Makam Nabi Muhammad, Simbol Cinta dan Penghormatan Umat Islam

Makam Nabi Muhammad menjadi pengingat abadi, akan jasa besar Rasulullah dalam menyebarkan cahaya Islam ke seluruh dunia.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 24 Agu 2024, 19:14 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2024, 19:14 WIB
Makam Nabi
Makam Nabi Muhammad SAW yang ada di Kompleks Masjid Nabawi, Madinah. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta Makam Nabi Muhammad adalah salah satu tempat paling suci dan dihormati dalam Islam, di mana terletak di dalam Masjid Nabawi, Madinah. Tempat ini menjadi tujuan utama bagi para jemaah haji dan umrah yang datang dari seluruh penjuru dunia, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Makam ini bukan hanya sekadar situs ziarah, tetapi juga simbol cinta dan penghormatan umat Islam kepada Nabi yang membawa risalah Islam ke seluruh dunia. Setiap tahun, jutaan umat Islam berdatangan untuk berdoa dan mencari keberkahan di tempat ini, mengingat betapa besar pengorbanan dan teladan yang diberikan oleh Nabi Muhammad selama hidupnya.

Makam ini tidak hanya mengingatkan kita pada kehidupan dan ajaran Rasulullah, tetapi juga menghubungkan kita dengan sejarah awal Islam dan perjuangan Nabi dalam menyebarkan ajaran Allah. Setiap langkah yang diambil di dekat makam ini, setiap doa yang diucapkan, merupakan manifestasi dari cinta dan rasa hormat umat Islam kepada Rasulullah.

Tidak ada tempat di dunia ini yang lebih dihormati oleh umat Islam selain Makam Nabi Muhammad SAW di Madinah. Terletak di jantung Masjid Nabawi, makam ini menjadi pusat spiritualitas dan ziarah bagi jutaan muslim setiap tahun. Berikut ini penjelasan tentang Makam Nabi Muhammad SAW yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (24/8/2024).

Makam Nabi Muhammad

Makam Nabi Muhammad di Masjid Nabawi, Madinah.
Makam Nabi Muhammad di Masjid Nabawi, Madinah. Image by Abdullah Shakoor from Pixabay

Salah satu tempat bersejarah yang menjadi tujuan utama para jemaah di Madinah adalah Makam Rasulullah. Lokasi makam ini berada di area Masjid Nabawi, sebuah masjid yang sangat dihormati dan memiliki nilai spiritual tinggi bagi umat Islam. Meskipun kini makam tersebut berada dalam kompleks masjid, namun awalnya letaknya berada di dalam rumah Aisyah, istri Rasulullah. Pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, rumah beliau dan Aisyah tidak berada di dalam Masjid Nabawi. Rumah itu terletak di luar kompleks masjid, sebuah tempat yang penuh dengan kesederhanaan dan ketenangan. Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam wafat, beliau dimakamkan di rumah tersebut, tepat di dalam kamar Aisyah. Makam beliau hanya berupa gundukan tanah setinggi dua jengkal, yang menggambarkan kesederhanaan dan keagungan yang tetap terjaga hingga kini.

Namun, seiring dengan berkembangnya jumlah jemaah dan perluasan area Masjid Nabawi, rumah Nabi Muhammad SAW kini berada dalam kompleks masjid yang luas tersebut. Di samping makam Rasulullah, terdapat makam dua sahabat terdekat beliau, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Kedua sahabat ini memiliki peran penting dalam sejarah Islam, dan kehadiran mereka di samping makam Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menambah keagungan tempat ini. Ibnu Sa’ad meriwayatkan dari Urwah dan Qasim bin Muhammad bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq memberikan wasiat kepada putrinya, Aisyah, agar ia dimakamkan di samping Rasulullah. Wasiat ini dipenuhi saat Abu Bakar wafat dan ia dimakamkan dengan posisi kepala sejajar dengan pundak Rasulullah, dalam lahad yang menempel dengan tempat peristirahatan terakhir Nabi. Sementara itu, Umar bin Khattab yang sangat menghormati Rasulullah, sempat merasa segan untuk meminta izin kepada Aisyah agar bisa dimakamkan di samping beliau.

Namun, menjelang akhir hayatnya, Umar menyampaikan keinginan tersebut melalui anaknya, dan Aisyah pun memberikan izinnya, sehingga Umar dimakamkan di samping dua sahabat karibnya. Saat ini, makam Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tertutup dan dilindungi oleh pagar tinggi yang dihiasi kaligrafi berwarna keemasan. Pagar tersebut tidak hanya menjadi batas fisik, tetapi juga simbol penghormatan yang mendalam. Di sekitar makam, terdapat penjaga khusus yang disebut Askar. Tugas mereka adalah memastikan bahwa para jemaah tetap berperilaku dengan penuh hormat, menghindari tindakan yang berlebihan seperti menangis atau melakukan shalat di depan makam, yang bisa mengarah pada bentuk penghormatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kehadiran Askar juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesucian dan ketenangan di tempat yang begitu mulia ini, sebagai bentuk penghormatan tertinggi kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Ziarah Makam Nabi Saw

Kubah hijau, dibawah kubah ini terdapat makam Nabi Muhammad SAW, Madinah
Kubah hijau, dibawah kubah ini terdapat makam Nabi Muhammad SAW, Madinah (Liputan6.Com/Nugroho Purbo)

Diriwayatkan, para sahabat, antara lain Bilal bin Rabah, Ibn Asakir, dan Ibu Umar yang selalu berziarah ke makam Nabi Saw. Para ulama sepakat bahwa ziarah makam Nabi Saw disunnahkan. Untuk itu, saat di Madinah, jemaah dianjurkan berziarah ke makam Nabi Saw. Allah berfirman:

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِيُطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْ ظَّلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ جَاۤءُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا

Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (An-Nisā' [4]:64)

Ayat ini memberikan harapan bagi siapa pun, termasuk para jemaah haji, untuk datang kepada Rasulullah dan memohon ampunan kepada Allah. Dalam perjalanan hidup ini, tak terhitung dosa dan kemaksiatan yang telah kita perbuat. Oleh karena itu, hendaknya kita mendekatkan diri kepada Nabi dan memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan dan kemaksiatan yang telah kita lakukan. Apabila Nabi memohonkan ampunan kepada Allah untuk dosa-dosa kita, niscaya Allah akan membuka pintu taubat dan melimpahkan rahmat-Nya. 

Mengutip dari laman Kemenag.go.id, ziarah kubur Nabi bagi jemaah haji sangat penting, agar mendapat syafaat Nabi Saw kelak di hari kiamat. Dalam sebuah hadis riwayat Thabrani, Rasul berkata, “Bila ada seorang penziarah yang khusus hanya ingin berjumpa denganku, niscaya Allah akan menjadikan Aku pemberi syafaat baginya di hari kiamat.”

Fasilitas untuk berziarah kubur Nabi Saw telah tersedia dan teratur di Masjid Nabawi, sehingga semua jemaah haji dapat berziarah ke makam Nabi. Mendatangi makam Nabi sama saja dengan mendatangi rumah Nabi. Oleh karena itu, datanglah dengan adab yang mulia dan niat yang kuat memang ingin bertemu dengan Rasulullah Saw. Kenakan pakaian bersih dan rapi. Jaga kesucian diri dengan berwudu. Ketika sampai di hadapan makam Nabi Saw, berdiri dengan sopan, seraya berkata :

السلام عليك يا رسول الله، السلام عليك يا خيرة الله من خلقه، السلام عليك يا حبيب الله، السلام عليك يا سيّد المرسلين وخاتم النّبيّين، السلام عليك وعلى آلك وأصحابك وأهل بيتك وعلى النّبيّين وسائر الصالحين، أشهد أنك بلّغت الرسالة وأدّيت الأمانة، ونصحت الأمة فجزاك الله عنّا أفضل ما جزى رسولا عن أمته

"Assalamu’alaika ya Rasulullah, Assalamu’alaika sebaik-baik makhluk ciptaan Allah, Assalamu’alaika wahai kekasih Allah, Assalamu’alaika wahai penghulu Rasul dan penutup para Nabi, Assalamu’alaika untuk keluargamu, sahabatmu, keturunanmu, para nabi, dan orang-orang saleh. Aku bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan risalah, dan melaksanakan amanah, dan memberi nasehat umat. Semoga Tuhan membalasmu atas nama kami sebaik Dia memberi pahala kepada seorang rasul atas nama bangsanya"

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya