Arti RIP adalah Beristirahat dalam Damai, Ketahui Hubungannya dengan Ajaran Alkitab

RIP artinya bekaitan dengan ucapan belasungkawa di mana saat seseorang meninggal, Anda bisa mengucapkan kata ini secara langsung.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 31 Agu 2023, 08:20 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2023, 08:20 WIB
Ilustrasi dukacita, berduka, RIP
Ilustrasi dukacita, berduka, RIP. (Image by mdjaff on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Singkatan RIP berasal dari frasa bahasa Inggris yaitu "Rest in Peace." Dalam bahasa Indonesia, arti RIP adalah istirahat dalam damai atau tenang dalam damai. Frasa ini digunakan sebagai bentuk penghormatan, terhadap seseorang yang telah meninggal dunia.

Arti RIP dan penggunaannya kini secara luas digunakan di berbagai budaya dan bahasa, sebagai cara untuk mengungkapkan belasungkawa, penghormatan, dan harapan agar roh orang yang telah meninggal dapat menemukan ketenangan, dan kedamaian setelah kematian.

Bahkan istilah ini umumnya ditemukan di batu nisan, kartu ucapan belasungkawa, pesan penghormatan di media sosial, atau dalam percakapan sehari-hari sebagai tanda penghormatan kepada yang telah meninggal.

Dalam konteks religius, arti RIP juga sebagai doa atau harapan bagi keabadian roh seseorang di alam akhirat atau alam baka, terlepas dari keyakinan agama yang dianut. Berikut ini Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang arti RIP, Kamis (31/8/2023). 

Arti RIP

Ilustrasi meninggal, kematian, makam, kuburan
Ilustrasi meninggal, kematian, makam, kuburan. (Photo by Suzy Turbenson on Unsplash)

Makna dari "RIP" (Rest in Peace) dapat ditelusuri kembali ke budaya dan tradisi Kristen, pada Abad Pertengahan di Eropa. Frasa ini muncul dalam bahasa Latin sebagai "Requiescat in pace," yang secara harfiah berarti "Semoga dia istirahat dalam damai." Istilah ini sering digunakan dalam doa-doa dan tulisan-tulisan religius sebagai doa untuk kedamaian roh orang yang telah meninggal dunia.

Dalam era modern, "RIP" juga telah meluas penggunaannya di media sosial, sebagai cara untuk menyampaikan belasungkawa dan penghormatan kepada seseorang yang telah meninggal dunia. Meskipun awalnya berkaitan dengan tradisi Kristen, istilah ini telah menjadi bagian dari bahasa dan budaya populer, yang digunakan di seluruh dunia tanpa memandang latar belakang agama atau budaya.

Bahkan di akhir kitab Daniel, seorang malaikat berbicara tentang kematian Daniel, mengatakan, “Engkau akan beristirahat” (Daniel 12:13). Dan nabi Yesaya berkata, “Orang yang hidup lurus akan masuk ke dalam damai; mereka mendapat ketenangan ketika mereka terbaring dalam kematian” (Yesaya 57:2). Kedua ayat ini adalah ayat yang paling dekat dengan gagasan di balik RIP. Namun, kata istirahat dalam damai tidak digunakan.

 

 

Arti RIP dan Ajaran Alkitab

Ilustrasi Meninggal Dunia
Ilustrasi Meninggal Dunia (Image by Rob van der Meijden from Pixabay)

Alkitab dengan jelas menyatakan, bahwa kematian jasmani bukanlah akhir (Ibrani 9:27; Yohanes 3:16–18). Yesus mengajarkan bahwa hanya ada dua pilihan bagi setiap manusia yaitu surga dan neraka (Matius 10:28; 25:46; Markus 9:43;). Dia memberikan gambaran yang jelas mengenai dua pilihan tersebut dalam kisah orang kaya dan Lazarus, yang terdapat dalam Lukas 16:19–31. Dalam kisah ini, orang kaya yang tidak memikirkan Tuhan selama hidupnya di dunia, masuk neraka ketika dia meninggal. Lazarus, yang tidak memiliki apa pun di bumi kecuali hati yang murni, dibawa ke surga. Neraka digambarkan sebagai tempat siksaan (ayat 23), bukan tempat istirahat.

Menurut Kitab Suci, seseorang yang meninggal tanpa Kristus tidak “beristirahat dalam damai” (lihat Yohanes 3:18). “‘Tidak ada kedamaian,’ firman Allahku, ‘bagi orang fasik’” (Yesaya 57:21). Namun, kematian adalah hal yang berbeda bagi mereka yang berada “di dalam Kristus” (Roma 8:1; 1 Korintus 1:30). Satu Tesalonika 4:13 mengingatkan kita bahwa, meskipun berduka atas orang-orang terkasih yang telah meninggal adalah hal yang wajar, kita tidak perlu berduka atas orang-orang yang percaya kepada Kristus, seolah-olah kita tidak akan pernah bertemu mereka lagi. 

Alkitab sering menyebut mereka yang mati di dalam Kristus sebagai “orang-orang yang tertidur” (1 Korintus 15:20; Kisah Para Rasul 13:36; 1 Tesalonika 5:10). Para penulis Alkitab menggunakan tidur sebagai metafora karena kematian bagi seorang Kristen hanya bersifat sementara. Paulus mengatakan bahwa “menjauh dari tubuh berarti hadir bersama Tuhan” (2 Korintus 5:8). Mereka yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, akan bersama-sama dengan Dia di surga ketika mereka meninggal (Lukas 23:43). Jadi, setelah kematian, orang-orang Kristen memasuki “peristirahatan” dan “damai”.

Masalah dengan ucapan, “Beristirahatlah dalam damai,” adalah bahwa hal itu dibingkai sebagai sebuah doa. Dalam bahasa Latin, secara harfiah berarti “Semoga dia mulai beristirahat dengan damai.” Tentu saja, mendoakan orang mati adalah hal yang tidak alkitabiah. Pada saat kematian, nasib seseorang sudah ditentukan. Alkitab tidak pernah mengajarkan atau bahkan menyarankan agar kita berdoa mewakili mereka yang telah meninggal dunia. Mengucapkan, “Beristirahatlah dalam damai,” menulis “RIP,” dan bentuk-bentuk doa lainnya untuk orang mati berakar pada tradisi Katolik, bukan Firman Tuhan.

 

Ungkapan Belasungkawa dalam Bahasa Inggris

Ilustrasi pemakaman meninggal ditinggalkan
Ilustrasi/Copyright pexels/Arina Krasnikova

1. Our thoughts and prayers are with you (Kami selalu mendoakanmu).

2. I am sorry to hear about your loss (saya turut berduka cita atas kehilangan yang menimpamu).

3. We are mourning to hear your lost, Be strong. (Kami sangat sedih mendengar kabar duka ini. Tetap kuat ya!).

4. We will treasure our memories of him/her and offer you our condolences. (Kami akan menghargai kenangan kami tentang dia dan menyampaikan belasungkawa kami)

5. I am sorry, but I am at a loss words (saya turut berduka cita).

6. I am so sorry to hear that disaster you are experienced. (Aku turut berduka cita mendengar musibah yang kau alami ini).

7. We share your grief in this time of bereavement with deepest sympathy and condolence. (Kami turut berkabung atas kehilangan yang sangat dalam dengan simpati dan belasungkawa yang sangat dalam).

8. I am lost for words at this sad time. Please know that I am thinking of you and praying for peace and comfort. (Saya kehilangan kata-kata pada saat yang menyedihkan ini. Ketahuilah bahwa saya memikirkanmu dan berdoa untuk kedamaian dan ketenanganmu)

9. No words can comfort you from your sadness, but don't worry, we are always here for you. (Tidak ada kata-kata yang bisa menghiburmu dari rasa sedih, tapi jangan khawatir, kita semua di sini untukmu).

10. In sorrow, we mourn those lost. In gratitude, we embrace those around us. In sympathy, we reach out to those who grieve. (Dalam kepedihan, kami berduka cita kepada yang telah meninggal. Dalam rasa syukur, kami merangkul yang berada di sekitar. Dalam simpati, kami meraih mereka yang berkabung).

11. A good person will grant the best place in Heaven. Our deepest condolences for you loss. (Orang yang baik akan mendapatkan tempat terbaik di surga. Kami ingin menyampaikan rasa belasungkawa kami yang paling dalam).

12. The ones we love are never gone; they live within our hearts. We are sorry beyond words for your loss. (Orang-orang yang kita cintai tidak pernah pergi; mereka hidup di dalam hati kita. Kami minta maaf melebihi kata-kata atas kehilangan Anda).

13. May the peace that comes from the memories of love shared comfort you now and in the days ahead. (Semoga ketenangan yang datang dari kenangan bahagia dapat membuatmu merasa lebih baik sekarang dan seterusnya).

14. I am deeply saddened by the loss that you and your family have encountered. My condolences. (Aku sangat sedih oleh kehilangan yang dilaluimu dan keluargamu. Turut berduka cita).

15. If the people we love are stolen from us, the way to have them live on is to never stop loving them. James O'Barr (Jika orang yang kita cintai dicuri dari kita, cara agar mereka tetap hidup adalah dengan tidak pernah berhenti mencintai mereka).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya