Post Gen Z Adalah Generasi Alpha, Pahami Karakteristik Mereka

Informasi seputar Post Gen Z yaitu Generasi Alpha

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 26 Jan 2024, 12:15 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2024, 12:15 WIB
Anak Bermain HP
Ilustrasi anak yang bermain HP bersama. Credits: pexels.com by Vanessa Loring

Liputan6.com, Jakarta Post Gen Z adalah istilah yang merujuk pada generasi yang melampaui Z dan menjelajahi generasi baru, yaitu Generasi Alpha. Generasi ini memasuki dunia dengan teknologi sebagai pendamping setia, bukan hanya sebagai alat, melainkan sebagai komponen integral dalam setiap aspek kehidupan mereka. 

Post Gen Z adalah cerminan dari masa depan yang tak terhindarkan, di mana akses cepat terhadap informasi dan keterlibatan teknologi menciptakan fondasi pembentukan karakter dan keterampilan yang unik. Mereka adalah pionir dalam menjelajahi dunia yang semakin terhubung, memperkenalkan cara pandang baru terhadap pembelajaran, kolaborasi, dan keterlibatan sosial.

Post Gen Z adalah penyesuaian terhadap realitas dunia yang penuh ketidakpastian, membentuk ketangguhan dan kemampuan adaptasi yang menjadi ciri khas mereka. Dengan tekad dan keingintahuan yang tak terbatas, Generasi Alpha siap mengukir identitasnya sendiri dalam buku sejarah, menjadi pionir dalam menggagas perubahan dan menciptakan dunia yang lebih baik. 

Untuk lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber informasi seputar Post Gen Z yaitu Generasi Alpha pada Jumat (26/1).

Siapa Generasi Alpha?

HP Anak
Ilustrasi anak yang bermain HP. Credits: pexels.com by Andrea Piacquadio

Generasi Alpha, sebagai pewaris gelombang teknologi dan dinamika zaman, merangkul posisi unik di dalam garis waktu generasional. Mereka adalah keturunan dari Generasi Millenials, ditemani oleh sentuhan teknologi yang semakin menyeluruh, dan menjadi adik dari Generasi Z yang telah mengalami revolusi digital secara utuh. Generasi Alpha membentuk kelompok individu yang lahir dalam rentang tahun 2010 hingga 2025, menciptakan keseimbangan harmonis antara perjalanan digital dan warisan budaya.

Sebutan "Generasi Alpha" sendiri muncul pada tahun 2005, sebagai hasil dari survey yang dipimpin oleh Mark McCrindle, seorang analis sosial dan demografi. Uniknya, penamaan ini mengambil inspirasi dari abjad Yunani, memecah tradisi abjad Romawi yang digunakan oleh generasi sebelumnya. Penamaan yang terkait dengan 'alfa' menggambarkan awal dari sesuatu yang baru dan inovatif.

Namun, karakteristik khusus Generasi Alpha belum sepenuhnya terungkap, mengingat usia mereka yang masih belia. Setiap generasi, seperti halnya Generasi Baby Boomer, Generasi X, dan Generasi Y, membawa ciri khas yang dipengaruhi oleh konteks budaya, politik, dan peristiwa sepanjang rentang waktu mereka. Namun, Generasi Alpha diyakini memiliki keunggulan dalam penguasaan teknologi, mirip dengan Generasi Z, bahkan dengan potensi lebih tinggi untuk sukses di ranah industri digital.

Seiring dengan perkembangan mereka, mungkin Generasi Alpha akan menunjukkan kemampuan adaptasi dan keterampilan teknologi yang luar biasa. Meskipun belum terlihat dengan jelas karakteristik khusus yang melekat pada mereka, tetapi kemungkinan besar, Generasi Alpha akan menjadi penggagas inovasi dalam era digital yang terus berkembang. Dengan warisan teknologi sebagai landasan, mereka dapat membentuk arah masa depan yang berbeda, penuh dengan potensi dan tantangan yang menarik.

Bagaimana Generasi Alpha Tumbuh?

Balita Maksimal Main HP 1 Jam Per Hari
Anak usia nol hingga lima tahun sebaiknya memaksimalkan perkembangan motorik. Sehingga baiknya bermain ponsel maksimal satu jam per hari. (Foto: www.parents.com)

Generasi Alpha, yang melangkah di bawah bendera teknologi sejak awal kelahiran mereka, menghadirkan pandangan baru tentang kehidupan dan perkembangan manusia di era digital ini. Dalam pandangan ini, tanda-tanda anak-anak yang mahir dengan gadget bukanlah kejadian aneh, melainkan refleksi dari keberadaan mereka sebagai "generasi digital". Quest Journal menyoroti fakta bahwa anak-anak Generasi Alpha adalah generasi pertama yang sepenuhnya tergantung pada teknologi canggih, membawa implikasi mendalam terhadap cara mereka tumbuh dan berkembang.

Pemandangan seorang balita yang mahir menggunakan perangkat lunak dapat dengan mudah ditemui di masa sekarang, menjadi gambaran nyata dari kehidupan sehari-hari Generasi Alpha. Dalam merespon tren ini, beberapa negara telah memasukkan pelajaran pemrograman komputer ke dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah. Tujuan dari langkah ini bukan hanya untuk meningkatkan literasi digital, tetapi juga untuk membentuk siswa yang kreatif dan mampu menggunakan teknologi sebagai alat untuk menciptakan solusi dalam memecahkan masalah.

Dibesarkan di era di mana teknologi selalu berkembang dengan cepat, Generasi Alpha mungkin akan memegang peranan penting dalam evolusi berbagai industri. Keahlian mereka dalam teknologi dapat menjadi katalisator untuk inovasi terbaru, membentuk dinamika dunia di sekitar mereka. Kemampuan adaptasi mereka terhadap perubahan teknologi dapat menciptakan solusi yang relevan untuk tantangan masa depan.

Selain itu, dampak Generasi Alpha tidak hanya terasa dalam dunia teknologi, tetapi juga dalam dinamika global. Dengan kemudahan akses dan komunikasi global, generasi ini mungkin akan memajukan kemampuan komunikasi linguistik mereka. Dengan kehadiran mereka, mungkin kita akan melihat peningkatan dalam pemahaman dan kolaborasi lintas budaya, membawa perubahan positif dalam lingkup global. Oleh karena itu, Generasi Alpha bukan hanya saksi, tetapi juga penggerak utama perubahan dalam kehidupan sehari-hari dan dinamika dunia.

Karakteristik Khas Generasi Alpha

Batas Waktu Main HP
Ilustrasi orang tua mendampingi anak bermain HP. Credits: pexels.com by Monstera

Menurut penelitian yang diuraikan dalam buku "Menjadi Pembimbing Retret bagi Orang Muda di Zaman Generasi Z dan Alpha" oleh Paul Suparno (2022: 20-21), Generasi Alpha menunjukkan sejumlah karakteristik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Karakteristik-karakteristik ini mencerminkan dinamika perubahan dalam gaya hidup dan pandangan dunia generasi yang tumbuh dalam era teknologi yang begitu canggih.

1. Komunikasi yang Luas Melalui Teknologi

Generasi Alpha dikenal memiliki jaringan komunikasi yang luas, terutama karena akses luas mereka terhadap smartphone dan internet. Mereka dapat berkomunikasi dengan siapa saja tanpa terbatas oleh jarak atau usia. Teknologi menjadi jembatan yang memungkinkan mereka untuk terhubung dengan dunia secara instan.

2. Multitasking Sebagai Kebiasaan

Generasi Alpha terbiasa dengan multitasking, melakukan beberapa aktivitas sekaligus. Kemampuan ini dihasilkan dari kebiasaan mereka melakukan berbagai tindakan, seperti membaca, menonton, berbicara, dan mendengarkan musik secara bersamaan. Keinginan untuk menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat mencerminkan dorongan mereka terhadap efisiensi dan hasil instan.

3. Dorongan Akan Kebebasan

Anak-anak Generasi Alpha sangat menginginkan kebebasan dan kemampuan untuk menentukan hidup mereka sendiri. Mereka cenderung lebih suka mengambil keputusan sendiri sebelum memberitahu orang tua atau orang terdekat mereka. Keinginan ini juga mencerminkan ketidaksetujuan mereka terhadap aturan yang dianggap tidak masuk akal.

4. Pemikiran Terbuka, Transformatif, dan Inovatif

Generasi Alpha dikenal memiliki pola pikir yang terbuka, transformatif, dan inovatif. Mereka memiliki kemampuan untuk berpikir kreatif dan adaptif, dengan kebutuhan mereka yang dapat dengan mudah terpenuhi oleh teknologi. Kecerdasan mereka dalam merespon perubahan dapat menjadi dorongan untuk inovasi di berbagai sektor.

5. Ambisi Tinggi dan Percaya Diri

Anak-anak Generasi Alpha menunjukkan ambisi tinggi untuk mencapai kesuksesan dalam hidup. Kepercayaan diri mereka yang kuat dipengaruhi oleh akses lebih banyak terhadap informasi, memotivasi mereka untuk mengukir jalannya sendiri menuju kesuksesan.

6. Keberanian Melanggar Aturan

Mayoritas Generasi Alpha cenderung tidak melihat aturan sebagai sesuatu yang selalu harus diikuti. Mereka lebih suka berada di luar batas dan seringkali mengekspresikan diri mereka melalui sikap memberontak jika merasa terlalu dibatasi oleh aturan.

7. Penguasaan Bahasa Inggris

Dengan 60% konten internet menggunakan bahasa Inggris, Generasi Alpha memiliki kemampuan yang lebih cepat dalam menguasai kosakata asing, terutama bahasa Inggris. Kemampuan bahasa ini memberikan mereka akses yang lebih besar ke informasi global dan memungkinkan komunikasi lintas budaya yang lebih efektif.

Dalam memahami karakteristik Generasi Alpha, penting bagi orang tua dan pendidik untuk beradaptasi dengan dinamika yang mereka bawa. Menyikapi perkembangan teknologi dan kebutuhan generasi ini dengan bijaksana dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka dalam dunia yang terus berkembang.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya