NIPT untuk Calon Ibu, Metode Skrining Menghindari Kelainan Bawaan Genetik

NIPT dilakukan untuk mengetahui apakah janin dalam kandungannya memiliki risiko kelainan genetik yang serius.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 16 Mei 2024, 16:15 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2024, 16:15 WIB
Layanan Tes NIPT Hadir dengan Lebih Terjangkau untuk Deteksi Jenis Kelamin dan Risiko Down Syndrome
Deteksi jenis kelamin hingga skrining down syndrome dengan tes NIPT yang lebih terjangkau (Bumame)

Liputan6.com, Jakarta NIPT (Non-Invasive Prenatal Testing) merupakan salah satu metode skrining yang dapat membantu calon ibu, untuk menghindari risiko kelainan bawaan genetik pada janin yang ada dalam kandungan. Metode ini sangat penting, dalam mengetahui potensi adanya kelainan genetik seperti sindrom Down, kromosom X dan Y, serta aneuploidi pada janin yang sedang dikandung.

NIPT untuk calon ibu umumnya dilakukan dengan mengambil sampel darah, sehingga dapat mengidentifikasi fragmen DNA janin yang ada di dalam darah ibu. Dengan teknologi mutakhir, proses ini dapat menghasilkan data genetik yang sangat akurat, untuk menilai risiko kelainan genetik pada janin.

Tes NIPT untuk calon ibu ini dilakukan pada awal kehamilan, sekitar 10 minggu sampai 13 minggu. Kelebihan dari NIPT adalah bahwa metode ini non-invasif, artinya tidak memerlukan tindakan seperti amniosentesis, atau kuretase yang merupakan prosedur yang berisiko dan mengancam kehamilan.

Selain itu, NIPT untuk calon ibu memiliki tingkat akurasi yang tinggi, sehingga ibu hamil dapat merasa lebih tenang dan terhindar dari kecemasan berlebihan. Pemahaman yang baik tentang NIPT dan kelainan bawaan genetik janin dalam kandungan, akan membantu calon ibu dalam mengambil keputusan terbaik untuk menjaga kesehatan. 

Berikut ini manfaat NIPT untuk calon ibu yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (16/5/2024). 

 

Mengenal NIPT untuk Calon Ibu

Tes NIPT
Prosedur tes NIPT yang mudah dengan pengambilan sample darah. (unsplash.com/@obionyeador)

Non-Invasive Prenatal Test (NIPT) merupakan salah satu metode skrining yang semakin populer, untuk mengidentifikasi kelainan kromosom pada janin sejak dini. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menguji sampel darah ibu hamil, yang mengandung fragmen DNA janin. NIPT dapat dilakukan saat usia kehamilan memasuki 10 hingga 14 minggu. Meskipun tidak semua ibu hamil memerlukan pemeriksaan ini, ada kondisi tertentu di mana NIPT sangat disarankan untuk memastikan kesehatan janin. Misalnya, ibu yang berusia lebih dari 35 tahun, memiliki riwayat keluarga dengan kelainan kromosom, atau telah mendapatkan hasil tes skrining awal yang menunjukkan risiko tinggi untuk kelainan genetik.

Salah satu keunggulan utama NIPT adalah tingkat keamanannya. Berbeda dengan prosedur invasif seperti amniosentesis atau chorionic villus sampling (CVS) yang melibatkan pengambilan sampel cairan ketuban atau jaringan plasenta dan memiliki risiko keguguran, NIPT hanya memerlukan sampel darah ibu. Hal ini membuat NIPT menjadi pilihan yang lebih aman bagi ibu dan janin. Selain itu, NIPT dikenal karena tingkat akurasinya yang tinggi. Tes ini memiliki tingkat akurasi hingga 99% dalam mendeteksi kelainan kromosom tertentu seperti:

1. Trisomi 21 (Down Syndrome): Kondisi di mana terdapat tiga salinan kromosom 21.

2. Trisomi 18 (Edwards Syndrome): Kondisi di mana terdapat tiga salinan kromosom 18.

3. Trisomi 13 (Patau Syndrome): Kondisi di mana terdapat tiga salinan kromosom 13.

Dengan tingkat akurasi yang tinggi, NIPT memungkinkan calon orang tua untuk mengantisipasi potensi penyimpangan kromosom, atau kelainan genetik sejak dini. Hal ini penting agar dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kualitas kesehatan janin secara optimal. Proses NIPT dimulai dengan pengambilan sampel darah ibu. Darah ibu kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengisolasi fragmen DNA janin. 

Kelainan Genetik yang Bisa Dideteksi

Layanan Tes NIPT Hadir dengan Lebih Terjangkau untuk Deteksi Jenis Kelamin dan Risiko Down Syndrome
Deteksi jenis kelamin hingga skrining down syndrome dengan tes NIPT yang lebih terjangkau (Bumame)

Mengetahui adanya kelainan genetik pada janin sejak dini merupakan hal yang sangat krusial. Informasi ini membantu orang tua untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanganan terhadap kelainan atau risiko kesehatan sebelum kondisi bayi menjadi terlalu parah. Beberapa kelainan genetik yang bisa dideteksi melalui tes kehamilan seperti Non-Invasive Prenatal Test (NIPT) adalah sebagai berikut:

1. Down Syndrome

Kelainan genetik pertama yang dapat dideteksi adalah Down Syndrome, juga dikenal dalam dunia medis sebagai trisomi 21. Ini adalah salah satu kelainan genetik yang paling umum, termasuk di Indonesia. Down Syndrome terjadi ketika janin memiliki salinan tambahan kromosom ke-21. Ciri fisik penderita Down Syndrome meliputi ukuran tengkorak yang lebih kecil dan cenderung rata, jarak antara mata yang lebih lebar dibandingkan orang normal, serta posisi hidung dan telinga yang lebih rendah. Selain itu, kelainan ini juga dapat menghambat perkembangan kecerdasan anak, menyebabkan keterlambatan perkembangan mental dan fisik.

2. Edward’s Syndrome

Edward's Syndrome atau trisomi 18, adalah kelainan genetik serius yang juga perlu diwaspadai. Bayi yang lahir dengan kelainan ini biasanya memiliki ciri-ciri fisik seperti rahang dan kepala yang lebih kecil, serta telinga yang terletak lebih rendah dibandingkan bayi normal. Kondisi ini sering kali disertai dengan langit-langit mulut yang sumbing dan struktur kaki yang tidak teratur. Edward's Syndrome sering kali menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius, dan banyak bayi yang lahir dengan kondisi ini tidak dapat bertahan hidup lama setelah lahir. Deteksi dini melalui NIPT sangat penting untuk membantu orang tua dan tim medis, dalam merencanakan perawatan yang diperlukan.

3. Patau Syndrome

Patau Syndrome atau trisomi 13, adalah kelainan genetik yang dapat dideteksi sejak dalam kandungan dengan menggunakan NIPT. Kelainan ini terjadi karena adanya tiga salinan kromosom ke-13, di mana dua di antaranya tidak normal. Bayi yang terkena Patau Syndrome biasanya memiliki ciri-ciri fisik seperti langit-langit mulut yang sumbing, telinga yang terletak rendah dan mata yang kecil. Kondisi ini juga sering kali disertai dengan berbagai masalah kesehatan yang serius, termasuk cacat jantung dan gangguan perkembangan otak.

4. Kelebihan atau Kekurangan Kromosom Seks

NIPT tidak hanya dapat menentukan jenis kelamin janin, apakah perempuan (XX) atau laki-laki (XY), tetapi juga dapat mengidentifikasi kelainan yang berkaitan dengan kelebihan atau kekurangan kromosom seks. Beberapa kelainan ini termasuk:

- Turner Syndrome (X0): Kondisi di mana seorang perempuan hanya memiliki satu kromosom X.

- Triple X Syndrome (XXX): Kondisi di mana seorang perempuan memiliki tiga kromosom X.

- Klinefelter Syndrome (XXY): Kondisi di mana seorang laki-laki memiliki dua kromosom X dan satu kromosom Y.

- XYY Syndrome: Kondisi di mana seorang laki-laki memiliki dua kromosom Y selain kromosom X.

Kelainan-kelainan ini dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental anak, serta dapat menyebabkan masalah kesuburan di kemudian hari.

5. Mikrodelesi Kromosom Y

Mikrodelesi kromosom Y (YCM) adalah kelainan genetik yang disebabkan oleh hilangnya gen pada kromosom Y. Kondisi ini biasanya tidak menunjukkan gejala yang jelas, dan sebagian besar penderitanya menjalani kehidupan normal. Namun, mikrodelesi kromosom Y dapat mempengaruhi kesuburan pria, sering kali terwujud dalam bentuk oligozoospermia (jumlah sperma rendah) atau azoospermia (tidak adanya sperma).

Keunggulan Pemeriksaan NIPT

Mengenal Tugas dan Fungsi Dokter Kandungan
Ilustrasi Dokter Kandungan Credit: pexels.com/Medith

1. Hasil yang Sangat Akurat

NIPT dikenal karena tingkat akurasinya yang luar biasa tinggi, mencapai hingga 99%. Hal ini memungkinkan calon orang tua untuk mengantisipasi risiko kesehatan calon anak dengan sangat efektif dan lengkap sejak dini. Dengan hasil yang akurat, calon orang tua dapat merencanakan tindakan pencegahan dan perawatan yang tepat, memberikan rasa tenang dan memastikan bahwa segala potensi masalah dapat ditangani secepat mungkin.

2. Pemeriksaan Secara Menyeluruh

NIPT melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap 23 pasang kromosom yang ada pada janin. Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, artinya hanya membutuhkan sampel darah ibu hamil untuk mengidentifikasi semua kromosom yang berkaitan dengan kesehatan janin. Tes ini mencakup deteksi berbagai kelainan kromosom, seperti trisomi 21 (Down Syndrome), trisomi 18 (Edwards Syndrome), dan trisomi 13 (Patau Syndrome), serta kelainan kromosom seks seperti Turner Syndrome dan Klinefelter Syndrome. Dengan demikian, hanya dengan satu tes, calon orang tua bisa mendapatkan gambaran lengkap tentang kondisi genetik janin mereka.

3. Aman untuk Ibu dan Janin

Karena dilakukan dengan teknologi canggih yang tidak invasif, NIPT sangat aman bagi ibu hamil dan janinnya. Berbeda dengan tes diagnostik lain yang lebih invasif seperti amniosentesis atau CVS (Chorionic Villus Sampling) yang melibatkan pengambilan sampel dari cairan ketuban atau jaringan plasenta dan memiliki risiko komplikasi, NIPT hanya memerlukan sampel darah dari ibu. Ini mengurangi risiko komplikasi yang mungkin terjadi, menjadikannya pilihan yang sangat aman dan nyaman.

4. Persiapan yang Lebih Baik untuk Kualitas Hidup Calon Anak

Dengan hasil NIPT yang informatif dan akurat, calon orang tua dapat lebih siap dalam merencanakan perawatan dan mendukung kualitas hidup calon anak mereka. Mengetahui adanya potensi kelainan genetik atau kromosom sejak dini, memungkinkan orang tua untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam hal medis, edukasi dan perencanaan masa depan anak mereka. Ini juga memberikan waktu untuk mencari dukungan dan sumber daya yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yang mungkin timbul.

5. Mengurangi Kecemasan Selama Kehamilan

Ketidakpastian mengenai kesehatan janin sering kali menyebabkan kecemasan pada calon orang tua. NIPT memberikan informasi yang jelas dan akurat mengenai kondisi genetik janin, yang dapat membantu mengurangi kecemasan dan memberikan ketenangan pikiran. Dengan mengetahui hasil pemeriksaan sejak awal, orang tua dapat merasa lebih tenang dan fokus pada persiapan menyambut kelahiran bayi mereka. Ini juga membantu dalam membuat keputusan yang lebih terinformasi mengenai perawatan prenatal.

6. Penyaringan Cepat dan Efisien

NIPT dapat dilakukan pada usia kehamilan yang relatif dini, yaitu sekitar 10-14 minggu. Hal ini memungkinkan deteksi dini kelainan kromosom, sehingga keputusan medis yang tepat dapat diambil lebih awal. Proses penyaringan yang cepat dan efisien ini memberikan waktu lebih banyak bagi calon orang tua untuk berkonsultasi dengan dokter dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya. Kecepatan dan efisiensi ini memastikan bahwa segala tindakan yang diperlukan dapat diambil tanpa penundaan.

7. Akses ke Teknologi Canggih dan Profesional

Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang komprehensif dan dapat diandalkan, penting bagi calon orang tua untuk menggunakan fasilitas NIPT yang profesional dan terpercaya. Klinik dan laboratorium yang menggunakan teknologi canggih dan memiliki tenaga medis yang berpengalaman akan memberikan hasil yang lebih akurat dan pelayanan yang lebih baik. Hal ini memastikan bahwa seluruh proses berjalan lancar dan hasil yang diperoleh benar-benar dapat dipercaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya