4 Doa Minta Hujan ketika Kemarau Panjang, Pahami Tata Cara Shalat Istisqa

Doa minta hujan adalah sebuah doa yang diajukan oleh umat Islam kepada Allah SWT untuk memohon turunnya hujan yang dilakukan ketika musim kemarau panjang, sehingga tanah menjadi kering, sungai-sungai mengering, serta sumber air berkurang.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 22 Sep 2023, 16:20 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2023, 16:20 WIB
Ilustrasi membaca doa. (dok.freepik.com)
Ilustrasi membaca doa minta hujan. (dok.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta Doa minta hujan adalah sebuah doa yang diajukan oleh umat Islam kepada Allah SWT untuk memohon turunnya hujan sebagai rahmat dan berkah dari-Nya. Hujan adalah salah satu nikmat Allah yang sangat penting karena merupakan sumber air bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya di bumi. Ketika hujan turun dengan cukup, tanaman tumbuh subur, sumber-sumber air terisi kembali, dan kehidupan menjadi lebih baik.

Doa minta hujan biasanya dipanjatkan saat ada musim kemarau yang panjang dan tanah menjadi kering, sungai-sungai mengering, serta sumber air berkurang. Dalam Islam, doa seperti ini merupakan tanda ketergantungan manusia kepada Allah sebagai Pencipta dan Pemberi segala nikmat, termasuk hujan.

Doa minta hujan dapat dilakukan dengan ikhlas dan penuh harap kepada Allah. Meskipun demikian, dalam agama Islam juga diajarkan untuk melakukan usaha dan tindakan nyata untuk mendukung doa tersebut. Misalnya, dengan menjalankan solat istisqo (salat meminta hujan) yang merupakan salah satu bentuk ibadah khusus untuk memohon hujan. Selain itu, menjaga alam dan lingkungan, seperti tidak merusak hutan dan ekosistem air, juga dianggap sebagai bagian dari upaya manusia untuk mendapatkan rahmat hujan dari Allah.

Terdapat beberapa macam bacaan doa minta hujan , tetapi intinya adalah memohon kepada Allah untuk memberikan hujan sebagai anugerah-Nya. Doa ini mencerminkan rasa ketergantungan manusia kepada Sang Pencipta dan keimanan dalam kekuasaan serta kebaikan Allah.

Berikut adalah sejumlah bacaan doa minta hujan berdasar ajaran Rasulullah SAW, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (22/9/2023).

Kumpulan Doa Minta Hujan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat beberapa macam bacaan doa minta hujan yang telah diajarkan Rasulullah SAW.  tetapi intinya adalah memohon kepada Allah untuk memberikan hujan sebagai anugerah-Nya. Doa ini mencerminkan rasa ketergantungan manusia kepada Sang Pencipta dan keimanan dalam kekuasaan serta kebaikan Allah. Berikut ini adalah beberapa bacaan doa minta hujan yang bisa diamalkan oleh umat Muslim ketika menghadapi kekeringan atau kekurangan air:

1. Doa Minta Hujan untuk Menyuburkan

  اللهمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا, نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ، عَاجِلًا غَيْرَ أٰجِلٍ  

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda.”

2. Doa Minta Hujan yang Pernah Dibaca Rasulullah ketika diminta seorang Badui

  اللهمّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا سَرِيْعًا مَرِيْعًا غَدَقًا طَبَقًا، عَاجِلًا غَيْرَ رَائِفٍ، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ تَمْلَأُ بِهِ الضَّرْعُ، وَيَنْبُتُ بِهِ الزَّرْعُ وَتُحْيِي بِهِ الْأَرْضُ بَعْدَ مَوْتِهَا وَكَذَلِكَ تُخْرِجُوْنَ  

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang merata, segera, menyuburkan, lebat, merata, segera tanpa kelambatan, bermanfaat tanpa bahaya. Hujan yang dapat memenuhkan ambing (kantong kelenjar) susu binatang ternak, yang menumbuhkan tanaman, yang menghidupkan tanah setelah mati (karena kekeringan).”

3. Doa Minta Hujan ketika Tandah Mulai Tandus

  اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهمَّ أَنْتَ اللهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ الْغَنِيُّ, وَنَحْنُ الْفُقَرَاءُ أَنْزِلْ عَلْيْنَا الْغَيْثَ وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ لَنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَي حِيْنٍ  

Artinya: “Segala puji milik Allah, Tuhan seluruh semesta, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Tuhan yang menguasai hari pembalasan. Ya Allah, Engkau adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Engkau yang Maha Kaya, sedangkan kami makhluk yang membutuhkan, turunkanlah hujan kepada kami dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan kepada kami sebagai kekuatan dan pencapaian hingga akhir masa.”  

4. Doa Minta Hujan untuk Keberkahan

  اللهمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ وَأَحْيِ بَلَدَكَ الْمَيِّتَ  

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan kepada hamba-hamba-Mu dan binatang-binatang (ciptaan)-Mu, sebarkanlah rahmat-Mu dan hidupkanlah negeri-Mu yang sebelumnya mati.”

Memahami Shalat Istisqa untuk Memohon Diturunkan Hujan

MUI Bolehkan Jemaah Rapatkan Saf saat Salat
Warga melaksanakan Salat Jumat berjamaah di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Jumat (11/3/2022). Majelis Ulama Indonesia (MUI) kini membolehkan jemaah untuk kembali merapatkan saf atau barisan saat shalat berjemaah di masjid. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain membaca doa minta hujan, ketika kemarau panjang yang berpotensi menimbulkan bencana kekeringan, umat Islam juga disunnahkan untuk melaksanakan shalat istisqa. Shalat Istisqa adalah salah satu bentuk ibadah dalam Islam yang dilakukan oleh umat Muslim sebagai upaya untuk memohon hujan dari Allah SWT saat terjadi kekeringan atau musim kemarau yang panjang.

Shalat Istisqa merupakan salah satu cara untuk memohon turunnya hujan sebagai rahmat dan berkah dari Allah, yang sangat penting untuk kehidupan manusia, tanaman, dan hewan. Tujuan utama dari Shalat Istisqa adalah memohon kepada Allah agar Dia memberikan hujan sebagai anugerah-Nya. Shalat ini dilakukan ketika kondisi lingkungan mengalami kekeringan yang serius, sumber-sumber air menipis, dan musim kemarau yang berkepanjangan.

Shalat Istisqa biasanya dilakukan pada saat terjadi kekeringan yang berkepanjangan dan ketika kondisi cuaca tidak mendukung hujan. Pengumuman dan pelaksanaan Shalat Istisqa biasanya dilakukan oleh pemerintah atau otoritas agama setempat. Selain shalat, doa merupakan bagian penting dari Shalat Istisqa. Selama shalat, umat Muslim memohon kepada Allah dengan penuh harap dan tawakal agar Dia mengirimkan hujan sebagai rahmat-Nya. Doa ini mencerminkan rasa ketergantungan manusia kepada Allah sebagai Pencipta dan Pengatur segala sesuatu.

Shalat Istisqa adalah tindakan yang menunjukkan rasa keimanan, tawakal, dan ketergantungan manusia kepada Allah dalam menghadapi situasi alam yang sulit seperti kekeringan. Hal ini juga mengingatkan umat Muslim akan pentingnya menjaga lingkungan dan sumber daya alam agar terhindar dari kerusakan yang dapat menyebabkan musim kemarau yang panjang.

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqa

shalat berjamaah
Keinginanmu tercapai/Copyright shutterstock.com/Dwi Prayoga

Shalat Istisqa sebagai amalan sunnah untuk meminta hujan, memiliki tata cara pelaksanaan yang berbeda dengan shalat sunnah lainnya. Jika shalat sunnah lainnya diutamakan dikerjakan secara sendiri-sendiri atau munfarid, shalat istisqa dikerjakan secara berjamaah.

Adapun urutan tata cara shalat istisqa adalah sebagai berikut:

1. Niat Shalat Istisqa

Seperti semua ibadah dalam Islam, shalat Istisqa dimulai dengan niat yang tulus untuk memohon kepada Allah agar Dia memberikan hujan. Adapun bacaan niat shalat istisqa adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal istisqa'i rak'ataini (imaaman/ma'muman) lillahi ta'ala.

Artinya: Aku sengaja sholat sunnah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah ta'ala.

2. Rakaat Pertama

Shalat Istisqa terdiri dari dua rakaat yang dilakukan dengan jamaah, baik di masjid atau di tempat terbuka. Imam dan jamaah berdiri menghadap kiblat. Imam memulai shalat dengan takbiratul ihram (takbir pembuka) seperti dalam shalat biasa.

Setelah takbir pembuka, imam melakukan takbir tambahan sebanyak tujuh kali dengan mengangkat tangan setiap kali takbir, seperti ketika shalat Id.  Imam kemudian membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya seperti dalam shalat biasa.

Setelah selesai membaca surat dalam rakaat pertama, imam melakukan rukuk, sujud, dan tahiyat akhir seperti dalam shalat biasa.

3. Rakaat Kedua

Rakaat kedua mirip dengan rakaat pertama. Imam memulai dengan takbiratul ihram dan dilanjutkan dengan lima takbir tambahan. Imam kemudian membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya seperti dalam shalat biasa.

Setelah selesai membaca surat dalam rakaat kedua, imam melakukan rukuk, sujud, tahiyat akhir, dan salam seperti dalam shalat biasa.

4. Khutbah Shalat Istisqa

Setelah selesai shalat, imam menyampaikan dua khutbah atau satu khutbah. Khutbah ini berisi doa memohon hujan dan pengharapan kepada Allah SWT. Dalam khutbah ini, imam dan jamaah dapat beristighfar (memohon ampunan) kepada Allah sebagai pengganti takbir.

5. Doa dan Pengharapan

Selain shalat dan khutbah, doa merupakan bagian penting dari Shalat Istisqa. Selama khutbah dan setelahnya, umat Muslim berdoa dengan penuh harap dan tawakal kepada Allah agar Dia mengirimkan hujan sebagai rahmat-Nya.

6. Dianjurkan Mengenakan Pakaian Sehari-hari

Terdapat peraturan khusus saat pelaksanaan Shalat Istisqa. Imam dan jamaah dianjurkan untuk mengenakan pakaian sehari-hari saat melakukan doa untuk hujan. Artinya, dianjurkan untuk tidka berhias atau bersolek. Hal ini adalah tindakan simbolis yang menunjukkan kerendahan hati dan ketergantungan kepada Allah.

Dengan menjalankan Shalat Istisqa, umat Muslim berharap bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa mereka dan mengirimkan hujan sebagai rahmat-Nya untuk mengakhiri kekeringan dan menghidupkan kembali tanah yang kering akibat musim kemarau yang panjang. Shalat Istisqa merupakan bentuk ibadah yang mengajarkan tawakal kepada Allah dalam menghadapi situasi alam yang sulit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya