Liputan6.com, Jakarta Ideologi terbuka adalah suatu sistem pemikiran dan pandangan, yang menekankan prinsip-prinsip kesetaraan, keterbukaan, dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Ideologi ini mendorong terciptanya masyarakat yang inklusif, di mana semua individu memiliki hak yang sama.
Baca Juga
Advertisement
Prinsip-prinsip utama dari ideologi terbuka adalah kesetaraan hak asasi manusia, keterbukaan pemerintah, kemajuan ekonomi, dan partisipasi warga dalam proses politik. Ideologi terbuka bertujuan untuk menciptakan dunia yang lebih adil, berkelanjutan, dan demokratis.Â
Ideologi terbuka adalah pandangan, yang memiliki banyak kelebihan juga tantangan dalam mewujudkannya. Beberapa tantangan termasuk resistensi terhadap perubahan, ketidaksetaraan yang sudah ada dalam masyarakat, dan kompleksitas masalah global yang memerlukan kerja sama internasional.Â
Berikut ini kelebihan ideologi terbuka yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (8/11/2023).Â
Pengertian Ideologi Terbuka
Menurut KBBI, ideologi adalah kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat atau pandangan yang memberikan arah dan tujuan bagi kelangsungan hidup. Dalam konteks sosial dan politik, ideologi mencerminkan cara berpikir individu atau kelompok dalam menghadapi isu-isu penting dalam masyarakat.
Ideologi adalah konsep fundamental dalam ilmu sosiologi, yang memainkan peran penting dalam membentuk struktur dan fungsi masyarakat. Para sosiolog mempelajarinya, karena ideologi memengaruhi bagaimana masyarakat diorganisir, bagaimana norma dan nilai-nilai dijaga, dan bagaimana interaksi sosial terbentuk. Ideologi memberikan pandangan terstruktur tentang dunia, tempat manusia di dalamnya, dan hubungannya dengan individu lain dalam masyarakat.
Dalam konteks ideologi terbuka, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP menjelaskan bahwa Pancasila menjadi ideologi negara Indonesia yang bersifat terbuka, karena ia berkembang melalui proses musyawarah dari berbagai golongan masyarakat. Sebagai contoh, dalam artikel yang berjudul "Relevansi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka di Era Reformasi" yang diterbitkan dalam Jurnal Office (Vol.2, No.2, 2016), A. Aco Agus mengungkapkan bahwa ciri khas ideologi terbuka, adalah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar. Artinya, Pancasila ditemukan dalam kekayaan spiritual, moral, dan budaya masyarakat itu sendiri.
Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah ideologi yang berasal dari konsensus masyarakat, bukan diciptakan oleh negara. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan hasil pemikiran dan pertimbangan bersama seluruh masyarakat. Dalam konteks ini, Pancasila bukanlah kepunyaan negara semata, melainkan warisan masyarakat Indonesia yang memiliki nilai-nilai dasar yang mewakili keberagaman dan persatuan bangsa.
Advertisement
Keunggulan Ideologi Terbuka Dibandingkan Tertutup
1. Reformatif, Dinamis, dan Terbuka
Ideologi terbuka, seperti Pancasila, memiliki keunggulan dibandingkan dengan ideologi tertutup karena ideologi terbuka bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka. Ini berarti ideologi terbuka mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan dinamika sosial, sehingga memberikan panduan yang relevan bagi masyarakat. Sebaliknya, ideologi tertutup cenderung kaku dan tidak mampu mengikuti perubahan zaman, yang dapat menyebabkan ketidakrelevanannya dan konflik sosial.
2. Nilai dan Cita-cita
Keunggulan ideologi terbuka terletak pada nilai dan cita-citanya yang tidak dipaksakan dari luar, melainkan berasal dari budaya dan kearifan lokal masyarakat. Pandji Setijo, dalam buku berjudul Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa (2006), merumuskan bahwa ideologi terbuka seperti Pancasila, mencerminkan kekayaan budaya, moral, dan spiritual masyarakatnya. Sebaliknya, ideologi tertutup sering kali didasarkan pada ajaran yang diberlakukan dari luar tanpa mempertimbangkan keanekaragaman masyarakat. Ini dapat menciptakan alienasi dan ketidaksesuaian dengan nilai-nilai lokal.
3. Bertanggungjawab Bersama
Ideologi terbuka mendorong tanggung jawab bersama, tanpa menuntut kesetiaan total pada ideologi. Ideologi terbuka menciptakan sistem inklusif yang memungkinkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan. Sedangkan ideologi tertutup seringkali memaksa kesetiaan total pada ideologi, yang dapat membatasi kebebasan berpendapat dan berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan.
Â
4. Keterbukaan dalam Proses Pengambilan Keputusan
Keunggulan ideologi terbuka adalah kemampuannya untuk memfasilitasi inovasi. Ideologi terbuka menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan dan inovasi, dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini memungkinkan masyarakat yang mengadopsi ideologi terbuka untuk dengan mudah menyesuaikan diri dengan perubahan sosial, teknologi, dan lingkungan. Namun, ideologi tertutup di sisi lain, cenderung membatasi inovasi karena ketidakmampuannya membuka diri terhadap pandangan alternatif.
5. Mendorong Inklusivitas dan ToleransiÂ
Ideologi terbuka mendorong inklusivitas dan toleransi terhadap perbedaan. Ideologi terbuka mengakui nilai pluralisme dan perbedaan sebagai sumber kekayaan bangsa. Ini menciptakan lingkungan inklusif di mana berbagai kelompok masyarakat dihormati dan diakui. Sebaliknya, ideologi tertutup seringkali melihat perbedaan sebagai ancaman dan dapat menyebabkan konflik sosial.
6. Adanya Musyawarah Antar berbagai Golongan Masyarakat
Keunggulan ideologi terbuka adalah adanya musyawarah, dan dialog antarberbagai golongan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Ini memperkuat demokrasi dan melibatkan partisipasi luas dari rakyat, dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan publik. Sebaliknya, ideologi tertutup cenderung memberi wewenang yang lebih besar pada penguasa tanpa melibatkan partisipasi luas dari rakyat, yang dapat mengabaikan aspirasi dan kebutuhan masyarakat luas.
Advertisement
Contoh Ideologi Terbuka
Liberalisme
Liberalisme adalah ideologi yang memiliki akar kuat dalam ideologi terbuka. Landasan dasar liberalisme adalah penekanan pada kebebasan individu, hak asasi manusia, kebebasan berpikir, dan ekonomi pasar bebas. Liberalisme menghargai perbedaan dan keberagaman, sebagai kekuatan positif dalam masyarakat. Ini berarti ideologi ini memberikan tumpuan pada prinsip-prinsip seperti hak individu untuk berpendapat, kebebasan berekspresi, dan hak-hak individu yang tidak dapat dicabut. Selain itu, dalam ranah ekonomi, liberalisme mempromosikan pasar bebas dan persaingan sebagai cara untuk mencapai kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi.
Pluralisme
Pluralisme adalah ideologi terbuka yang mengakui dan menghargai keberagaman dalam aspek politik, sosial, budaya, dan agama dalam suatu masyarakat. Pluralisme menekankan pentingnya mengakui dan memberdayakan kelompok-kelompok minoritas dan pandangan yang berbeda. Ini menciptakan mekanisme dialog dan kompromi di antara mereka. Pluralisme berperan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung harmoni dan kerjasama, di antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat.
Humanisme
Humanisme adalah ideologi terbuka, yang menempatkan kepentingan dan kesejahteraan manusia sebagai prioritas utama. Ini melibatkan menghormati hak asasi manusia, kebebasan berpikir, keadilan sosial, dan peningkatan kualitas hidup. Humanisme mengakui nilai-nilai universal yang dapat diadopsi oleh berbagai latar belakang budaya dan ideologis. Ideologi ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang mendukung perkembangan, dan kebahagiaan manusia dalam semua aspek kehidupan.
Kosmopolitanisme
Kosmopolitanisme adalah ideologi terbuka, yang menekankan pada kewarganegaraan global dan pandangan yang melampaui batasan nasional. Ini mencakup prinsip-prinsip inklusivitas, saling pengertian, dan kepedulian terhadap kesejahteraan umum di seluruh dunia. Kosmopolitanisme mengakui pentingnya kerjasama internasional, dan pemecahan masalah bersama dalam menghadapi tantangan global. Ideologi ini menginspirasi tindakan dan sikap yang mendukung perdamaian dunia, hak asasi manusia universal, dan keadilan global.
Â