Mengenal Halmahera Persada Lygend, Pabrik Nikel Sulfur Pertama di Indonesia

Halmahera Persada Lygend merupakan perusahaan pertambangan nikel yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 02 Sep 2024, 18:15 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2024, 18:15 WIB
Mengenal Halmahera Persada Lygend, Pabrik Nikel Sulfur Pertama di Indonesia
Nikel sulfat produksi PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL). (Dok NCKL)

Liputan6.com, Jakarta Halmahera Persada Lygend merupakan perusahaan pertambangan nikel yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Perusahaan ini merupakan hasil kerjasama antara PT Harita Nickel, perusahaan pertambangan nikel nasional, dengan Lygend Resources & Technology, perusahaan pengolahan nikel asal Tiongkok. Berdiri pada tahun 2018, Halmahera Persada Lygend telah menjadi salah satu pemain utama dalam industri pengolahan nikel di Indonesia.

Fokus utama Halmahera Persada Lygend adalah pada produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), bahan baku penting untuk pembuatan baterai kendaraan listrik. Dengan kapasitas produksi yang terus meningkat, perusahaan ini berperan penting dalam mendukung upaya Indonesia untuk menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global industri kendaraan listrik. Investasi besar-besaran yang dilakukan oleh Halmahera Persada Lygend juga telah membawa dampak signifikan terhadap perekonomian dan pembangunan di wilayah Maluku Utara.

Berikut ini Liputan6.com Halmahera Persada Lygend yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (2/9/2024).

Mengenal Halmahera Persada Lygend

Mengenal Halmahera Persada Lygend, Pabrik Nikel Sulfur Pertama di Indonesia
Pabrik PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) siap memproduksi nikel sulfat. (NCKL)

Halmahera Persada Lygend (HPAL) telah mencatatkan dirinya sebagai perintis dalam produksi bahan baku esensial untuk baterai kendaraan listrik di Indonesia. Berlokasi strategis di Kawasan Industri Pulau Obi, Maluku Utara, fasilitas HPAL secara resmi memulai operasinya pada 23 Juni 2021. Proyek ambisius ini bukan hanya sekadar inisiatif bisnis, tetapi juga telah diakui sebagai bagian integral dari Proyek Strategis Nasional untuk Pulau Obi, menekankan signifikansinya dalam agenda pembangunan ekonomi dan teknologi nasional.

Inovasi utama HPAL terletak pada kemampuannya untuk memanfaatkan nikel limonit, sebuah tipe bijih nikel berkadar rendah yang sebelumnya dianggap kurang bernilai ekonomis. Bahan baku ini diperoleh melalui operasi penambangan yang dilakukan di bawah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Produksi yang dimiliki oleh Trimegah Bangun Persada (TBP) dan Gane Permai Sentosa (GPS).

Kkeduanya merupakan entitas di bawah naungan Harita Nickel. Transformasi nikel limonit dari material yang hampir tidak dimanfaatkan menjadi komponen kunci dalam produksi baterai kendaraan listrik menunjukkan kemajuan teknologi yang signifikan dan pemikiran strategis dalam pengembangan sumber daya alam Indonesia.

Keberhasilan HPAL dalam mengolah nikel limonit menjadi bahan baku baterai berkualitas tinggi telah membuka babak baru dalam industri pertambangan dan pengolahan nikel Indonesia. Nikel limonit, yang dahulu sering diabaikan karena kandungan nikelnya yang rendah, kini memiliki nilai strategis yang tinggi di pasar global.

Pemanfaatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam, tetapi juga memberikan nilai tambah yang substansial terhadap produk nikel Indonesia. Lebih jauh lagi, keberhasilan ini memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global industri kendaraan listrik, membuka peluang untuk investasi lebih lanjut dan transfer teknologi ke dalam negeri.

Dampak dari operasi HPAL meluas jauh melampaui sektor pertambangan dan manufaktur. Proyek ini telah menjadi katalis untuk pembangunan infrastruktur di Pulau Obi dan sekitarnya, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi regional.

Selain itu, fokus pada pengolahan nikel untuk baterai kendaraan listrik sejalan dengan komitmen global Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon dan transisi menuju energi bersih. Dengan demikian, HPAL tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memainkan peran penting dalam strategi pembangunan berkelanjutan Indonesia.

Kehadiran HPAL juga telah mendorong pengembangan ekosistem riset dan pengembangan (R&D) di Indonesia, khususnya dalam bidang teknologi material dan baterai. Kolaborasi antara HPAL dengan institusi pendidikan dan lembaga penelitian nasional berpotensi mempercepat inovasi dalam teknologi pengolahan nikel dan produksi baterai. Hal ini tidak hanya meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global, tetapi juga membantu membangun fondasi untuk industri teknologi tinggi di masa depan.

Dengan pencapaian ini, Halmahera Persada Lygend telah memposisikan diri bukan hanya sebagai pemain kunci dalam industri nikel Indonesia, tetapi juga sebagai pionir yang membuka jalan bagi transformasi Indonesia menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik global. Keberhasilan HPAL menjadi bukti nyata potensi Indonesia untuk naik ke rantai nilai yang lebih tinggi dalam industri global, sekaligus menjadi model bagi pengembangan industri berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan dan bernilai tambah tinggi.

Teknologi Halmahera Persada Lygend

Mengenal Halmahera Persada Lygend, Pabrik Nikel Sulfur Pertama di Indonesia
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) melalui PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL), resmi mengekspor perdana nikel sulfat ke China pada hari ini, 16 Juni 2023.

Dikutip dari laman resmi Halmahera Persada Lygend, teknologi yang digunakan adalah High Pressure Acid Leaching. Teknologi High Pressure Acid Leaching merupakan pengolahan dan pemurnian nikel limonit dengan melarutkannya dalam wadah bertekanan atau suhu tinggi (autoclave) dan selanjutnya dilakukan proses ekstraksi dari larutan konsentrat untuk mendapat mineral yang lebih murni, yaitu nikel dan kobalt. Sebagai pionir di Indonesia, teknologi ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

  1. Unggul dari sisi perolehan (recovery) nikel dan kobalt,
  2. Teknologi ini minim dari penggunaan energi, dan
  3. Teknologi ini dikatakan ramah lingkungan.

Fasilitas HPAL menghasilkan produk antara Mixed Nickel-Cobalt Hydroxide Precipitate (MHP), serta produk akhir nikel sulfat dan kobalt sulfat. Produk akhir tersebut merupakan bahan baku untuk baterai kendaraan listrik. Nikel sulfat (NiSO4) bermanfaat sebagai bahan prekursor katoda baterai litium atau baterai kendaraan listrik, sedangkan kobalt sulfat (CoSO4) sebagai material katoda baterai lithium.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya