Liputan6.com, Jakarta Kognitif adalah kemampuan mental seseorang dalam memproses informasi, memahami dan mengolah pengetahuan serta pemahaman. Perkembangan kognitif merupakan proses yang terjadi sejak bayi lahir hingga mencapai usia dewasa, di mana kemampuan berpikir, belajar dan mengingat semakin berkembang.
Baca Juga
Advertisement
Fungsi kognitif adalah aktivitas mental yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam proses berpikir, pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Dengan memiliki kemampuan kognitif yang baik, seseorang akan mampu menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari dengan lebih efektif dan efisien.
Kognitif adalah hal yang mendasari manusia dalam berpikir untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman. Sehingga perkembangan kognitif yang baik, akan berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam berbahasa, membuat keputusan dan mengatasi masalah sehari-hari. Proses belajar, memahami ilmu pengetahuan dan merencanakan kegiatan juga sangat dipengaruhi oleh kognitif seseorang.
Berikut ini pengertian kognitif dan tahap perkembangan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (29/1/2024).
Apa Itu Kognitif
Menurut definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif berkaitan erat dengan kognisi yang mencakup segala aktivitas dalam memperoleh pengetahuan, termasuk kesadaran dan perasaan, melalui pengalaman pribadi. Secara sederhana, kognitif dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir, menjadi pusat kendali pikiran dan perilaku manusia.
Perspektif Margaret W. Matlin
Matlin menggambarkan kognitif sebagai suatu proses kegiatan yang melibatkan beragam aktivitas mental. Ini termasuk mencari, memperoleh, menyimpan dan menggunakan ilmu pengetahuan. Pentingnya penggunaan ilmu pengetahuan muncul dalam konteks situasi dan syarat yang tepat.
Pandangan Husdarta & Nurian
Husdarta & Nurian melihat kognitif sebagai suatu proses yang terus menerus berkembang. Meskipun output yang diperoleh tidak bersifat kontinu, kemampuan kognitif terus tumbuh seiring dengan pembelajaran di sekolah atau lingkungan sosial.
Konsep Menurut Chaplin
Chaplin menyajikan konsep kognitif sebagai ide generik yang mencakup berbagai bentuk pengenalan, seperti mengamati, memiliki prasangka, melihat, membayangkan, memperkirakan, memberikan, menduga, dan menilai. Kompleksitas kognitif tergambar dari keragaman elemen-elemen ini.
Cambridge Cognition menguraikan bahwa kognisi memiliki dasar fisik di otak, di mana lebih dari 100 miliar sel saraf menyusun organ yang sangat rumit. Bahan kimia otak, seperti dopamin, noradrenalin, serotonin, asetilkolin, glutamat dan GABA di mana memainkan peran utama dalam mengatur proses kognitif. Kognitif menjadi dasar dalam proses pembelajaran, melewati tahapan dari ketidaktauan menjadi pemahaman dan keahlian. Ini membentuk pola dalam penempaan kognitif individu selama perjalanan pembelajaran. Secara makna, kognitif mencakup seluruh kegiatan mental yang memungkinkan individu menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa. Ini menghasilkan pengetahuan yang menjadi landasan bagi perkembangan individu, dari ketidaktauan menjadi pemahaman yang lebih mendalam.
Advertisement
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif mengacu pada perubahan dalam proses pemikiran, pemahaman dan penyelesaian masalah yang terjadi sepanjang rentang kehidupan seseorang. Proses ini dimulai sejak lahir dan terus berlangsung hingga masa dewasa. Pada masa awal, perkembangan kognitif terutama dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan sekitar, seperti interaksi dengan orang tua dan pengalaman belajar. Selama masa perkembangannya, anak-anak akan mengalami perubahan dalam cara mereka memahami dunia, memproses informasi dan menggunakan pengetahuan mereka. Hal ini termasuk kemampuan untuk belajar bahasa, memecahkan masalah, memahami konsep abstrak dan mengembangkan keterampilan kognitif yang lebih kompleks. Beirkut adalaha tahapannya:
1. Sensorimotor (lahir-2 tahun)
Kognitif adalah kemampuan seseorang untuk memproses informasi, memahami dan menggunakan pengetahuan serta pengalaman untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan. Perkembangan kognitif mengacu pada perubahan dalam kemampuan berpikir dan pemahaman seseorang sejak lahir hingga dewasa. Pada tahap sensorimotor yang berlangsung dari lahir hingga sekitar usia 2 tahun, perkembangan kognitif sangat dipengaruhi oleh interaksi anak dengan lingkungannya. Anak akan mulai mengembangkan pemahaman tentang dunia, melalui penggunaan indera dan motoriknya. Mereka belajar mengenali objek dan memahami hubungan sebab akibat melalui pengalaman langsung, seperti memegang, mencicipi dan meraba benda di sekitarnya.
Fungsi kognitif pada tahap ini sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari anak, seperti kemampuan belajar berbicara, berjalan dan bermain. Orangtua dan pengasuh memiliki peran penting dalam membantu menstimulasi perkembangan kognitif anak pada tahap ini, melalui interaksi aktif dan memberikan lingkungan yang aman dan rich dalam stimulasi. Dengan pemahaman yang kuat tentang perkembangan kognitif pada tahap sensorimotor ini, para orangtua dan pengasuh dapat memberikan dukungan yang tepat untuk membantu anak mengembangkan potensi kognitifnya secara optimal.
2. Preoperational (2-7 tahun)
Kognitif adalah kemampuan mental seseorang untuk memahami, memproses, dan menyimpan informasi. Kognitif melibatkan berbagai aktivitas mental, seperti berpikir, memahami, mengingat, dan memecahkan masalah. Perkembangan kognitif pada anak terjadi dalam berbagai tahap, salah satunya adalah tahap preoperasional. Tahap preoperasional terjadi pada usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan kemampuan untuk menggunakan bahasa dan simbol secara lebih kompleks. Mereka juga mulai mengembangkan kemampuan untuk berimajinasi dan menghasilkan pemikiran yang lebih abstrak. Namun, pada tahap ini anak juga cenderung masih egosentris, yang berarti mereka cenderung melihat segala sesuatu dari perspektif mereka sendiri.
Fungsi kognitif pada tahap preoperasional merupakan aktivitas mental yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari anak. Mereka mulai belajar untuk berbicara dan mengungkapkan pemikiran mereka, serta mulai mencoba memahami dunia di sekitar mereka. Kemampuan ini akan membantu mereka dalam proses belajar, berkomunikasi dan mengatasi masalah sehari-hari. Oleh karena itu, stimulasi kognitif pada tahap ini sangat penting untuk membantu perkembangan anak secara optimal.
3. Tahap Concrete Operational (7-12 tahun)
Tahap perkembangan kognitif yang ke-3 adalah tahap Concrete Operational yang biasanya terjadi pada usia 7-12 tahun. Pada tahap ini, anak-anak mulai memahami konsep-konsep abstrak seperti perubahan, keseragaman, dan kaidah-kaidah. Mereka juga mampu melihat hubungan sebab-akibat dan mulai menggunakan logika dalam memecahkan masalah. Fungsi kognitif pada tahap ini sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, karena anak-anak dapat memecahkan masalah matematika secara konkret, mengikuti aturan-aturan dalam permainan, dan memahami ide-ide yang lebih kompleks. Mereka juga mulai mampu mengendalikan emosi dan memahami perspektif orang lain. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perkembangan kognitif dan fungsi kognitif pada tahap Concrete Operational, orang tua dan pendidik dapat memberikan stimulus yang sesuai untuk mendukung perkembangan anak-anak pada tahap ini. Hal ini dapat membantu anak-anak dalam menghadapi tuntutan kognitif di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tahap Formal Operation (12 tahun ke atas)
Perkembangan kognitif pada tahap formal operasi merupakan tahap tertinggi dalam perkembangan kognitif menurut teori Piaget. Tahap ini dimulai sekitar usia 12 tahun dan berlanjut hingga dewasa. Pada tahap ini, individu mampu melakukan pemikiran abstrak, logis, dan sistematis. Mereka mampu menggunakan penalaran secara deduktif dan dapat memecahkan masalah kompleks. Di tahap ini, individu juga mulai mampu memahami konsep-konsep seperti keadilan, moralitas, dan etika. Mereka mampu mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan memahami konsekuensi-konsekuensi dari berbagai tindakan.
Fungsi kognitif pada tahap formal operasi sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Individu pada tahap ini mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah dengan lebih efektif, dan mengambil keputusan yang lebih baik. Mereka juga mampu mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang tahap formal operasi, orang tua dan pendidik dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, logis, dan sistematis yang penting dalam menghadapi tantangan di dunia nyata.
Penggunaan Aspek Kognitif di Kehidupan
Keterampilan Kognitif dalam CV
Sebuah resume tidak sekadar menjadi daftar pengalaman, tetapi juga jendela yang mengungkapkan kompleksitas kemampuan kognitif seseorang. Struktur yang teratur dan pemanfaatan ruang dengan bijak tidak hanya mencerminkan keahlian dalam presentasi visual, tetapi juga menunjukkan kemampuan pemrosesan informasi yang kuat. Seseorang yang dapat menonjolkan logika dan penalaran melalui susunan resume dengan cermat akan lebih menarik perhatian perekrut. Termasuk keterampilan kognitif, seperti kemampuan pemecahan masalah dan mendengarkan aktif, dalam bagian keterampilan dapat memberikan keunggulan tambahan.
Contoh Ekspansi: “Dalam peran pemasaran saya sebelumnya, saya tidak hanya mengumpulkan data riset pasar, tetapi juga merinci analisis perilaku pembelian konsumen dan tren musiman. Hasil analisis tersebut menjadi landasan untuk merancang kampanye pemasaran yang tidak hanya efektif tetapi juga sesuai dengan preferensi demografi target.”
Keterampilan Kognitif dalam Surat Pengantar
Surat pengantar adalah platform untuk tidak hanya menunjukkan minat pada posisi yang dilamar, tetapi juga untuk menonjolkan keterampilan kognitif yang dapat membawa nilai tambah bagi perusahaan. Penggunaan kreatif bahasa dan pemikiran strategis dalam menyusun surat lamaran, mencerminkan kemampuan berpikir kritis dan logika yang kuat. Menonjolkan bagaimana pemikiran kognitif memandu pengambilan keputusan dan inovasi, merupakan aspek penting dalam menciptakan kesan positif.
Contoh Ekspansi: “Saya menghargai rapat perencanaan dengan tim saya karena bukan hanya tempat untuk berbagi ide, tetapi juga sarana untuk berkolaborasi dalam merancang produk yang lebih baik. Dengan memanfaatkan data dari desain sebelumnya, saya berusaha menunjukkan nilai potensial dari visual yang sesuai dengan preferensi audiens target saya.”
Wawancara dan Keterampilan Kognitif
Wawancara adalah panggung di mana kemampuan kognitif dapat bersinar. Dalam menjawab pertanyaan, refleksi pada penelitian perusahaan atau deskripsi pekerjaan awal mencerminkan kecerdasan dan daya ingat. Kemampuan mendengarkan dengan aktif dan merespons secara bijaksana menunjukkan keterampilan perhatian yang baik. Wawancara juga merupakan waktu yang tepat untuk mendemonstrasikan kemampuan logika dan penalaran melalui pemecahan masalah yang dihadapi.
Contoh Ekspansi: “Mengetahui bahwa perusahaan mengadakan pertemuan pemasaran setiap tahun, saya melihat kesempatan untuk mendapatkan wawasan berharga tentang tren industri dan solusi kreatif yang sedang dicari untuk meningkatkan loyalitas merek. Dalam jawaban saya, saya merinci bagaimana pengalaman saya dapat memberikan perspektif yang berharga.”
Advertisement