Ternyata Sudah ada Sejak Dulu, Ini 12 Influencer Berpengaruh Dalam Sejarah Dunia

Pada kenyataanya, pengaruh individu terhadap budaya, masyarakat, dan mode telah ada jauh sebelum media sosial bahkan ditemukan.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 09 Okt 2023, 14:25 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2023, 14:25 WIB
Ilustrasi Influencer
Ilustrasi Influencer (Dok.Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Influencer menjadi istilah yang akrab dengan media sosial yang identik dengan era digital seperti sekarang. Hal ini membuat influencer diasosiasikan sebagai produk zaman modern. Namun pada kenyataanya, pengaruh individu terhadap budaya, masyarakat, dan mode telah ada jauh sebelum media sosial bahkan ditemukan.

Seperti influencer modern, setiap influencer di masa lalu juga memiliki ciri dan kekhasan tersendiri. Mulai dari pemimpin militer hingga aktivis hak-hak perempuan, dari gaya rambut ikonik hingga tren mode yang tak terlupakan. Setiap influencer dalam daftar ini memiliki cerita yang unik dan memberikan kontribusi yang tak ternilai pada perkembangan budaya dan sosial di sekitarnya bahkan dunia. 

Mereka adalah tokoh-tokoh yang menciptakan tren, mendekonstruksi norma, dan memberikan inspirasi bagi generasi setelahnya. Berikut 12 influencer yang memberikan pengaruh pada sejarah dunia dari berbagai era, dirangkum Liputan6.com dari laman britannica.com, Senin (9/10/2023).

1. Ambrose Burnside

Ambrose Burnside
Ambrose Burnside (Sumber: Wikipedia)

Ambrose Burnside bukan hanya seorang jenderal serikat selama Perang Saudara Amerika, tetapi juga seorang politisi yang mengenakan gaya rambut dan kumis yang khas. Ian juga sempat menjabat sebagai senator Amerika Serikat untuk negara bagian Rhode Island

Terlepas dari kewajibannya untuk menjaga penampilannya selama pendidikan militer di West Point, Burnside berhasil mempopulerkan gaya rambut yang dikenal sebagai "burnsides”. Ia munchkin bukan orang pertama yang memiliki gaya rambut yang menyatu dengan kumis ini. Tapi sebagai seorang dengan banyak peran publik,  dapat dikatakan sebagai sosok yang mempopulerkannya.

2. Amelia Bloomer 

Amelia Bloomer adalah seorang feminis yang terkenal karena memperjuangkan hak-hak perempuan, termasuk hak untuk berpakaian lebih nyaman. Amelia Bloomer  merasa bahwa korset dan gaun dipakai oleh wanita seusianya terlalu membatasi dan berpotensi berbahaya. A kemudian memopulerkan celana panjang penuh yang disebut "bloomers" sebagai alternatif terhadap pakaian konvensional yang tidak nyaman untuk wanita pada zamannya. Inovasinya dalam fashion menjadi inspirasi bagi banyak wanita.

3. William Dorsey Swann 

William Dorsey Swann adalah seorang aktivis LGBTQ+ di akhir abad ke-19 yang menciptakan perubahan penting dalam perlawanan terhadap penindasan kaum queer di Amerika Serikat. Dia menjadi salah satu figur utama dalam perjuangan ini dengan mengadakan pesta drag yang terkenal di Washington, D.C. Sebagai individu yang pertama kali menyebut dirinya sebagai "drag queen," Swann meninggalkan warisan berharga bagi komunitas LGBTQ+.

4. Ratu Elizabeth I

Ratu Elizabeth I dari Inggris adalah contoh lain dari seorang influencer yang memengaruhi pandangan tentang kecantikan. Setelah menderita cacar pada tahun 1562 yang meninggalkan bekas luka di wajahnya, Elizabeth menciptakan tren dengan mengenakan makeup putih yang terbuat dari timah dan cuka. Makeup ini tidak hanya menyembunyikan bekas luka, tetapi juga menjadi simbol status sosial dan kemewahan.

5. Madame Wellington Koo

Madame Wellington Koo
Madame Wellington Koo (Sumber: Wikipedia)

Madame Wellington Koo, juga dikenal sebagai Oei Hui-lan, adalah seorang wanita yang memainkan peran penting dalam fashion Tiongkok. Dia mempopulerkan qipao (cheongsam), sebuah gaun tradisional Tiongkok, dengan mengubah gayanya menjadi lebih modern dan cocok untuk wanita dari berbagai kelas sosial. Kontribusinya telah membuatnya menjadi ikon fashion Tiongkok.

6. Ratu Victoria

Ratu Victoria dari Britania Raya memengaruhi tradisi pernikahan dengan memilih gaun pengantin putih pada pernikahannya pada tahun 1840. Keputusannya ini menjadi titik awal dari tren gaun pengantin putih, yang kemudian menjadi simbol kesucian dan kemewahan dalam pernikahan.

7. Coco Chanel 

Coco Chanel adalah desainer mode Prancis yang membentuk dunia fashion dengan menciptakan gaun hitam pendek, pakaian wanita, dan tas ber-quilting. Pengaruhnya tidak berhenti di situ, pada tahun 1920-an Chanel mengenakan pakaian yang lebih santai dan berjemur di pantai. Apa yang ia lakukan kemudian banyak ditiru dan menjadikan aktivitas berjemur sebagai simbol kecantikan dan kesehatan. Ini juga mengubah pandangan tentang kulit berwarna.

8. Raja Louis XIV

Raja Louis XIV dari Prancis menjadi trendsetter dalam penggunaan wig di kalangan bangsawan dan aristokrat. Rambut alami tebal dan bergelombang Louis XIV menjadi standar gaya bagi orang-orang pada masanya. Kepopuleran penggunaan wig ini menciptakan tren yang berlangsung lama di kalangan elit sosial.

9. Cleopatra

Cleopatra, ratu Mesir kuno yang legendaris, dikenal bukan hanya karena perannya dalam sejarah politik, tetapi juga karena gaya rambutnya yang unik. "Melon coiffure," gaya rambut yang ia kenakan, menjadi tren di kalangan bangsawan Romawi dan menciptakan citra ikonik yang masih diingat hingga hari ini.

10. Giuseppe Garibaldi

Giuseppe Garibaldi
Giuseppe Garibaldi (Sumber: Wikipedia)

Giuseppe Garibaldi adalah seorang jenderal Italia yang memimpin perjuangan untuk penyatuan Italia. Dia mempengaruhi mode dengan mempopulerkan kemeja merah longgar di antara para pengikutnya, yang dikenal sebagai "kemeja Garibaldi." Gaya sederhana ini memengaruhi tren fashion di Italia dan di luar negeri.

11. Emiliano Zapata

Emiliano Zapata, seorang pemimpin revolusioner Meksiko, dikenal karena kumisnya yang panjang dan tebal. Kumisnya yang khas dengan ujung yang melengkung ke bawah di kedua sisi wajahnya menjadi simbol perjuangan petani dan hak tanah. Pengaruhnya sebagai simbol kebebasan dan kekuatan masih terasa hingga hari ini, dan beberapa orang Meksiko bahkan meniru gayanya dengan menumbuhkan kumis serupa.

12. Morris Frank

Morris Frank mengubah dunia orang-orang dengan disabilitas visual. Sebagai pendiri program "Seeing Eye" di Amerika Serikat, dia memperkenalkan penggunaan anjing penuntun bagi orang-orang tunanatre dalam kehidupan sehari-hari. Frank mempromosikan kemandirian dan keamanan orang-orang dengan disabilitas visual di tempat umum. Apa yang ia lakukan juga merubah pandangan masyarakat terhadap kaum difabel ini.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya