8 Kelemahan Orang Narsistik yang Tidak Mereka Sadari, Simak Cara Menghadapi Mereka

Salah satu kelemahan orang narsistik adalah kurangnya empati. Mereka cenderung lebih fokus pada diri mereka sendiri dan sulit memahami perasaan orang lain.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 16 Apr 2024, 11:58 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2024, 10:15 WIB
Ilustrasi pria narsis (iStockphoto)
Ilustrasi pria narsis (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Orang dengan kepribadian narsistik sering kali terlihat sebagai sosok yang sempurna. Mereka memiliki harga diri dan kepercayaan diri yang tinggi, serta mampu menarik perhatian orang lain dengan pesona mereka. Namun, tersembunyi di balik tampilan yang mulus ini, mereka juga memiliki kelemahan-kelemahan yang mungkin sering kali tidak mereka sadari.

Salah satu kelemahan orang narsistik adalah kurangnya empati. Mereka cenderung lebih fokus pada diri mereka sendiri dan sulit memahami perasaan orang lain. Selain itu, mereka juga acapkali memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuan mereka sendiri, tanpa mempedulikan kesulitan atau kebutuhan orang lain.

Orang dengan kepribadian narsistik juga cenderung memiliki perilaku yang manipulatif dan obsesi terhadap kekuasaan. Mereka suka mengontrol orang lain, seringkali mengabaikan kebutuhan mereka. Selain itu, keinginan mereka untuk selalu tampil sempurna sering kali membawa mereka pada perilaku yang neurotik dan obsesif-compulsive.

Meskipun kelemahan ini mungkin sering kali tidak mereka sadari, penting untuk memahami bahwa kepribadian narsistik bukanlah suatu hal yang sempurna. Untuk meraih kesejahteraan pribadi yang sebenarnya, diperlukan pengakuan dan pengolahan atas kelemahan-kelemahan ini.

Untuk memahami lebih dalam mengenai kepribadian narsistik dan bagaimana berurusan dengan mereka, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (16/4/2024).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Definisi Kepribadian Narsistik

Kepribadian narsistik mengacu pada karakteristik seseorang yang memiliki pandangan yang berlebihan dan sangat positif terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki kepribadian narsistik seringkali memiliki rasa pentingnya sendiri yang berlebihan, dengan anggapan bahwa mereka lebih baik dan lebih istimewa daripada orang lain. Mereka cenderung menganggap diri mereka sebagai pusat dunia, dan mengharapkan orang lain untuk mengakui dan memuji kehebatan mereka.

Selain itu, orang dengan kepribadian narsistik juga memiliki kurangnya empati terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. Mereka tidak mampu memahami dan mengalami emosi orang lain secara jujur. Mereka seringkali tidak peduli dengan perasaan orang di sekitar mereka karena selalu fokus pada diri sendiri.

Ciri lain dari kepribadian narsistik adalah kebutuhan yang kuat akan pujian dan pengakuan. Mereka merasa puas saat orang lain memuji atau menghargai mereka. Mereka sering mencari pengakuan dan menjadi tidak nyaman saat tidak mendapatkan perhatian yang mereka inginkan.

Selain itu, orang dengan kepribadian narsistik cenderung memanipulasi orang lain demi keuntungan pribadi mereka. Mereka sering menggunakan kekuatan, kontrol, atau pengaruh untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa memperhatikan keinginan atau perasaan orang lain.

Secara keseluruhan, kepribadian narsistik memiliki ciri-ciri utama seperti rasa pentingnya diri yang berlebihan, kurangnya empati, kebutuhan akan pujian dan pengakuan, serta kecenderungan untuk memanipulasi orang lain demi keuntungan pribadi.


Penyebab Kepribadian Narsistik

Cara Mencegah Anak Agar Tidak Menjadi Narsistik Sejak Dini
Cara Mencegah Anak Agar Tidak Menjadi Narsistik Sejak Dini / copyright shutterstock

Kepribadian narsistik merupakan suatu gangguan mental yang ditandai dengan kecenderungan yang berlebihan untuk memperhatikan diri sendiri, merasa superior, dan tidak memiliki empati terhadap orang lain. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengembangkan kepribadian narsistik.

Salah satu faktor utama adalah pengalaman masa kecil yang traumatis. Misalnya, seseorang yang mengalami penyalahgunaan atau pengabaian dalam masa kecilnya mungkin mengembangkan kepribadian narsistik sebagai mekanisme bertahan hidup. Mereka mengembangkan rasa superioritas dan kebutuhan konstan untuk menjadi pusat perhatian agar dapat melindungi diri mereka dari rasa sakit dan ketidakamanan.

Pola asuh yang tidak sehat juga dapat berperan dalam perkembangan kepribadian narsistik. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang membesarkan ego mereka, memberikan hadiah yang berlebihan, atau tidak memberikan batasan yang jelas mengenai perilaku mereka, cenderung mengembangkan kepribadian narsistik. Mereka terbiasa dengan perasaan dipuji berlebihan dan tidak diajarkan untuk menghargai kontribusi orang lain.

Selain itu, pengalaman tertentu selama perkembangan individu juga dapat mempengaruhi kecenderungan kepribadian narsistik. Misalnya, seseorang yang sukses secara finansial atau profesional mungkin mengalami perubahan sikap menjadi lebih sombong dan merasa lebih baik daripada orang lain. Mereka mungkin menjadi terlalu fokus pada keberhasilan mereka sendiri dan kehilangan empati terhadap orang lain.

Secara keseluruhan, faktor-faktor seperti pengalaman masa kecil yang traumatis, pola asuh yang tidak sehat, dan pengalaman tertentu selama perkembangan individu dapat menyebabkan seseorang mengembangkan kepribadian narsistik. Penting untuk memahami penyebab ini guna dapat mengidentifikasi dan membantu individu yang terkena gangguan ini.


Jenis Kepribadian Narsistik

Ilustrasi selfie, narsistik
Ilustrasi selfie, narsistik. (Photo by Mateus Campos Felipe on Unsplash)  

Narsisme adalah kondisi psikologis yang ditandai oleh kecenderungan terlalu mencintai diri sendiri, kesombongan yang berlebihan, dan kurangnya empati terhadap orang lain. Dalam dunia psikologi, terdapat dua jenis kepribadian narsistik yang umum ditemui.

Pertama, ada narsisme grandiose. Orang dengan tipe kepribadian ini memiliki pandangan yang sangat tinggi terhadap diri sendiri. Mereka cenderung merasa superior, beranggapan bahwa mereka lebih hebat daripada orang lain, serta memiliki harapan yang tidak realistis terhadap kesuksesan dan pujian. Sebagai akibatnya, mereka sering kali terlihat angkuh dan mengabaikan perasaan serta kebutuhan orang lain.

Kedua, ada narsisme vulnerable. Orang dengan tipe kepribadian ini cenderung mengalami rasa tidak aman dan rentan terhadap kritik. Mereka merasa inferior dan memiliki harga diri yang rendah, namun mereka juga memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap pengakuan dan perhatian dari orang lain. Mereka mudah terluka dan cenderung merasa tersinggung, serta sulit menerima kritik.

Keduanya memiliki kelemahan yang khas. Narsisme grandiose cenderung membuat individu ini kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dan intim karena sikap yang angkuh dan kurang empati. Sementara itu, narsisme vulnerable menghadapi kesulitan dalam merasa puas dengan diri mereka sendiri, dan seringkali memiliki kepercayaan diri yang mudah goncang.

Mengenali berbagai jenis kepribadian narsistik ini penting untuk memahami karakteristik dan kelemahan individu dalam hubungan antarpribadi serta membantu mereka mengembangkan kesehatan mental yang lebih baik.


Dampak pada Kehidupan Individu

Ilustrasi pria narsis (iStockphoto)
Ilustrasi pria narsis (iStockphoto)

Kepribadian narsistik dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan individu yang menderita kondisi ini. Seseorang yang memiliki kepribadian narsistik biasanya memiliki kebutuhan yang sangat besar untuk diakui, dihargai, dan dianggap istimewa. Namun, kebutuhan yang berlebihan ini seringkali sulit dipenuhi oleh orang lain.

Salah satu dampak utama dari kepribadian narsistik adalah kesulitan dalam hubungan interpersonal. Orang yang menderita narsistik cenderung egois, manipulatif, dan tidak sensitif terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain. Mereka mungkin sulit memahami dan menghargai pandangan orang lain serta seringkali memprioritaskan keinginan dan kepentingan pribadi mereka sendiri. Akibatnya, mereka seringkali mengalami konflik dan kesulitan membangun hubungan yang sehat dan bermakna.

Selain itu, individu dengan kepribadian narsistik juga mungkin mengalami kesulitan dalam bekerja sama dalam tim. Mereka cenderung merasa lebih unggul dan meremehkan kontribusi orang lain. Kemampuan mereka untuk bersikap kooperatif, memecahkan masalah bersama, dan mendukung keberhasilan tim dapat terbatas oleh kebutuhan mereka yang berlebihan akan menguasai dan menjadi pusat perhatian.

Masalah emosional seperti depresi atau kecemasan juga dapat muncul pada individu dengan kepribadian narsistik. Mereka sering mengalami tekanan yang tinggi untuk mempertahankan citra yang sempurna dan mendapatkan pengakuan terus-menerus dari orang lain. Ketika mereka tidak mampu mencapai ekspektasi ini, mereka dapat mengalami kecacatan emosional, seperti perasaan tidak berharga, ketidakpuasan diri, atau kecemasan yang berlebihan.

Secara keseluruhan, kelemahan yang melekat pada kepribadian narsistik dapat mempengaruhi kehidupan individu yang menderita kondisi ini. Kesulitan dalam hubungan interpersonal, kerjasama dalam tim, dan masalah emosional adalah beberapa dampak negatif yang dapat dialami individu yang memiliki kepribadian narsistik.


Kelemahan Orang Narsistik

[Bintang] Selain Leo, 3 Zodiak Ini Juga Sombong dan Narsis Nggak Ketolongan
Bukan cuma orang-orang berzodiak Leo aja yang sombong dan narsis, beberapa zodiak ini juga. (Sumber foto: WordPress.com)

Kelemahan orang narsistik adalah aspek yang umumnya ditemukan pada individu dengan kepribadian narsistik. Mereka cenderung memiliki sikap yang egois dan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Mereka sulit mengakui kesalahan atau kelemahan pribadi mereka, karena ego yang tinggi membuat mereka merasa selalu benar. Selain itu, mereka juga sering menyalahkan orang lain jika terjadi kesalahan atau kegagalan. Berikut adalah sejumlah kelemahan orang narsistik:

1. Hubungan

Orang narsistik cenderung egosentris, membutuhkan perhatian dan pengakuan yang berlebihan, serta sulit memahami dan menghargai kebutuhan dan perasaan orang lain. Mereka cenderung tidak mampu merasakan dan memahami perasaan orang lain dan sering kali tidak memperhatikan atau mengabaikan kebutuhan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan hubungan yang hancur dan target dari orang narsistik merasa tidak dihargai dan tidak terdengar.

Selain itu, orang narsistik juga memiliki kecenderungan untuk memanipulasi dan memanfaatkan orang lain demi keuntungan pribadi mereka. Mereka menggunakan orang lain sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka sendiri dan tidak ragu untuk melanggar batas-batas dan prinsip-prinsip moral demi kepentingan diri sendiri. Ini menyebabkan hubungan yang tidak sehat, dimana orang lain merasa dimanipulasi dan dieksploitasi.

Kelemahan orang narsistik juga terkait dengan kesulitan dalam mempertahankan hubungan yang jangka panjang. Mereka sering kali tidak stabil dalam hubungan dan mudah bosan. Mereka cenderung mencari kepuasan dan perhatian dari orang lain secara terus-menerus, yang menyebabkan mereka cepat bosan dengan hubungan yang sudah ada. Hal ini mengakibatkan ketidakstabilan dalam hubungan dan kerinduan secara konstan untuk mencari kepuasan dari orang lain.

Dalam kesimpulannya, kelemahan orang narsistik terkait dengan hubungannya dengan orang lain meliputi kurangnya empati, kecenderungan manipulatif, dan kesulitan mempertahankan hubungan dalam jangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan hubungan yang tidak sehat dan merugikan bagi orang-orang di sekitarnya.

2. Susah Menerima Kritik

Orang yang mengalami narsistik memiliki kecenderungan untuk mengalami kesulitan dalam menerima kritik dari orang lain. Ini adalah salah satu kelemahan yang sering dimiliki oleh mereka.

Kesulitan ini terkait dengan sifat dasar orang narsistik yang sangat percaya diri dan merasa bahwa mereka tidak bisa salah. Mereka cenderung memiliki pandangan yang terlalu tinggi tentang diri sendiri dan merasa bahwa mereka adalah orang yang paling pintar, paling berbakat, atau paling sempurna. Oleh karena itu, ketika menerima kritik, mereka merasa bahwa itu adalah bentuk penghinaan atau penghancuran atas citra diri mereka yang sempurna.

Sikap defensif juga muncul ketika orang narsistik menerima kritik. Mereka mungkin menolak untuk menerima kritik dengan serius dan akan mencari cara untuk membela atau membenarkan diri mereka sendiri. Ini dapat mengarah pada perkelahian atau konflik yang muncul dalam hubungan dengan orang narsistik.

Ketidakmampuan mereka untuk menerima kritik juga dapat menghalangi pertumbuhan pribadinya. Dalam dunia yang terus berubah, memperoleh pengetahuan dari pengalaman dan umpan balik adalah hal yang penting. Namun, orang narsistik kurang mampu mengubah pola pikir atau mengakui kesalahan mereka, sehingga membuat mereka tetap terjebak dalam sikap yang tidak sehat dan kurang berkembang.

Dalam kesimpulannya, kelemahan orang narsistik terkait dengan kesulitannya dalam menerima kritik karena sikap percaya diri yang berlebihan. Ini dapat menyebabkan konflik dalam hubungan atau menghambat pertumbuhan pribadinya.

3. Pujian

Orang-orang dengan sifat narsistik seringkali memiliki kelemahan yang terkait dengan bagaimana mereka merespons pujian. Mereka cenderung bereaksi terhadap pujian dengan cara yang tidak sehat, baik itu berlebihan atau meremehkan pujian tersebut.

Salah satu kelemahan orang narsistik terkait dengan pujian adalah kecenderungan mereka untuk membesar-besarkan pencapaian mereka sendiri. Mereka keras kepala dan sulit menerima kritik atau saran dari orang lain. Ketika mereka mendapatkan pujian, mereka cenderung menganggap bahwa mereka pantas mendapatkannya dan merasa bahwa pencapaian mereka lebih istimewa daripada orang lain.

Selain itu, kelemahan lain dari orang narsistik terkait dengan pujian adalah ketidakmampuan mereka dalam menghargai upaya orang lain. Mereka cenderung meremehkan pujian yang diberikan kepada orang lain, karena merasa bahwa hanya mereka yang pantas mendapatkannya. Ini seringkali membuat hubungan mereka dengan orang lain menjadi tegang dan sulit dipertahankan.

Dalam kesimpulannya, kelemahan orang narsistik terkait dengan bagaimana mereka merespons pujian adalah kecenderungan mereka untuk membesar-besarkan diri sendiri dan meremehkan pencapaian orang lain. Hal ini menjadikan mereka sulit menerima kritik dan saran dari orang lain, serta membuat hubungan mereka dengan orang lain menjadi tegang.

4. Menyalahkan Orang

Salah satu kelemahan utama orang narsistik adalah sikap mereka yang cenderung lebih sering menyalahkan orang lain atas situasi yang tidak mereka sukai. Mereka tidak mampu menerima tanggung jawab pribadi dan sulit mengakui kesalahan yang mereka buat. Sebaliknya, mereka cenderung mencari kambing hitam dan menyalahkan orang lain demi melindungi citra diri mereka yang sempurna.

Sikap ini seringkali membawa dampak negatif pada hubungan interpersonal dan lingkungan kerja. Orang narsistik seringkali tidak mampu membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati dengan orang lain karena ketidakmampuannya untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka. Mereka menyalahkan orang lain untuk melindungi ego dan mempertahankan pandangan mereka tentang diri mereka yang sempurna.

Selain itu, sikap menyalahkan orang lain juga dapat menciptakan lingkungan yang beracun di tempat kerja. Ketika seseorang narsistik menyalahkan orang lain atas kesalahan atau kegagalan, ini dapat menciptakan ketegangan dan konflik antara rekan kerja. Hal ini akan mengganggu produktivitas dan keharmonisan tim, sehingga merugikan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Dalam menghadapi kelemahan ini, penting bagi kita untuk memahami bahwa orang narsistik bertindak demikian karena kebutuhan mereka akan pengakuan dan penghargaan yang berlebihan. Penting bagi kita untuk mengembangkan pemahaman dan kesabaran dalam memahami kelemahan ini, serta berusaha membangun komunikasi yang baik dengan orang narsistik.

Narsis
Narsis/copyright: unsplash/marco xu

5. Susah Bekerja Sama

Orang narsistik memiliki kecenderungan yang kuat untuk merasa lebih penting dibandingkan orang lain. Mereka memiliki rasa superioritas yang tinggi, menganggap diri mereka sebagai individu yang istimewa, dan sering kali tidak memperhatikan atau menghargai kebutuhan atau pendapat orang lain. Karena karakteristik ini, orang narsistik seringkali mengalami kesulitan dalam bekerja sama dengan orang lain.

Salah satu kelemahan orang narsistik terkait dengan kemampuannya dalam bekerja sama adalah kurangnya empati. Mereka cenderung sulit memahami atau mengakui perasaan, pikiran, dan perspektif orang lain. Hal ini membuat mereka dianggap tidak peka atau tidak peduli terhadap orang-orang di sekitarnya, sehingga sulit bagi mereka untuk menjalin hubungan harmonis dalam konteks kerja.

Selain itu, orang narsistik seringkali terobsesi dengan keinginan untuk mendominasi dan mengendalikan situasi. Mereka memprioritaskan kepentingan pribadi dan sering kali memanipulasi orang lain untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Di tempat kerja, perilaku seperti ini akan menimbulkan ketegangan, persaingan yang tidak sehat, dan konflik interpersonal.

Kurangnya kemampuan mendengarkan, kecenderungan untuk mengkritik orang lain, dan kesulitan mengakui kesalahan juga merupakan kelemahan orang narsistik dalam bekerja sama dengan orang lain. Hal ini membuat mereka sulit untuk menerima masukan atau kritik konstruktif dari rekan kerja, sehingga pertumbuhan dan pengembangan mereka dalam tim atau organisasi dapat terhambat.

Secara keseluruhan, kelemahan orang narsistik terkait dengan kemampuannya bekerja sama dengan orang lain terletak pada kurangnya empati, dominasi yang berlebihan, manipulasi, hambatan dalam komunikasi dua arah, dan sulitnya menerima masukan. Agar dapat bekerja sama dengan baik, mereka perlu belajar untuk lebih menghargai perspektif dan perasaan orang lain serta menjalin hubungan yang lebih seimbang dalam kerjasama tim.

6. Tidak Memiliki Empati

Kelemahan orang narsistik terkait dengan kemampuannya dalam berempati. Narsis adalah orang yang terobsesi dengan kehebatan dan kepentingan diri sendiri. Mereka sering kali tidak mampu mengenali dan memahami perasaan atau emosi orang lain, dan akibatnya mereka menjadi kurang empati.

Sifat kekurangan empati ini membuat orang narsistik sulit untuk memahami atau memperhatikan kebutuhan atau perasaan orang lain. Mereka cenderung memfokuskan perhatian hanya pada diri sendiri, keinginan dan kepentingan pribadi mereka sendiri. Sebagai hasilnya, mereka seringkali melanggar batas-batas emosional orang lain dan tidak berperilaku dengan rasa tanggung jawab.

Kurangnya empati juga dapat mempengaruhi kualitas hubungan interpersonal orang narsistik. Orang-orang dengan sifat narsistik cenderung tidak mampu memahami atau merasakan emosi orang lain dengan benar, dan mereka mungkin kesulitan untuk mendukung atau menghibur mereka. Pada akhirnya, kekurangan empati ini bisa menyebabkan orang di sekitarnya merasa diabaikan atau tidak dihargai, yang dapat merusak hubungan dan menjauhkan orang-orang dari orang narsistik tersebut.

Secara keseluruhan, kelemahan orang narsistik terkait dengan kurangnya kemampuan mereka dalam berempati. Hal ini mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain dan dapat menimbulkan rasa tidak dihargai atau diabaikan oleh orang-orang di sekitarnya.

7. Fantasi

Kelemahan orang narsistik terkait dengan fantasinya atau pikirannya tentang dirinya sendiri terletak pada kecenderungan mereka untuk membesar-besarkan pencapaian dan bakat mereka berlebihan. Mereka cenderung merasa bahwa mereka lebih istimewa, lebih penting, dan lebih berharga daripada orang lain di sekitar mereka.

Fantasi atau pikiran yang berlebihan tentang diri sendiri ini membuat orang narsistik sulit menerima kritik atau masukan konstruktif. Mereka merasa bahwa mereka selalu benar dan tidak ada yang bisa mengalahkan mereka. Mereka menganggap diri mereka sebagai individu yang paling cerdas, paling menarik, dan paling sukses.

Namun, fantasi ini sering kali hanyalah ilusi semata. Orang narsistik biasanya tidak memiliki kapasitas untuk melihat kenyataan objektif tentang diri mereka sendiri. Mereka terlalu terobsesi dengan citra dan reputasi mereka yang sempurna. Inilah yang membuat mereka rentan terhadap kegagalan dan kekecewaan saat dunia nyata tidak sesuai dengan imajinasi mereka.

Selain itu, kelemahan orang narsistik terkait dengan fantasi ini juga membuat mereka sulit berempati dan memahami orang lain. Mereka cenderung hanya tertarik pada diri sendiri dan merasa bahwa orang lain harus tunduk pada keinginan atau kebutuhan mereka. Kekurangan empati seperti ini dapat menghambat hubungan interpersonal mereka dan menyebabkan konflik dengan orang-orang di sekitar mereka.

Dalam kesimpulannya, kelemahan orang narsistik terkait dengan fantasi atau pikiran yang berlebihan tentang diri sendiri adalah kurangnya keseimbangan antara persepsi diri yang sebenarnya dengan imajinasi yang terlalu dibesarkan. Hal ini menghambat kemampuan mereka dalam menerima kritik, berempati, dan menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain.

8. Cemburu

Cemburu adalah salah satu kelemahan orang-orang narsistik. Orang narsistik cenderung memiliki perasaan cemburu yang berlebihan terhadap orang lain karena merasa bahwa mereka harus menjadi pusat perhatian dan mendapatkan semua perhatian dan penghargaan yang ada. Mereka sulit menerima ketenaran atau keberhasilan orang lain dengan tulus dan cenderung merasa terancam atau merasa rendah diri ketika orang lain sukses.

Perasaan cemburu yang berlebihan ini dapat mengakibatkan perilaku yang tidak sehat, seperti mencoba untuk merendahkan atau merendahkan orang lain yang dianggap sebagai ancaman atau pesaing. Orang narsistik sering kali menggunakan manipulasi dan penipuan untuk menghapus atau merugikan individu lain yang dianggap lebih baik daripada mereka.

Selain itu, cemburu juga dapat membuat orang narsistik menjadi tidak toleran terhadap kritik atau masukan yang konstruktif. Mereka cenderung memandang kritik sebagai ancaman terhadap rasa superioritas mereka dan sering kali melampiaskannya dengan cara yang merusak hubungan interpersonal.

Kelemahan orang narsistik yang berhubungan dengan perasaan cemburu ini dapat menghambat pertumbuhan pribadi mereka, menghancurkan hubungan sosial, dan menyebabkan ketidakbahagiaan yang berkelanjutan. Untuk mengatasi kelemahan ini, orang narsistik perlu belajar mengembangkan rasa penghargaan diri yang sehat sehingga dapat menerima keberhasilan orang lain tanpa merasa terancam atau merasa rendah diri.

Cara Berurusan dengan Orang NarsisOrang dengan kepribadian narsistik memiliki kecenderungan untuk hanya memikirkan diri mereka sendiri, merasa superior, dan membutuhkan perhatian berlebih. Ketika kita berurusan dengan orang narsistik, penting untuk mengetahui cara menghadapinya agar tidak terjebak dalam permainan mereka yang manipulatif dan merugikan.

Salah satu cara efektif untuk berurusan dengan orang narsistik adalah dengan membatasi interaksi. Hindari terlalu sering berhubungan dengannya dan batasi kontak secara tegas. Hal ini untuk menghindari kecenderungan mereka untuk mencari perhatian dan memanfaatkan orang lain.

Selain itu, berbicara jujur juga menjadi kunci penting dalam berurusan dengan orang narsistik. Berikan feedback dengan tegas dan jelas, tanpa perlu menjadi kasar. Mereka akan cenderung merasa terancam ketika dihadapkan dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan pandangan mereka. Tetap tenang dan berbicara dengan pola berpikir yang logis.

Penting untuk tidak memberikan perhatian berlebih pada mereka. Orang narsistik sangat menginginkan perhatian dan pujian dari orang lain. Jika kita memberikan perhatian yang berlebih, kita hanya akan menjadi sumber pemuasan keinginan mereka dan memperkuat perilaku narsistik. Kita harus tetap tegas dan membatasi pemberian perhatian.

Selain itu, kita juga harus bersikap tentang ketika berurusan dengan orang narsistik. Jangan terlalu serius atau terlibat emosional dengan perilaku dan pernyataan mereka yang mencoba memanipulasi atau merendahkan kita. Tetaplah tenang dan berpikir rasional.

Percaya pada diri sendiri adalah hal yang penting ketika berurusan dengan orang narsistik. Mereka akan mencoba mengguncang keyakinan kita dan mengarahkan kita untuk merasa tidak berharga. Oleh karena itu, penting untuk tetap mempercayai kemampuan dan nilai diri sendiri.

Terakhir, mengabaikan perilaku menyebalkan mereka juga merupakan strategi yang efektif. Ketika mereka mencoba memancing perdebatan atau provokasi, kita harus belajar untuk mengabaikannya. Hal ini akan mengurangi kekuatan dan kendali mereka terhadap kita.

Dalam berurusan dengan orang dengan kepribadian narsistik, penting untuk tetap tenang, percaya pada diri sendiri, dan tidak memberikan perhatian berlebih. Dengan membatasi interaksi, berbicara jujur, bersikap tentang, dan mengabaikan perilaku mereka yang menyebalkan, kita dapat menjaga kesehatan mental dan menjaga hubungan yang sehat dengan mereka.


Cara Berurusan dengan Orang Narsis

Ilustrasi orang sombong, keras kepala
Ilustrasi orang sombong, keras kepala. (Image by kues1 on Freepik)

Orang dengan kepribadian narsistik memiliki kecenderungan untuk hanya memikirkan diri mereka sendiri, merasa superior, dan membutuhkan perhatian berlebih. Ketika kita berurusan dengan orang narsistik, penting untuk mengetahui cara menghadapinya agar tidak terjebak dalam permainan mereka yang manipulatif dan merugikan.

Salah satu cara efektif untuk berurusan dengan orang narsistik adalah dengan membatasi interaksi. Hindari terlalu sering berhubungan dengannya dan batasi kontak secara tegas. Hal ini untuk menghindari kecenderungan mereka untuk mencari perhatian dan memanfaatkan orang lain.

Selain itu, berbicara jujur juga menjadi kunci penting dalam berurusan dengan orang narsistik. Berikan feedback dengan tegas dan jelas, tanpa perlu menjadi kasar. Mereka akan cenderung merasa terancam ketika dihadapkan dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan pandangan mereka. Tetap tenang dan berbicara dengan pola berpikir yang logis.

Penting untuk tidak memberikan perhatian berlebih pada mereka. Orang narsistik sangat menginginkan perhatian dan pujian dari orang lain. Jika kita memberikan perhatian yang berlebih, kita hanya akan menjadi sumber pemuasan keinginan mereka dan memperkuat perilaku narsistik. Kita harus tetap tegas dan membatasi pemberian perhatian.

Selain itu, kita juga harus bersikap tentang ketika berurusan dengan orang narsistik. Jangan terlalu serius atau terlibat emosional dengan perilaku dan pernyataan mereka yang mencoba memanipulasi atau merendahkan kita. Tetaplah tenang dan berpikir rasional.

Percaya pada diri sendiri adalah hal yang penting ketika berurusan dengan orang narsistik. Mereka akan mencoba mengguncang keyakinan kita dan mengarahkan kita untuk merasa tidak berharga. Oleh karena itu, penting untuk tetap mempercayai kemampuan dan nilai diri sendiri.

Terakhir, mengabaikan perilaku menyebalkan mereka juga merupakan strategi yang efektif. Ketika mereka mencoba memancing perdebatan atau provokasi, kita harus belajar untuk mengabaikannya. Hal ini akan mengurangi kekuatan dan kendali mereka terhadap kita.

Dalam berurusan dengan orang dengan kepribadian narsistik, penting untuk tetap tenang, percaya pada diri sendiri, dan tidak memberikan perhatian berlebih. Dengan membatasi interaksi, berbicara jujur, bersikap tentang, dan mengabaikan perilaku mereka yang menyebalkan, kita dapat menjaga kesehatan mental dan menjaga hubungan yang sehat dengan mereka.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya