Liputan6.com, Jakarta Cabai (famili Solanaceae genus Capsicum) adalah buah yang biasanya digunakan sebagai bumbu atau penyedap, dalam berbagai masakan di seluruh dunia. Cabai dapat dimanfaatkan dalam berbagai cara, baik segar maupun dalam bentuk kering.
Baca Juga
Advertisement
Di Indonesia, terdapat berbagai varietas cabai yang bisa ditanam, mulai dari cabai rawit, cabai merah besar, cabai hijau, hingga cabai hibrida dengan berbagai tingkat kepedasan dan warna. Oleh karena itu, menginovasikan cabai menjadi produk bernilai tambah merupakan langkah kreatif, untuk meningkatkan pemanfaatan cabai dalam berbagai industri dan memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam.
Kelompok K-One Petung dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) yang terdiri dari mahasiswa lintas jurusan, telah berhasil menjalankan kolaborasi yang signifikan dengan Kelompok Wanita Tani Dusun Petung. Inisiatif kolaboratif ini menjadi landasan penting dalam upaya membangun sinergi positif, antara dunia akademis dan masyarakat pertanian. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah mengolah cabai menjadi produk bernilai tambah.
Dengan langkah inovatif ini, kelompok 1 KKN UMBY berharap dapat meningkatkan nilai tambah hasil pertanian, memberikan dukungan yang berarti bagi petani lokal, serta memperluas distribusi produk pertanian ke berbagai wilayah.
Berikut ini hasil inovasi cabai jadi produk bernilai tambah yang berhasil Liputan6.com rangkum, Jumat (2/2/2024).
Kegiatan Inovasi Cabai Bersama Mahasiswa KKN
Kelompok 1 yang terlibat dalam Penugasan Khusus Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) XLIV dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), telah berhasil melaksanakan program pendampingan pembuatan produk cabai bubuk bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Petung. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu (27/1/2024). Di sini, mahasiswa terlibat secara aktif dalam mendukung dan membimbing para anggota KWT.
Pembuatan produk cabai bubuk didampingi langsung oleh Mahasiswa KKN yang berasal dari Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) UMBY. Selain menjadi program pengaplikasian keilmuan yang dimiliki mahasiswa, program ini menjadi kolaborasi antar masyarakat agar menjadi produk unggulan di wilayah tersebut.
Setidaknya terdapat 8 orang dari anggota KWT yang hadir dan membantu dalam proses pembuatan produk cabai bubuk. Pendampingan ini mencakup berbagai tahapan, mulai dari pemilihan cabai yang optimal hingga proses pengolahan menjadi bubuk cabai. Mahasiswa KKN yang tergabung pada K-One Petung juga memberikan pengetahuan terkini seputar teknik pemrosesan dan pengemasan yang baik, serta pemasaran produk pertanian.
Sementara itu, Kelompok Wanita Tani juga ikut menyumbangkan kearifan lokal dan pengalaman praktis yang menjadi aset berharga dalam keberhasilan produksi. Hal tersebut juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk ikut belajar dan bertukar pikiran pada saat proses pembuatan berlangsung.
Advertisement
Potensi Pasar dan Produk Usaha Berkelanjutan
Cabai bubuk merupakan bahan penting dalam banyak masakan, baik di tingkat rumah tangga maupun industri makanan dan minuman. Permintaan terhadap cabai bubuk terus meningkat karena kemudahan penggunaannya dan daya tahan yang lebih lama dibandingkan dengan cabai segar. Proyek ini mengusung inovasi yang memberikan nilai tambah pada hasil pertanian, dengan melakukan pengolahan dan pembuatan packaging.
“Kami sangat senang tentunya dapat berkolaborasi dengan Ibu-Ibu KWT Dusun Petung terkhusus dalam pembuatan cabai bubuk ini. Tentunya ini dapat menjadi sebuah solusi atas permasalahan harga cabai yang fluktuatif, melimpahnya hasil tani terutama jenis cabai keriting dan cabai japlak, dan juga menjadi sebuah produk usaha berkelanjutan yang akan diteruskan oleh KWT Dusun Petung,” ungkap Alan Dwi Arianto selaku Ketua Kelompok 1 Penugasan Khusus KKN PPM XLIV UMBY.
Cabai bubuk tidak hanya lebih tahan lama dan mudah disimpan, tetapi juga memiliki potensi pasar yang lebih luas dibandingkan dengan cabai segar. Produk ini dapat menjadi alternatif bagi konsumen yang menginginkan rasa pedas cabai, tanpa harus menyimpan cabai segar dalam jangka waktu yang lama.
Pendampingan ini juga mencakup pelatihan-pelatihan keterampilan, seperti manajemen produksi, pengemasan produk, dan strategi pemasaran online. Langkah selanjutnya K-One Petung akan memberikan pendampingan Komunikasi Pemasaran Digital dan edukasi terkait pembuatan nomor Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT).
Dengan adanya program ini, diharapkan dapat memunculkan produk inovatif lainnya untuk mendukung perluasan pertanian lokal serta memperkuat kemitraan antara perguruan tinggi dan kelompok tani terkait. Melalui kolaborasi yang kokoh antara mahasiswa, kelompok tani, dan pemerintah setempat, diharapkan dapat terwujud pertanian yang berkelanjutan dan masyarakat yang lebih sejahtera.