Liputan6.com, Jakarta NASA adalah singkatan dari National Aeronautics and Space Administration, sebuah agensi pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab, untuk program-program penjelajahan angkasa, penelitian ilmiah, dan eksplorasi luar angkasa.
Sedangkan asteroid adalah benda langit kecil, yang mengorbit matahari dan sebagian besar terdapat di sabuk asteroid, di antara orbit planet Mars dan Jupiter. Benda langit ini merupakan bagian dari tata surya, yang terdiri dari bahan-bahan batuan dan logam.
Baru-baru ini NASA menemukan lagi sampel dari Bennu, sebuah asteroid yang mendekati Bumi. Bennu sendiri sangat tua, berusia sekitar 4,5 miliar tahun, dan ada kemungkinan kecil bahwa asteroid ini dapat menabrak Bumi, dalam 159 tahun mendatang.
Advertisement
Oleh karena itu, pentingnya penemuan ini tidak hanya berdampak pada pemahaman tentang asal-usul kehidupan di Bumi, tetapi juga dapat membantu Anda memahami lebih dalam, tentang bagaimana tata surya terbentuk. Berikut ini sampel benda langit penemuan NASA yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (17/10/2023).
NASA Temukan Asteroid dari Bennu
Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) telah berhasil mengumpulkan sampel dari Bennu, sebuah asteroid yang mendekati Bumi. Benda langit ini telah berusia 4,5 miliar tahun, dan memiliki potensi tabrakan dengan planet kita dalam 159 tahun mendatang. Sampel yang telah diambil ini, menjanjikan penyelidikan yang luar biasa dalam hal asal-usul kehidupan di Bumi.
Misi ini dikenal sebagai OSIRIS-REx (Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security, Regolith Explorer), dan pesawat luar angkasanya berhasil mengambil sampel dari Bennu, yang diyakini mengandung unsur-unsur penting seperti karbon dan air dalam jumlah yang melimpah.
Penemuan ini sangat penting, karena membawa kita lebih dekat untuk memahami asal-usul kehidupan, dan membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam, tentang kemampuan planet kita untuk mendukung kehidupan.
Advertisement
Penemuan yang Berkontribusi pada Pemahaman Tata Surya
Sampel-sampel dari Bennu yang telah diambil, dengan hati-hati telah dikirim ke Tempat Pengujian dan Pelatihan di Utah pada akhir bulan lalu, setelah misi yang dimulai pada tahun 2016. Administrator NASA, Bill Nelson, menyebut sampel OSIRIS-REx sebagai "sampel asteroid kaya karbon terbesar yang pernah dikirimkan ke Bumi" dan menyoroti perannya, dalam menyelidiki asal-usul kehidupan di planet kita untuk generasi mendatang.
Dengan kata lain, penemuan ini membuka pintu bagi penemuan-penemuan yang belum pernah kita lihat sebelumnya dalam ilmu pengetahuan. Selain itu, jejak Bennu yang merupakan benda luar angkasa ini, hanya sedikit lebih lebar dari ketinggian Empire State Building.
Penemuan ini tidak hanya memberikan petunjuk baru tentang asal-usul Bumi, tetapi juga berkontribusi pada pemahaman kita tentang pembentukan tata surya. NASA sedang melakukan penelitian tentang bagaimana unsur-unsur yang membentuk kehidupan pertama kali, mungkin "diunggulkan" di Bumi dari luar angkasa.
Dianalisis Oleh 200 Ilmuwan Lebih di Seluruh Dunia
Bennu sendiri diyakini telah terpisah dari asteroid yang lebih besar, dan kaya karbon antara 700 juta hingga 2 miliar tahun lalu. Selain itu, pemulihan sampel Bennu telah mengungkapkan materi "bonus" yang memerlukan waktu tambahan, bagi para ahli NASA untuk dikumpulkan setelah mencapai Bumi. Selama dua tahun ke depan, kita akan menyaksikan analisis dan eksplorasi lebih lanjut, oleh lebih dari 200 ilmuwan di seluruh dunia.
Dalam beberapa minggu mendatang, karya ini juga akan dipinjamkan ke Smithsonian Institution, Space Center Houston, dan Universitas Arizona, yang akan memungkinkan masyarakat luas untuk menggali lebih dalam ke dalam penemuan ini.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dante Lauretta, peneliti utama OSIRIS-REx, "Saat kita mengintip rahasia kuno yang tersimpan di dalam debu dan bebatuan asteroid Bennu, kita membuka kapsul waktu yang memberi kita wawasan mendalam tentang asal usul tata surya kita. Keberlimpahan material kaya karbon dan keberadaan air yang melimpah - mineral tanah liat yang mengandungnya hanyalah puncak gunung es kosmik. Penemuan-penemuan ini mendorong kita pada perjalanan untuk memahami tidak hanya lingkungan surgawi kita, namun juga potensi permulaan kehidupan. Dengan setiap wahyu dari Bennu, kita semakin dekat untuk mengungkap misteri warisan kosmik kita." Penemuan ini membuka jendela baru, ke dalam rahasia tata surya kita dan asal usul kehidupan di Bumi.
Advertisement