Liputan6.com, Jakarta Persaingan di dunia media sosial kerap kali mendorong sejumlah influencer untuk mengambil langkah-langkah ekstrem demi menarik perhatian dan meningkatkan jumlah pengikut mereka. Salah satu contohnya adalah aksi kontroversial yang baru-baru ini dilakukan oleh seorang influencer asal Tiongkok yang dikenal dengan nama Chenxiaosi.Â
Baca Juga
Advertisement
Dengan pura-pura hamil sebagai senjata andalannya, Chenxiaosi menciptakan drama di sebuah acara perjodohan lokal dalam upaya untuk memperluas cakupan jejaring sosialnya. Kejadian ini tidak hanya menarik followers, tetapi juga mengundang kecaman keras dari masyarakat Tiongkok yang menyaksikan insiden tersebut dan menghujatnya.Â
Bukan tanpa sebab, Chenxiaosi nyatanya diketahui tidak hanya memalsukan kehamilan tapi juga melakukan tindakan tidak benar lainnya. Untuk kisah lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari South China Morning Post pada Sabtu (3/2).
Kisah Kontroversial: Influencer China Pura-pura Hamil untuk Menambah Followers
Seorang influencer online yang dikenal dengan nama Chenxiaosi di platform Douyin, menciptakan kontroversi dengan melakukan aksi pura-pura hamil dalam upaya untuk meningkatkan popularitasnya di media sosial. Wanita berusia 32 tahun asal provinsi Sichuan, Tiongkok barat daya, memasukkan bantal di bawah gaunnya agar terlihat hamil lima bulan.
Tindakannya ini kemudian terjadi saat ia menghadiri salah satu acara perjodohan lokal yang populer di Tiongkok sebagai cara untuk mencari pasangan hidup. Dalam sebuah video, Chenxiaosi terlihat memegang selembar kertas dengan informasi pribadinya yang tertulis, mencantumkan usianya, status lajang, dan kehamilan palsu yang tengah dijalani. Dia juga mencantumkan kriteria suami yang diinginkannya.
Â
Kriteria Suami dan Reaksi Kontroversial
Dalam video tersebut, Chenxiaosi terlihat berbicara dengan seorang pria yang menunjukkan minat padanya. Dengan tegas, ia menyatakan bahwa calon suaminya harus memiliki rumah dan mobil, gaji bulanan lebih dari 20.000 yuan (sekitar Rp 44 Juta), dan kewajiban untuk merawat dirinya dan anak yang dikandungnya.
Ketika seorang pria mengaku memiliki seorang anak laki-laki yang mungkin cocok, namun dengan gaji bulanan antara 7.000 dan 8.000 yuan (Rp 15-17 Juta), Chenxiaosi menolaknya dengan sikap tak terima. Ia menyatakan bahwa tidak mungkin menerima pria dengan pendapatan kurang dari 20.000 yuan, karena itu tidak akan mencukupi untuk kebutuhan anaknya.
Reaksi kontroversial ini memicu kritik tajam dari masyarakat Tiongkok di media sosial, dengan banyak orang meragukan keaslian cerita ini dan mengecam tindakan manipulatif Chenxiaosi.
Advertisement
Akhir Tragis dan Konsekuensi Sosial Media
Setelah video tersebut viral di media sosial Tiongkok, otoritas setempat mengumumkan di platform Weibo bahwa Chenxiaosi mengakui bahwa ia membuat cerita palsu untuk menarik perhatian online. Sebagai respons, pihak berwenang membuka penyelidikan formal terhadap tindakannya.
Akun media sosial Chenxiaosi tampaknya telah ditutup, dan tindakannya menuai kecaman luas. Masyarakat Tiongkok mengecam kebohongan yang dilakukan oleh influencer ini hanya untuk mendapatkan perhatian di dunia maya. Kasus semacam ini menjadi cerminan betapa kontroversialnya tindakan para influencer yang nekat untuk menambah jumlah pengikut dengan cara-cara yang tidak etis.Â
Sebelumnya, beberapa influencer di Tiongkok telah menghadapi konsekuensi hukum dan pembatasan akun setelah melakukan tindakan kontroversial dalam upaya meningkatkan popularitas mereka.