Gempa Tektonik Adalah, Pahami Faktor Penyebab dan Cara Mengatasinya

Gempa tektonik adalah jenis gempa bumi yang paling umum, di mana bisa terjadi baik di daratan maupun di dasar laut.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 06 Nov 2023, 11:20 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2023, 11:20 WIB
Ilustrasi gempa bumi
Ilustrasi gempa bumi (Photo: AFP/Frederick Florin)

Liputan6.com, Jakarta Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi, akibat pergerakan lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Pergerakan lempeng-lempeng ini dapat menyebabkan retakan, patahan, dan geseran di kerak bumi. 

Gempa tektonik adalah salah satu jenis gempa bumi yang paling umum, dan seringkali memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat. Perlu diketahui, bahwa gempa tektonik terjadi ketika lempeng-lempeng tertemu, berinteraksi, atau saling bergesekan satu sama lain.

Dalam proses ini, tekanan dan energi terakumulasi selama periode waktu yang panjang, hingga akhirnya melepaskan diri dalam bentuk gempa bumi, ketika batas elastisitas kerak bumi tercapai. 

Gempa tektonik adalah jenis gempa yang memiliki dampak beragam, mulai dari kerusakan bangunan hingga tsunami, perubahan permukaan bumi, dan risiko kesehatan masyarakat. Berikut ini faktor penyebab gempa tektonik dan cara mengatasi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (6/11/2023). 

Memahami Apa Itu Gempa Tektonik

Gempa Lombok
Rereuntuhan bangunan rumah setelah gempa tektonik berkekuatan magnitudo 6,4 mengguncang Lombok, Sumbawa, dan Bali, Minggu (29/7). (HO/NUSA TENGGARA BARAT DISASTER MITIGATION AGENCY/AFP)

Menurut BMKG, gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan gempa bumi adalah guncangan atau gerakan (bumi). 

Gempa bumi timbul akibat pergerakan lempeng tektonik dalam lapisan dalam bumi. Ketika lempeng-lempeng tektonik bergerak saling bertabrakan atau bergesekan, tekanan dan tarikan yang terjadi dapat memicu terjadinya gempa bumi. Gempa tektonik pada dasarnya, merupakan jenis gempa bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Gempa ini bisa terjadi di daratan maupun di bawah laut, dan apabila terjadi di dekat permukaan bumi, dapat mengakibatkan kerusakan yang serius. Biasanya, gempa tektonik sering terjadi di wilayah yang berada di sepanjang batas lempeng tektonik, seperti garis sesar atau zona subduksi.

Zona subduksi adalah wilayah, di mana salah satu lempeng tektonik bergerak ke bawah atau tertarik ke bawah lempeng lainnya. Biasanya, zona ini terletak di sepanjang batas lempeng tektonik, di mana salah satu lempeng tektonik bergerak menuju lempeng lain dan menyebabkan terangkatnya atau penarikan lempeng di bawahnya.

Subduksi sering terjadi di daerah yang ditandai dengan adanya gunung berapi atau di sepanjang garis sesar yang aktif. Pergerakan lempeng tektonik di dalam zona subduksi dapat mencetuskan gempa tektonik dan bahkan memicu pembentukan gunung berapi baru. Gerakan lempeng tektonik dapat berlangsung baik secara horizontal maupun vertikal, dan interaksi antara lempeng-lempeng tektonik ini dapat memicu gempa tektonik, retakan, dan bahkan aktivitas gunung berapi. 

Faktor Penyebab

Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi

Gerakan Lempeng Tektonik

Faktor utama yang memicu gempa tektonik adalah pergerakan lempeng tektonik. Kerak bumi, lapisan terluar planet kita, terbagi menjadi beberapa lempeng besar dan kecil yang bergerak relatif satu sama lain. Pergerakan lempeng ini dipicu oleh aliran konveksi panas di mantel bumi, yang menghasilkan gaya dorongan dan tarikan pada lempeng-lempeng tersebut. Dalam perjalanan mereka, lempeng-lempeng ini dapat bertemu di berbagai jenis batas lempeng, dan interaksi ini adalah sumber utama gempa bumi.

Subduksi

Salah satu jenis interaksi lempeng adalah subduksi, yang terjadi ketika satu lempeng tenggelam di bawah lempeng lain. Biasanya, lempeng samudra yang lebih padat akan terdesak di bawah lempeng benua yang lebih ringan. Tekanan yang terakumulasi selama proses subduksi ini, dapat mencapai batas elastisitas dan melepaskan diri sebagai gempa bumi. Zona-zona subduksi ini seringkali menjadi pusat aktivitas gempa bumi dan vulkanik yang signifikan.

Sesarkan (Gesekan Lateral)

Di batas transform atau zona sesarkan, dua lempeng bergerak horizontal yang berlawanan satu sama lain. Gesekan di antara lempeng-lempeng ini adalah penyebab utama gempa sesarkan. Salah satu contoh zona sesarkan yang terkenal adalah Patahan San Andreas di California, yang telah lama menjadi perhatian karena potensi aktivitas gempa yang besar.

Patahan (Faults)

Patahan adalah zona di mana tekanan dan gesekan di antara lempeng-lempeng, menyebabkan mereka bergesekan dan akhirnya, melepaskan energi dalam bentuk gempa bumi. Patahan-patahan ini dapat berskala kecil atau besar, dan gempa yang dihasilkannya dapat bervariasi dalam kekuatan dan efeknya.

Tekanan Vulkanik

Beberapa gempa tektonik terjadi sebagai akibat, dari pergerakan magma di dalam kerak bumi. Ketika magma naik ke permukaan untuk membentuk gunung berapi, tekanan di dalam kerak bumi dapat mencapai batas elastisitas dan memicu gempa vulkanik. Gempa ini seringkali merupakan indikator aktivitas vulkanik, yang mungkin berdampak pada lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

Elastisitas Benda

Gempa tektonik terjadi ketika batas elastisitas kerak bumi terlampaui. Ini berarti bahwa selama periode waktu yang panjang, batuan di kerak bumi meregang dan menumpuk energi potensial elastis. Ketika tekanan mencapai titik kritis, maka batuan melepaskan energi ini sebagai gelombang seismik yang menyebabkan gempa bumi. Proses ini adalah hasil dari akumulasi dan pelepasan energi secara berulang kali dalam kerak bumi.

 

Cara Menghadapi Gempa

Dampak Gempa Bumi di Lombok
Warga memeriksa bangunan rumah yang roboh akibat gempa yang melanda Lombok, NTB, Minggu (29/7). Data sementara BPBD Provinsi NTB mencatat, gempa bumi tektonik 6.4 SR itu mengakibatkan 10 orang meninggal dunia dan puluhan rumah rusak. (AFP/Aulia AHMAD)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Banda Aceh dalam keterangan tertulisnya, menjelaskan cara menghadapi terjadinya gempa bumi yang benar diantaranya:

Bila berada di dalam rumah

  1. Pertama-tama, penting untuk tetap tenang dan jangan panik.
  2. Jangan terburu-buru untuk keluar rumah.
  3. Jika memungkinkan, lindungilah diri di bawah meja atau tempat tidur. Ini akan memberikan perlindungan dari barang-barang yang mungkin runtuh.
  4. Jika tidak ada meja atau tempat tidur, lindungi kepala Anda dengan bantal atau benda lain yang bisa Anda temukan.
  5. Hindari berada di dekat rak buku, lemari, atau kaca jendela, karena barang-barang ini dapat jatuh dan melukai Anda.
  6. Jagalah kewaspadaan terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, dan benda-benda yang tergantung di dinding yang bisa menjadi bahaya.

Bila berada di luar ruangan

  1. Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik, tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi, dan objek-objek besar lainnya yang berpotensi roboh atau menyebabkan bahaya.
  2. Usahakan mencapai daerah yang terbuka, jauh dari potensi bahaya jatuhnya benda-benda berat.
  3. Hindari berada di dekat rak-rak atau kaca jendela yang bisa pecah dan melukai Anda.

Bila berada di dalam ruangan umum

  1. Jangan panik dan hindari berlari ke luar, karena hal ini dapat menyebabkan kerumunan dan potensi cedera.
  2. Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir, seperti rak, lemari, dan kaca jendela yang dapat pecah dan menjadi bahaya.

Bila sedang mengendarai kendaraan

  1. Segera hentikan kendaraan Anda di tempat yang aman, terbuka, dan jauh dari bangunan atau struktur yang mungkin roboh.
  2. Jangan berhenti di atas jembatan atau di bawah jembatan layang/jembatan penyeberangan, karena ada risiko kerusakan struktural.
  3. Tetap berada di dalam kendaraan Anda selama getaran gempa, dan berhati-hati dengan potensi retakan di jalan.

Bila berada di dalam pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mal

  1. Pertama-tama, jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
  2. Berikan bantuan kepada orang lain dan pertahankan ketenangan.
  3. Ikuti semua petunjuk yang diberikan oleh pegawai atau satpam di tempat tersebut.

Bila sedang berada di dalam lift:

  1. Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Lebih baik gunakan tangga darurat.
  2. Jika Anda merasakan getaran gempa saat berada di dalam lift, tekan semua tombol agar lift berhenti.
  3. Setelah lift berhenti, keluarlah dari lift dengan hati-hati, periksa keadaan di luar, dan mencari tempat yang aman.
  4. Jika Anda terjebak dalam lift, segera hubungi manajer gedung menggunakan interphone jika tersedia.

Memberi Pertolongan dan Evakuasi

  1. Karena petugas kesehatan dan penyelamat mungkin kesulitan untuk mencapai tempat kejadian dalam situasi gempa bumi, bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang di sekitar Anda jika diperlukan.
  2. Ketika diperlukan evakuasi, ikuti petunjuk dari pihak berwenang dan jangan panik.
  3. Tempat-tempat pengungsian biasanya sudah diatur oleh pemerintah daerah, dan pengungsian perlu dilakukan dengan berjalan kaki di bawah pengawasan petugas keamanan atau instansi pemerintah.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya