Kapan Puasa 2024? Ini Prediksinya Menurut Pemerintah, NU, dan Muhdammadiyah

Prediksi 1 Ramadhan 2024 dari berbagai sumber seperti Pemerintah, NU dan Muhammadiyah

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 01 Mar 2024, 16:50 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2024, 16:50 WIB
Ilustrasi Ramadhan
Ilustrasi Ramadhan (Sumber: Freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta Dalam beberapa hari lagi, umat Islam akan memasuki bulan suci Ramadhan tahun 1445 Hijriah, sebuah periode yang dinanti-nantikan setelah melalui latihan ibadah di bulan Rajab dan Syaban. Pada setiap tahunnya, penentuan awal puasa Ramadhan selalu menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.

Prediksi tanggal 1 Ramadhan 2024 telah menjadi topik utama. Ini beriringan dengan penantian akan sidang isbat yang diadakan oleh Kementerian Agama sebagai wakil pemerintah Indonesia. 

Menurut informasi dari laman resmi Kementerian Agama, sidang isbat awal Ramadhan dijadwalkan akan dilangsungkan pada 10 Maret 2024. Namun, sambil menanti penetapan resmi dari pemerintah, masyarakat dapat mengakses prediksi tanggal 1 Ramadhan 2024 melalui sumber-sumber alternatif. Beberapa lembaga dan organisasi, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), serta Kementerian Agama melalui kalender resminya, melakukan perhitungan dan merilis prediksi awal puasa. 

Dengan banyaknya sumber yang ada, berikut ini Liputan6.com akan membahas berbagai prediksi yang telah dikeluarkan, memberikan gambaran kepada masyarakat tentang kapan mereka dapat memulai ibadah puasa 2024, pada Jumat (1/3/2024).

Prediksi Tanggal Puasa 1 Ramadhan 2024 Menurut Kalender Pemerintah

Ilustrasi Ramadhan
Ilustrasi Ramadhan (Sumber: Pexels.com)

Jadwal puasa Ramadhan 2024 di Indonesia masih menjadi perbincangan yang hangat, seiring dengan belum adanya penetapan resmi dari pemerintah. Pemerintah, melalui Kementerian Agama Republik Indonesia, berencana untuk menyelenggarakan sidang isbat pada tanggal 10 Maret 2024, yang akan berlangsung di Auditorium H.M. Rasjidi Kementerian Agama, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat. Sidang isbat ini dianggap sebagai tahapan penting dalam menentukan awal bulan puasa, yang akan mempertimbangkan hasil hisab atau perhitungan astronomi terkait posisi hilal awal Ramadan 1445 Hijriah.

Proses sidang isbat akan terdiri dari tiga tahap utama. Tahap pertama melibatkan pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1445 H, yang akan disampaikan oleh Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama. Pemaparan ini akan dimulai pada pukul 17.00 WIB dan akan bersifat terbuka untuk umum, dapat diakses secara live melalui Channel Youtube Bimas Islam.

Tahap kedua adalah sidang isbat penetapan awal Ramadhan yang akan berlangsung secara tertutup setelah salat Maghrib. Selain berdasarkan data hisab, sidang juga akan merujuk pada hasil rukyatulhilal atau konfirmasi yang dilakukan tim Kemenag RI di 134 lokasi di seluruh Indonesia. Tahap ketiga adalah konferensi pers untuk mengumumkan hasil sidang isbat.

Meskipun sidang isbat merupakan proses formal yang akan menetapkan awal bulan puasa secara resmi. Merujuk pada kalender Hijriyah 1445 atau 2024 yang telah diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, prediksi awal puasa untuk tahun 2024 atau 1 Ramadhan 1445 H diperkirakan akan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Namun, penting untuk diingat bahwa informasi ini masih bersifat prediksi dan akan dikonfirmasi lebih lanjut dalam sidang isbat yang akan datang.

Prediksi Tanggal Puasa 1 Ramadhan 2024 Menurut Muhammadiyah

Tahun demi tahun, umat Islam di Indonesia menanti datangnya bulan suci Ramadhan, yang merupakan bulan penuh berkah dan amal ibadah. Dua organisasi besar Islam di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), selalu menjadi rujukan bagi umat Muslim dalam menentukan awal bulan Ramadhan. Untuk tahun 2024, keduanya telah mengeluarkan prediksi masing-masing berdasarkan metode perhitungan yang berbeda.

Muhammadiyah mengeluarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah 1445 Hijriah. Maklumat tersebut, yang ditandatangani oleh Ketua Umum Haedar Nashir dan Sekretaris Muhammad Sayuti, menyatakan bahwa 1 Ramadhan 1445 Hijriah akan dimulai pada Senin, 11 Maret 2024. Penghitungan ini berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal.

 

Prediksi Tanggal Puasa 1 Ramadhan 2024 Menurut NU

Sementara itu, NU, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, juga merilis prediksi mereka. Menurut akun resmi NU Jombang, 1 Ramadhan 1445 Hijriah akan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Namun, NU tidak hanya mengandalkan perhitungan matematika, mereka juga akan melakukan rukyatul hilal atau pemantauan hilal Ramadhan 2024 pada Minggu, 10 Maret 2024. Observasi ini akan dilakukan di 50 hingga 60 titik penjuru Indonesia.

Penting untuk dicatat bahwa prediksi tanggal awal puasa dari kedua organisasi ini dapat berbeda. Lembaga Falakiyah NU juga menegaskan bahwa tanggal 12 Maret 2024, yang diumumkan sebagai awal 1 Ramadhan, masih dapat mengalami perbedaan karena posisi hilal yang belum memenuhi kriteria imkanur rukyah.

Selain itu, Almanak (kalender) Tahun 2024 terbitan Lembaga Falakiyah NU Kabupaten Bojonegoro juga memberikan prediksi yang sejalan dengan pengumuman resmi NU. Dalam kalender tersebut, tertulis bahwa 1 Ramadhan 1445 H diprediksi akan dimulai pada Selasa Pon, 12 Maret 2024 Masehi.

 

Mengenal Metode Rukyatul Hilal dan Hisab dalam Penentuan Awal Puasa Ramadhan

Dalam menentukan awal bulan puasa Ramadhan, umat Islam mengandalkan dua metode utama, yaitu Rukyatul Hilal dan Hisab. Kedua metode ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam menentukan awal bulan baru, dan keduanya menjadi landasan bagi organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan NU dalam merilis prediksi awal puasa setiap tahunnya.

Pertama-tama, Rukyatul Hilal merujuk pada kegiatan melihat kemunculan hilal atau bulan sabit yang pertama kali tampak. Proses ini dilakukan menjelang terbenamnya matahari pada tanggal 29 bulan yang sedang berlangsung. Jika pada saat Rukyatul Hilal bulan baru nampak, maka malam itu langsung ditetapkan sebagai tanggal 1 bulan baru, yang menandai awal bulan Ramadhan. Namun, jika hilal tidak terlihat, maka bulan yang sedang berjalan dinyatakan memiliki 30 hari, dan malam berikutnya baru ditetapkan sebagai awal bulan baru.

Di sisi lain, metode Hisab mengandalkan perhitungan matematis berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi. Berbeda dengan Rukyatul Hilal yang harus dilakukan pada hari terakhir bulan berlangsung, Hisab dapat dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya. Metode Hisab dibagi menjadi dua kategori, yaitu Hisab Urf dan Hisab Hakiki. Hisab Urf melibatkan perhitungan dengan mengambil simpulan rata-rata lamanya umur bulan Qomariah, sementara Hisab Hakiki merujuk pada tampak atau tidaknya hilal di ufuk timur saat maghrib.

Penjelasan mendalam mengenai kedua metode ini telah dihadirkan dalam Jurnal Riset Agama yang berjudul 'Penentuan Awal Puasa Ramadhan dalam Perspektif Hadis' oleh Lisa Istianah. Melalui riset ini, para ulama dan penganut agama Islam mendapatkan landasan ilmiah untuk memahami lebih dalam proses penentuan awal bulan puasa.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai Rukyatul Hilal dan Hisab, umat Islam di Indonesia dapat menghargai diversitas dalam menentukan awal bulan puasa. Meskipun terdapat perbedaan pendekatan antara Muhammadiyah dan NU dalam meramalkan tanggal 1 Ramadhan 2024, semangat persatuan dan kesatuan dalam menjalani ibadah puasa tetap menjadi inti yang tidak terpisahkan dari ajaran agama Islam.

 

 

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya