Liputan6.com, Jakarta Nanas terkenal sebagai tanaman tropis dengan buahnya yang segar dan manis. Buah ini bisa tumbuh subur di iklim yang panas dan kering. Indonesia termasuk dalam sepuluh negara dengan produksi nanas terbesar di dunia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memproduksi 3,2 juta ton nanas pada 2022, meningkat sekitar 10,99% dibanding tahun sebelumnya.
Baca Juga
Advertisement
Di Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, terdapat beberapa lokasi perkebunan nanas dengan potensi perkembangan yang menjanjikan. Kini, kebun-kebun nanas di Desa Murtigading dikembangkan menjadi agrowisata hingga UMKM olahan makanan.
Budidaya nanas di Desa Murtigading salah satunya bisa ditemukan di Dusun Kurahan II. Ketika memasuki dusun ini, terlihat tiap rumah memiliki pohon nanas. Ada yang ditanam langsung di pekarangan. Ada pula yang ditanam di pot, galon, atau ember bekas.
Pemerintah Dusun Kurahan II memang memberi minimal 25 bibit nanas gratis untuk tiap warganya. Gerakan tanam nanas di rumah ini bertujuan mengembangkan potensi budidaya nanas yang nantinya bisa menjadi agrowisata yang berkembang.
“Di setiap rumah kita bagikan bibitnya minimal 25 bibit gratis. Khusus KWT (kelompok wanita tani) itu bisa sampai 500 bibit” ujar Haryanto, Kepala Dukuh Kurahan II, saat ditemui di rumahnya Rabu (20/3/2024).
Jenis nanas raksasa
Nanas yang dikembangkan di desa ini merupakan jenis nanas bagong yang memiliki ukuran lebih besar dari nanas lainnya. Berat nanas ini bisa mencapai 5 kilogram dengan rasa manis dan air yang melimpah. Saat panen raya tiba, nanas-nanas berukuran jumbo ini bisa menarik perhatian para penggemar nanas dari berbagai penjuru.
“Keistimewaannya yang pasti saiznya. Dan lebih berair. Satu kilo rp10.000. Satu buah bisa sampai rp50.000,” jelas Haryanto.
Budidaya nanas bagong di Dusun Kurahan II sudah dimulai dari tahun 2018. Saat itu, pemerintah desa membagikan 200 bibit nanas gratis untuk warga. Bibit ini kemudian berkembang dan menguatkan potensi desa beberapa tahun setelahnya. Pada awal 2024, desa kembali membagikan total 3000 bibit gratis.
Satu kilogram nanas bagong bisa dihargai sampai rp10.000. Satu buah nanas harganya bisa mencapai rp50.000. Ada sekitar 300 warga yang menanam 25 pohon nanas bagong di rumahnya. Panen biasanya dilakukan tiap 6 bulan sekali. Setidaknya saat panen, satu warga bisa mengantongi rp750 ribu.
“Bisa diestimasi jika satu nanas beratnya paling tidak 3 kilogram, berarti Rp30.000 per buah, dikali 25 pohon tiap warganya,” ujar Haryanto.
Advertisement
Terbantu KUR BRI
Haryanto menyebutkan, untuk mendukung jalannya usaha, tak sedikit petani nanas yang mengambil modal dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI). KUR ini digunakan untuk para petani menyewa dan menggarap lahannya.
“Petani biasanya ambil KUR untuk sewa lahan. Kita ada tanah kas desa yang bisa disewakan ke warga untuk menanam nanas. Pastinya dengan harga sewa lebih murah. Sisanya untuk mengolah lahan dan beli pupuk,” ujar Heryanto.
KUR yang diambil juga beragam. Mulai dari plafon rp10 juta sampai rp100 juta. Heryanto menyebutkan, pengajuan KUR sangat dipermudah, membuat para petani bisa dengan cepat mengembangkan budidaya nanasnya.
Wahyuni Widayati, petugas mantri BRI Unit Sanden menyebutkan, KUR memiliki manfaat yang signifikan dalam mendukung budidaya nanas, terutama bagi petani kecil atau pemula yang ingin mengembangkan usaha pertaniannya.
Salah satu manfaat utama dari KUR adalah memberikan akses modal kepada petani untuk memulai atau mengembangkan usaha budidaya nanas mereka. Modal ini dapat digunakan untuk membeli bibit nanas, pupuk, pestisida, alat pertanian, serta untuk biaya operasional lainnya seperti pembayaran tenaga kerja.
Olahan serba nanas
Besarnya potensi budidaya nanas di Kurahan II, dilihat bisa berkembang menjadi agrowisata nanas. Saat ini, nanas baru dipasarkan secara lokal dan online. Warga yang ingin membeli nanas bisa langsung datang ke rumah warga atau perkebunan yang ada. Di Kurahan II pengunjung juga bisa membeli bibit nanas bagong yang sudah disediakan.
Yuni menyebutkan, saat ini pemasaran nanas bagong di Kurahan dan Desa Murtigading sendiri masih dalam skala lokal, dibantu oleh marketplace online. Tapi, tak menutup kemungkinan, nanas bagong di desa ini bisa lebih luas jangkauannya.
“Biasanya kami punya grup di WhatsApp atau Facebook. Kita kasih tahu kalau di Kurahan lagi panen raya. Jadi mereka yang ke sini,” ujar Yuni yang juga merupakan warga Kurahan II.
Selain agrowisata, nanas bagong di Kurahan juga dikembangkan untuk diolah menjadi makanan. Ini yang sudah mulai dirintis oleh para ibu rumah tangga di desa ini melalui UMKM Lestari. Olahan serba nanas diharapkan bisa menyerap produksi nanas segar saat panen raya dan bisa memperpanjang masa simpan.
Potensi inilah yang kemudian membuat BRI menjadikan budidaya nanas dan olahannya di desa ini sebagai klaster. Olahan serba nanas di Kurahan II baru dirintis dan menjadi binaan BRI unit Sanden.
"Dari dimulai dikembangkan nanas, lalu ada tambahan bibit lagi, pengembangan lagi, terus kita bina dari BRI. Kebetulan sebelumnya cuma buat konsumsi rumah tangga, harapannya ketika ini berkembang, diadakan pelatihan, bisa jadi tambahan penghasilan,” jelas Yuni.
Dengan meningkatnya produksi dan kualitas nanas, serta diversifikasi usaha, diharapkan warga Kurahan II dan Desa Murtigading secara keseluruhan akan mengalami peningkatan pendapatan. Dengan demikian, KUR dan pembinaan dari BRI dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Desa Murtigading.
Advertisement