Liputan6.com, Jakarta Memahami contoh ibadah ghairu mahdhah sangat penting bagi setiap muslim. Sebab, dalam perspektif Islam, tujuan manusia dan jin diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur'an Surah Az-Zariyat ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Az-Zariyat: 56).
Advertisement
Namun penting untuk dicatat bahwa ibadah tidak hanya hal-hal yang diperintahkan seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Jika apa yang dimaksud ibadah hanya terbatas shalat, puasa, zakat, dan haji, maka sebagian besar hidup manusia hanya dihabiskan untuk melakukan hal-hal di luar ibadah, sehingga tidak memenuhi tujuan dari manusia diciptakan.
Advertisement
Penting untuk dipahami bahwa dalam ajaran agama Islam, ibadah dibedakan menjadi dua, yakni ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Shalat lima waktu, puasa Ramadhan, zakat, dan haji merupakan contoh dari ibadah mahdhah, yakni ibadah yang yang pelaksanaannya sudah baku sesuai dengan petunjuk Al-Quran atau As-Sunnah.
Sedangkan ibadah ghairu mahdhah merupakan jenis ibadah yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Contoh ibadah ghairu mahdhah antara lain seperti berbicara dengan baik, berperilaku jujur, membantu sesama, berbakti kepada orang tua, dan menjalani etika bisnis yang baik.
Untuk memahami lebih dalam mengenai apa itu ibadah ghairu mahdhah, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com, Minggu (17/9/2023).
Memahami Pengertian Ibadah Ghairu Mahdhah
Sebelum membahas apa saja contoh ibadah ghairu mahdhah, penting bagi kita untuk memahami terlebih dahulu definisi dari ibadah ghairu mahdhah itu sendiri. Ibadah ghairu mahdhah adalah bentuk ibadah dalam Islam yang tidak termasuk dalam ibadah pokok (shalat, puasa, zakat, haji) dan tidak memiliki dalil (nash) yang tegas yang memerintahkan pelaksanaannya. Ibadah ini dilakukan berdasarkan perintah, anjuran, atau tidak adanya larangan terhadap suatu perbuatan.
Karakteristik utama dari ibadah ghairu mahdhah adalah bahwa tidak ada dalil yang secara eksplisit memerintahkan atau melarang tindakan tersebut, tetapi pelaksanaannya diizinkan oleh Allah selama tidak ada larangan yang tegas. Dengan kata lain, contoh ibadah ghairu mahdhah adalah segala bentuk perbuatan yang dilakukan dengan dengan niat yang baik dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama.
Ibadah ghairu mahdhah bukanlah ibadah dalam arti murni, seperti shalat atau puasa. Namun, tindakan tersebut dapat dianggap sebagai bentuk ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar, yaitu niat untuk mendekatkan diri kepada Allah, meskipun tidak ada dalil yang secara eksplisit memerintahkan tindakan tersebut sebagai ibadah.
Dari serangkaian penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa seluruh aspek kehidupan, baik yang bersifat ritual maupun yang bersifat sosial, ekonomi, dan moral adalah termasuk ibadah, jika dilakukan dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan tidak ada unsur dalam perbuatan tersebut yang bertentangan dengan syariat Islam.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur'an Surah Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَاۤىِٕدَ وَلَآ اٰۤمِّيْنَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۗوَاِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوْا ۗوَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ اَنْ صَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اَنْ تَعْتَدُوْۘا وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-syiar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala'id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridhaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya." (QS. Al-Maidah: 2)
Advertisement
Contoh-Contoh Ibadah ghairu Mahdhah
Ibadah ghairu mahdhah, juga dikenal sebagai ibadah ad-dunya atau urusan duniawi, adalah jenis ibadah dalam Islam yang tidak memiliki aturan khusus seperti ibadah-ibadah yang dijelaskan dalam agama, seperti sholat atau puasa. Berikut adalah beberapa contoh ibadah ghairu mahdhah:
1. Bekerja agar Dapat Memberikan Nafkah kepada Keluarga
Seorang kepala rumah tangga yang bekerja agar dapat memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya dengan niat untuk memenuhi perintah Allah Ta’ala dan mendidik anak-anaknya agar mereka beribadah kepada Allah Ta’ala adalah contoh ibadah ghairu mahdhah. Dalam hal ini, memberikan nafkah dianggap sebagai ibadah karena dilakukan dengan niat yang baik dan untuk mematuhi perintah Allah.
Namun penting untuk dipahami bahwa dalam bekerja hendaknya juga dengan cara yang halal atau sesuai dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
2. Menikah dengan Niat Menjaga Diri dari Zina
Seseorang yang menikah dengan niat untuk menjaga diri dari perbuatan zina merupakan contoh ibadah ghairu mahdhah. Meskipun pernikahan itu sendiri adalah sebuah ibadah dalam Islam, niat di balik pernikahan ini adalah untuk menjauhkan diri dari dosa zina, yang menjadikannya sebagai contoh dari ibadah ghairu mahdhah.
3. Meninggalkan Minum Khamr dengan Niat Takut Azab Allah
Seseorang yang meninggalkan minum minuman keras (khamr) dan memiliki niat dan motivasi karena takut akan azab dan hukuman dari Allah SWT adalah contoh ibadah ghairu mahdhah. Meskipun meninggalkan dosa adalah tindakan baik, ini dikategorikan sebagai ibadah ghairu mahdhah karena tindakan tersebut dilakukan tanpa ritual ibadah formal.
4. Tidur di Awal Malam untuk Ibadah di Akhir Malam
Aktivitas tidur di awal malam dengan niat agar bisa bangun di akhir malam untuk membaca Al-Qur’an dan melakukan sholat malam adalah contoh ibadah ghairu mahdhah. Tindakan tidur di sini dianggap sebagai persiapan untuk ibadah yang akan datang.
5. Makan dengan Niat untuk Kekuatan Ibadah
Aktivitas makan pada dasarnya bukan ibadah khusus. Namun, ketika pelaku makan dengan niat agar memiliki kekuatan untuk sholat atau berjalan menuju masjid, maka aktivitas makan tersebut dapat dianggap sebagai ibadah ghairu mahdhah.
Namun penting juga untuk dicatat bahwa aktivitas makan yang dinilai sebagai contoh ibadah ghairu mahdhah juga tidak boleh bertentangan dengan syariah. Misalnya, makan makanan haram tanpa udzur yang dibenarkan, makan hal itu tidak bisa dinilai sebagai ibadah.
6. Berbakti kepada Orang Tua
Berbakti kepada orang tua adalah contoh ibadah ghairu mahdhah yang ditekankan dalam agama Islam. Apa yang membuat berbakti kepada orang tua menjadi salah satu contoh ibadah ghairu mahdhah karena teknis pelaksanaannya tidak baku. Berbakti kepada orang tua bisa dilakukan dengan berbagai cara selama tidak bertentangan dengan syariah, antara lain seperti menghormati, merawat, dan membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari.
7. Berbuat Baik kepada Sesama
Berbuat baik kepada sesama dengan memberikan manfaat kepada orang lain juga termasuk dalam kategori ibadah ghairu mahdhah. Ini bisa mencakup tindakan sukarela seperti membantu orang yang membutuhkan atau memberikan sedekah.
8. Belajar atau Sekolah
Belajar atau sekolah dengan niat untuk menuntut ilmu di jalan Allah SWT juga termasuk contoh ibadah mahdhah. Belajar atau menuntut ilmu yang termasuk dalam ibadah mahdhah ini tidak hanya terbatas pada ilmu agama saja, melainkan juga ilmu lain seperti ilmu ekonomi, sosial, ilmu alam, politik, dan sebagainya.
Dalam semua contoh di atas, inti dari ibadah ghairu mahdhah adalah niat yang tulus untuk memenuhi perintah Allah, menjauhi dosa, atau mempersiapkan diri untuk melakukan ibadah formal, meskipun tindakan tersebut tidak memiliki aturan khusus yang dijelaskan dalam agama.