Sapi Kurban Idul Adha dan Karakteristiknya, Simak Dalil Jika Patungan

Idul Adha bukan hanya tentang memotong hewan kurban semata, tetapi lebih pada pesan nilai-nilai keimanan dan kemanusiaan.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 18 Jun 2024, 17:10 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2024, 17:10 WIB
Pasar Ternak
Idul Adha dirayakan dengan menyembelih hewan kurban berupa, domba, kambing, sapi atau unta. (AFP/Asif Hassan)

Liputan6.com, Jakarta Idul Adha merupakan salah satu perayaan penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain sebagai momen berkumpul bersama keluarga dan menyantap hidangan lezat, Idul Adha juga diperingati dengan pelaksanaan ibadah kurban. Dalam ibadah qurban ini, umat Muslim umumnya memilih untuk menyembelih hewan ternak, salah satunya adalah sapi kurban Idul Adha.

Sapi kurban Idul Adha menjadi pilihan yang sering dipilih oleh umat Muslim, karena keberadaannya yang melimpah di banyak negara. Selain itu, sapi dikenal sebagai hewan yang besar dan kuat, sehingga dianggap sebagai simbol kekuatan dalam agama Islam.

Tak hanya di kalangan umat Muslim, sapi kurban Idul Adha juga dikenal dan disukai oleh umat lintas agama. Masyarakat lain yang tinggal di negara mayoritas Muslim turut menghargai dan menghormati tradisi kurban ini. Mereka bahkan turut menyumbangkan hewan ternak mereka sebagai kurban, meskipun mereka tidak beragama Islam.

Berikut ini karakteristik sapi kurban Idul Adha yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (18/6/2024). 

 

Hewan Kurban di Hari Raya Idul Adha

Ilustrasi sapi, kurban, Iduladha
Ilustrasi sapi, kurban, Iduladha. (Photo by Jimmy Chan on Pexels)

Kurban adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Hukum kurban dalam Islam termasuk dalam kategori sunnah muakkadah, atau sunnah yang sangat ditekankan dan dianjurkan bagi umat Muslim. Sebelum Anda membeli hewan untuk dikurbankan pada hari raya Idul Adha, penting untuk memastikan bahwa hewan yang dipilih memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan.

“Barangsiapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati tempat shalat kami.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)

Secara umum, para ulama sepakat bahwa setidaknya hewan kurban harus memenuhi tiga syarat utama. Pertama, hewan tersebut harus termasuk dalam jenis hewan ternak yang diperbolehkan untuk dikurbankan menurut syariat Islam. Kedua, hewan tersebut harus mencapai usia minimal yang ditetapkan sesuai dengan syariat. Dan ketiga, hewan tersebut harus dalam keadaan sehat saat akan disembelih.

Ada beberapa jenis hewan yang diperbolehkan untuk dikurbankan sesuai dengan ayat dalam Al-Quran Surah Al-Hajj ayat 34, yang menyebutkan "bahimatul an’am" yang berarti hewan ternak. Di Indonesia, hewan-hewan seperti sapi, kambing atau domba adalah jenis hewan yang paling umum dipilih untuk dikurbankan.

Setelah memilih hewan yang sesuai dengan syarat-syarat tersebut, langkah berikutnya adalah memastikan bahwa proses penyembelihannya dilakukan dengan benar sesuai tata cara yang telah ditetapkan dalam syariat Islam. Proses penyembelihan hewan kurban dilakukan setelah pelaksanaan salat Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah, atau bisa juga dilakukan pada salah satu dari tiga hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. 

 

Karakteristik Sapi Kurban Idul Adha

Masjid Istiqlal Potong Hewan Kurban dengan Protokol Ketat
Panitia memakai masker saat memotong daging kurban di RPH Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (1/8/2020). Pemotongan hewan kurban yang terdiri dari 20 ekor sapi dan 15 ekor kambing dilakukan dengan menggunakan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Kesehatan yang Baik

Sapi yang dipilih sebagai kurban harus memenuhi standar kesehatan yang tinggi. Hal ini berarti sapi tersebut harus bebas dari penyakit yang dapat membahayakan kesehatannya, maupun kesehatan manusia yang akan mengonsumsi dagingnya. Kesehatan yang baik dari sapi kurban adalah syarat mutlak untuk memastikan bahwa kurban yang diserahkan adalah yang terbaik dalam segi fisik dan spiritual.

Usia yang Cukup Matang

Sapi kurban umumnya dipilih berdasarkan usia yang matang, yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Kriteria ini bervariasi di berbagai daerah, tetapi umumnya mengacu pada sapi yang telah mencapai tingkat kedewasaan yang cukup, untuk memberikan daging yang bermutu baik. Pemilihan sapi dengan usia yang tepat juga mencerminkan kebijaksanaan dalam memilih hewan yang penuh kualitas, dan bermanfaat secara maksimal bagi masyarakat yang membutuhkan.

Berat yang Memadai

Sapi kurban dipilih dengan berat yang memadai, untuk memastikan bahwa jumlah daging yang dihasilkan mencukupi, agar dibagikan kepada yang membutuhkan. Berat yang ideal dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan lokal dan tradisi setempat, namun umumnya lebih besar dari rata-rata sapi biasa untuk memenuhi harapan akan kemurahan hati dalam memberikan yang terbaik kepada Allah SWT.

Kondisi Fisik yang Baik

Selain kesehatan, kondisi fisik sapi kurban juga harus optimal. Hal ini mencakup aspek kegemukan yang menunjukkan kesejahteraan hewan tersebut serta kondisi fisik yang tidak mengalami cacat atau kekurangan fisik lainnya. Memilih sapi dengan kondisi fisik yang baik adalah tindakan penghormatan terhadap syarat-syarat yang menuntut agar kurban diberikan dalam keadaan sempurna dan layak.

Tidak Cacat atau Amanat

Sapi kurban harus bebas dari cacat atau kelainan fisik yang signifikan, seperti kebutaan, cacat kaki, atau kecacatan lain yang dapat mengurangi nilai kurban sebagai persembahan yang sempurna. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kurban yang diserahkan adalah yang terbaik dalam segala aspek, baik secara fisik maupun simbolis dalam konteks perayaan Idul Adha.

Kesesuaian dengan Syarat Keagamaan

Pemilihan sapi kurban juga harus memperhatikan aspek keagamaan tertentu, seperti kesucian dan kesesuaian dengan syarat-syarat yang ditetapkan dalam ajaran Islam. Hal ini mencakup pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai keagamaan yang harus dipertimbangkan dalam proses pemilihan hewan kurban.

Dalil Tentang Patungan Sapi Kurban Idul Adha

Daging Kurban
Ilustrasi Daging Sapi Kurban / Freepik by bublikhaus

Dalil yang melandasi hukum kurban disebutkan dalam surat Al-Hajj ayat 34, “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (QS. Al-Hajj: 34).

Landasan dalil patungan kurban ini juga tercantum dalam hadits Nabi SAW. Sebagaimana yang tercatat dalam Al-Mustadrak karya Al-Hakim, Ibnu Abbas mengisahkan: “Kami pernah bepergian bersama Rasulullah SAW, kebetulan di tengah perjalanan hari raya Idul Adha (yaumun nahr) datang. Akhirnya, kami patungan membeli sapi sebanyak tujuh orang untuk dikurbankan,” (HR Al-Hakim). 

Ibnu Abbas r.a. mengatakan, “Dahulu kami pernah bersafar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu tibalah hari raya Idul Adha maka kami pun berserikat untuk seekor sapi kami berserikat sebanyak tujuh orang dan sepuluh orang untuk qurban seekor onta.” (H.R. at-Tirmidzi No. 1501, Shahih Sunan Ibnu Majah 2536, Al Wajiz, hal 406).

Dalam pelaksanaan kurban sapi, sangatlah penting untuk mengedepankan semangat keikhlasan dan niat yang tulus dalam beribadah kepada Allah SWT. Kurban bukan hanya sekadar ritual pengorbanan hewan, tetapi merupakan bentuk pengabdian yang mendalam kepada-Nya serta ungkapan syukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya kepada umat manusia.

Tujuan dari ibadah kurban tidak hanya terbatas pada pembagian daging kepada sesama. Lebih dari itu, kurban memiliki dimensi sosial yang sangat penting, yaitu untuk memperkuat rasa kebersamaan dalam komunitas, meningkatkan kepedulian sosial, serta memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Melalui kurban sapi, umat Muslim diajak untuk merasakan kedekatan dengan Allah SWT melalui pengorbanan yang dilakukan dengan ikhlas dan penuh kepedulian terhadap sesama.

Kurban sapi juga memiliki misi sosial yang luas, yaitu untuk memastikan bahwa setiap individu Muslim, tanpa memandang status ekonomi mereka, dapat merasakan kebahagiaan yang sama pada hari raya. Oleh karena itu, dalam melaksanakan kurban sapi, perlu untuk memperhatikan kondisi sosial dan ekonomi di sekitar kita. Memberikan kesempatan kepada sebanyak mungkin orang yang berhak mendapatkan manfaat dari kurban, merupakan bagian penting dari pelaksanaan ibadah ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya