks pergaulan, lagu ini mengajarkan jalan damai dan harmonis dengan tetap menjaga sikap yang baik.

Kata "gundul" dalam lagu ini merujuk pada kepala dan dapat diartikan sebagai simbol sosok tokoh atau pemimpin dalam masyarakat. Pesan yang disampaikan adalah bahwa sebagai pemimpin, kita tidak boleh bersikap sombong, congkak, atau bertindak semaunya sendiri. Sikap semacam itu hanya akan menimbulkan sakit hati pada orang lain.

Lagu ini mengingatkan bahwa tindakan kita memiliki konsekuensi, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekitar kita. Kesadaran akan akibat dari perilaku yang tidak bijaksana harus dijaga dalam setiap tindakan kita.

Apa yang dimaskud dengan tangga nada pentatonis?

Ilustrasi gamelan, tembang jawa, macapat
Ilustrasi gamelan, tembang jawa, macapat. (Gambar oleh Dedy Eka Timbul Prayoga dari Pixabay)

Tangga nada pentatonis merujuk pada urutan dari notasi, nada, atau interval yang terdiri dari lima nada dalam satu oktaf. Pentatonis berasal dari kata "penta" yang berarti lima dan "tonos" yang berarti nada. Dengan kata lain, tangga nada pentatonis adalah jenis tangga nada yang terdiri dari lima nada.

Tangga nada secara umum merupakan susunan notasi musik yang menggambarkan pembagian oktaf berdasarkan pitch atau frekuensi dasar. Dalam konteks tangga nada pentatonis, urutan lima nada ini memiliki karakteristik yang khas dan sering digunakan dalam berbagai jenis musik tradisional di berbagai belahan dunia.

Dalam perkembangan sejarah musik, tangga nada pentatonis diyakini telah ada sejak zaman kuno dan ditemukan dalam berbagai bentuk di banyak budaya musik. Beberapa jenis tangga nada pentatonis muncul dalam musik tradisional penduduk asli Amerika, Afrika sub-Sahara, Asia Timur, Asia Tenggara, serta dalam beberapa melodi rakyat Eropa.

Contohnya, dalam musik tradisional Jawa, terdapat dua macam tangga nada pentatonis yang dikenal: tangga nada pentatonis slendro dan tangga nada pentatonis pelog.

Pentatonis Slendro

Pentatonis slendro adalah tangga nada yang memiliki karakteristik musik yang menyenangkan, berani, gembira, dan lincah. Terdiri dari nada do, re, mi, sol, dan la atau nada 1, 2, 3, 5, dan 6.

Dalam hal interval, tangga nada pentatonis slendro memiliki urutan 1-1-1/2-1 1/2-1, sama dengan interval tangga nada pentatonis mayor. Contoh lagu yang menggunakan tangga nada pentatonis slendro di antaranya adalah "Lir Ilir," "Te Kate Dipanah," "Cing Cangkeling," dan "Keraban Sape."

Pentatonis Pelog

Pentatonis pelog adalah tangga nada yang memiliki karakteristik suasana yang menenangkan, sendu, dan sedih. Terdiri dari nada do, mi, fa, sol, dan si atau nada 1, 3, 4, 5, dan 7.

Interval dalam tangga nada pentatonis pelog adalah 2-1/2-1-1 1/2. Beberapa lagu yang menggunakan tangga nada pentatonis pelog meliputi "Gundul Gundul Pacul," "Pitik Tukung," "Karatagan Pahlawan," "Ngusak Asik," dan "Macepet Cepetan."

Kedua jenis tangga nada pentatonis ini memberikan karakteristik unik dalam musik tradisional. Slendro memberikan suasana ceria dan bersemangat, sedangkan pelog cenderung menciptakan suasana yang lebih mendalam dan melankolis.

Dalam konteks pendidikan karakter anak dan ranah sosial, lagu-lagu yang menggunakan tangga nada pentatonis dapat menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan emosional kepada anak-anak serta mempertahankan tradisi musik budaya.

Not Angka Lagu Gundul-Gundul-Gundul Pacul

Meski lahir dan besar di Amerika, Megan O'Donoghue pandai menyanyikan tembang Jawa
Meski lahir dan besar di Amerika, Megan O'Donoghue pandai menyanyikan tembang Jawa (VOA/Dok: Megan O'Donoghue)

1 3 1 3 4 5 5

Gundul gundul pacul cul

 

7 1' 7 1' 7 5

Gembelengan

 

1 3 1 3 4 5 5

Nyunggi nyunggi wakul kul

 

7 1' 7 1' 7 5

Gembelengan

 

1 3 5 4 4 5 4 3 1 4 3 1

Wakul ngglimpang segane dadi sak latar

 

1 3 5 4 4 5 4 3 1 4 3 1

Wakul ngglimpang segane dadi sak latar

Manfaat Lagu Dolanan dalam Pengembangan Karakter Anak

Ilustrasi Gamelan, Tembang Jawa, Macapat
Ilustrasi gamelan, tembang jawa, macapat. (Gambar oleh Dedy Eka Timbul Prayoga dari Pixabay)

Tangga nada pada lagu Gundul-Gundul Pacul adalah pentatonis. Lagu Gundul-Gundul Pacul merupakan sebuah lagu yang tergolong sebagai lagu dolanan. Lagu dolanan, seperti "Gundul-Gundul Pacul," memiliki peran yang penting dalam pengembangan karakter anak. Dalam proses pendidikan karakter, lagu dolanan dapat memberikan sejumlah manfaat yang positif antara lain sebagai berikut:

1. Mengajarkan Nilai-Nilai Positif

Setiap lagu dolanan memiliki pesan dan makna tertentu dalam liriknya. Lagu-lagu ini mengandung nilai-nilai budi pekerti, sopan santun, dan tuntunan dalam kehidupan sehari-hari. Pesan-pesan ini dapat membantu membentuk karakter anak dengan mengajarkan nilai-nilai moral dan perilaku yang baik.

2. Membentuk Emosi Positif

Lagu dolanan seringkali memiliki irama dan lirik yang ceria. Melalui musik dan lirik yang riang, anak-anak dapat merasakan emosi positif seperti kebahagiaan, keceriaan, dan semangat. Ini membantu membentuk pola emosi anak menjadi lebih positif dan riang.

3. Stimulasi dan Pengingatan yang Mudah

Lagu-lagu dolanan memiliki melodi dan lirik yang mudah diingat. Ini memungkinkan anak-anak untuk dengan cepat mengingat pesan dan makna yang terkandung dalam lagu tersebut. Lagu dolanan dapat menjadi alat pembelajaran yang menyenangkan dan efektif.

4. Mengenalkan Budaya dan Warisan Lokal

Banyak lagu dolanan berasal dari budaya dan tradisi lokal. Melalui lagu-lagu ini, anak-anak dapat mengenal dan mengapresiasi budaya serta warisan lokal mereka. Ini membantu membentuk identitas budaya anak-anak dan mengajarkan penghargaan terhadap budaya mereka.

5. Pengembangan Keterampilan Sosial

Melalui nyanyian lagu dolanan, anak-anak bisa belajar berinteraksi dan bermain bersama. Aktivitas ini membangun keterampilan sosial mereka, seperti berbagi, berkomunikasi, dan bekerjasama dengan teman sebaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya