Puasa Nisfu Sya'ban, Waktu, Hukum, dan Niatnya untuk Umat Islam

Puasa Nisfu Sya'ban biasanya dilakukan pada tanggal 15 bulan Syaban.

oleh Husnul Abdi diperbarui 22 Feb 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2024, 21:00 WIB
Puasa Nisfu Sya'ban
Puasa Nisfu Sya'ban. (Photo by Ahmed Aqtai: https://www.pexels.com/photo/photo-of-ramadan-light-on-top-of-table-2233416/)

Liputan6.com, Jakarta Nisfu Syaban atau malam pertengahan bulan Syaban adalah malam yang dianggap istimewa dalam agama Islam. Pada malam ini, dilakukan ibadah khusus seperti shalat malam, dzikir, dan puasa. Puasa Nisfu Syaban menjadi salah satu tradisi yang dilakukan umat Islam untuk memperoleh keberkahan dan ampunan dari Allah SWT.

Puasa Nisfu Sya'ban biasanya dilakukan pada tanggal 15 bulan Syaban. Puasa Nisfu Syaban tidak diwajibkan, namun banyak umat Islam yang melakukan puasa sunnah ini sebagai bentuk penghormatan dan kesempatan untuk memperbanyak amal ibadah.

Nisfu Syaban terjadi di tengah-tengah bulan Syaban atau tanggal 15 Syaban. Nisfu Sya’ban tahun ini terjadi mulai, 24 Februari 2024 malam hingga 25 Februari 2024. Puasa Nisfu Syaban sendiri biasanya dilaksanakan pada Ayyamul Bidh. Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa yang dikerjakan pada pertengahan bulan, yaitu pada hari ke 13, 14, dan 15 hijriah tiap bulannya kecuali pada Ramadhan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (22/2/2024) tentang puasa Nisfu Sya'ban.

Apa Itu Nisfu Sya'ban?

Nisfu Sya'ban secara harfiah berarti separuh dari bulan Sya'ban dalam kalender Islam. Malam Nisfu Sya'ban dianggap sebagai malam di mana Allah SWT memberikan keputusan tentang takdir hamba-Nya untuk satu tahun mendatang. Selain itu, malam ini juga dianggap sebagai malam di mana dosa-dosa hamba diampuni dan mereka yang memohon ampun akan diberikan pengampunan.

Nabi Muhammad SAW berpesan kepada umatnya untuk tidak melewatkan Nisfu Syaban ini. Dalam riwayat Bukhari, Rasulullah Muhammad SAW bersabda,

"Sya'ban itu bulan antara Rajab dan Ramadhan. Bulan ini banyak diabaikan oleh umat manusia, padahal dalam bulan ini (Syaban) amal-amal hamba itu diangkat (diterima oleh Allah). Aku ingin amalku diterima oleh Allah di bulan Syaban dalam keadaan aku berpuasa."

Seperti dinarasikan Aisyah, "Rasulullah SAW sempat puasa beberapa hari hingga kami berpikir dia akan terus melakukannya. Kemudian, Rasulullah SAW tidak puasa selama beberapa hari dan kami mengira dia tidak akan puasa lagi. Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyelesaikan puasa hingga satu bulan kecuali saat Ramadhan, dan aku tidak pernah melihatnya berpuasa sebanyak di bulan Syaban." (HR Abu Daud).

Waktu dan Hukum Puasa Nisfu Sya’ban

Puasa Nisfu Sya'ban
Puasa Nisfu Sya'ban (Photo by Michael Burrows: https://www.pexels.com/photo/man-having-dinner-7129459/)

Waktu puasa Nisfu Sya’ban telah disebutkan, yaitu pada 15 Sya’ban, atau pada pertengahan bulan Sya’ban. Merujuk kalender Hijriah Kemenag RI, malam Nisfu Syaban jatuh pada Jumat, 24 Februari 2024 petang. Jadi, puasa Nisfu Syaban dapat dilaksanakan pada Sabtu, 25 Februari 2024 yang bertepatan tanggal 15 Syaban 1445 H.

Sementara itu, hukum puasa Nisfu Sya’ban yaitu sunnah. Hal ini disampaikan oleh Ustadz Abdul Somad, seperti mengutip kanal Islami Liputan6.com,

“Puasa Nisfu Syaban ini bukan wajib tapi sunnah. Maka bagi yang sanggup, sehat,  puasalah. Bagi yang tidak sanggup ya tidak apa-apa. Tapi kan kita sudah diberi Allah umur panjang, badan sehat, ya puasa. Belum tentu tahun depan kita masih hidup lagi. Mungkin hidup tapi sudah tidak sehat,” kata UAS dikutip dari Youtube SDN Sobang 1, Selasa (20/2/2024).

“Oleh sebab itu, anggaplah bulan ini Syaban terakhir bagimu. Hai Abdul Somad, ini bulan Syaban terakhir bagimu, maka beramallah engkau. Setelah ini kau akan mati. Maka kita akan semangat beramal,” tambah UAS.

Niat Puasa Nisfu Sya’ban

Berikut niat puasa Nisfu Sya’ban:

Nawaitush shauma fin nishfi min sya'bana sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: "Saya berniat puasa sunnah pada pertengahan bulan Syaban karena Allah SWT.”

 

Selain itu, ada pula niat puasa Nisfu Sya’ban lainnya yang juga dapat kamu lafalkan:

Niat puasa Nisfu Sya’ban pada malam hari:

Nawaitu shauma ghadin 'an adai sunnati Sya'bana lillahi ta'ala.

Artinya:

Saya niat puasa sunah Syaban besok karena Allah Ta'ala.

 

Niat puasa Nisfu Sya’ban pada siang hari:

Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an adai sunnati Sya'bana lillahi ta'ala.

Artinya:

Saya niat puasa sunah Syaban hari ini karena Allah Ta'ala.

Amalan Nisfu Sya’ban Lainnya

Ilustrasi doa
Ilustrasi doa. (Image by rawpixel.com on Freepik)

1. Banyak Doa

Memperbanyak doa merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan selain berpuasa pada Nisfu Syaban. Hadis riwayat Abu Bakar menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengatakan:

"(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam Nisfu Syaban. Dia akan mengampuni segala sesuatu, kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan)," HR. Al-Baihaqi.

2. Baca Al-Quran

Salah satu amal ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan pada malam Nisfu Syaban adalah membaca Al-Qur’an. Hal ini didasarkan pada pandangan beberapa sahabat Rasulullah yang menganggap Sya'ban adalah bulannya Al-Qur’an.

Dalam riwayat Ibnu Rajab, Anas RA bercerita tentang kesibukan para Sahabat Rasulullah ketika masuk bulan Syaban. Salah satunya adalah membaca Alquran. Anas bin Malik RA berkata,

"Kaum Muslim ketika telah memasuki bulan Syaban, mereka mengambil mushaf-mushafnya kemudian membacanya. Mereka juga mengeluarkan zakat hartanya agar dapat membantu menguatkan orang fakir dan miskin untuk turut serta menunaikan puasa di bulan Ramadan."

3. Banyak Zikir

Memperbanyak zikir saat malam Nisfu Syaban tentunya akan memperbanyak pahala muslim. Sayyid Muhammad bin Alawi menjelaskan:

"Seyogianya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Syaban dan malam pertengahannya."

4. Salat Malam

Melaksanakan salat sunah malam di malam Nisfu Syaban merupakan salah satu amalan di bulan Syaban yang tidak boleh dilewatkan. Anjuran ini berdasarkan hadis riwayat al-Albaihaqi dari ‘Ala’ bin Haris, yang artinya:

"Sayyidah A’isyah berkisah: “Suatu malam Nabi SAW salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Nabi SAW telah diambil (wafat), karena curiga maka aku berdiri dan aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Nabi SAW selesai shalat beliau berkata: “Hai Aisyah, apakah engkau menduga Nabi SAW tidak memperhatikanmu?”

Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berpikiran yang tidak-tidak (menyangka Nabi SAW telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”.

Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”.

Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

Nabi SAW berkata, “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki”.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya