Hari Kenaikan Isa Almasih, Makna dan Perayaan dalam Tradisi Kristiani

Sejarah, makna dan perayaan hari Kenaikan Isa Almasih

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 25 Sep 2024, 19:30 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2024, 19:30 WIB
Ilustrasi peringatan kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi peringatan kenaikan Isa Almasih. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Hari Kenaikan Isa Almasih merupakan salah satu momen paling sakral dalam kalender liturgi umat Kristiani. Perayaan ini menandai peristiwa naiknya Yesus Kristus ke surga, 40 hari setelah kebangkitan-Nya pada Hari Paskah. Hari Kenaikan Isa Almasih tidak hanya memiliki signifikansi teologis yang mendalam, tetapi juga menjadi saat refleksi dan pembaruan iman bagi jutaan umat di seluruh dunia.

Setiap tahun, umat Kristiani merayakan Hari Kenaikan Isa Almasih dengan berbagai tradisi dan ritual yang kaya makna. Perayaan ini menjadi pengingat akan janji Kristus untuk kembali dan memberikan pengharapan akan kehidupan kekal. Hari Kenaikan Isa Almasih juga menandai dimulainya misi para rasul untuk menyebarkan ajaran Kristus ke seluruh penjuru dunia.

Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang Hari Kenaikan Isa Almasih, mulai dari sejarah, makna teologis, hingga cara perayaannya di berbagai belahan dunia. Pemahaman yang lebih baik tentang Hari Kenaikan Isa Almasih akan membantu kita menghargai signifikansi peristiwa ini dalam iman Kristiani dan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari umat beriman.

Berikut ini telah Liputan6.com rangkum sejarah, makna dan perayaan hari Kenaikan Isa Almasih, pada Rabu (25/9).

Sejarah dan Kisah Kenaikan Isa Almasih

Ilustrasi kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi kenaikan Isa Almasih. (Photo Copyright by Freepik)

Hari Kenaikan Isa Almasih berakar pada peristiwa yang diceritakan dalam Alkitab, khususnya dalam Kitab Kisah Para Rasul dan Injil Lukas. Menurut catatan Alkitab, peristiwa ini terjadi 40 hari setelah kebangkitan Yesus dari kematian.

Kisah dalam Alkitab

Lukas 24:50-51 menceritakan peristiwa kenaikan Yesus dengan detail:

"Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga."

Kisah Para Rasul 1:9-11 memberikan gambaran lebih lanjut:

"Setelah Dia (Yesus) mengatakan ini, Dia diangkat di depan mata mereka dan awan menutupi Dia dari pandangan mereka. Mereka menatap ke langit saat Dia pergi ketika tiba-tiba dua pria berpakaian putih berdiri di samping mereka. 'Orang-orang Galilea,' kata mereka, 'mengapa kamu berdiri di sini memandang ke langit?' Yesus yang sama ini, yang telah diambil dari Anda ke surga akan kembali dengan cara yang sama seperti Anda melihatnya pergi ke surga."

Lokasi Peristiwa

Menurut Alkitab, kenaikan Yesus terjadi di dekat Betania, di Bukit Zaitun. Tempat ini memiliki signifikansi khusus dalam tradisi Kristiani dan menjadi lokasi ziarah bagi banyak umat.

Makna Historis

Ilustrasi Hari Kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi Hari Kenaikan Isa Almasih. (Image by Freepik)

Peristiwa kenaikan Yesus dianggap sebagai puncak dari misi-Nya di bumi. Ini menandai akhir dari penampakan-Nya setelah kebangkitan dan awal dari era baru di mana Roh Kudus akan turun untuk membimbing para pengikut-Nya.

Makna Teologis Hari Kenaikan Isa Almasih

Hari Kenaikan Isa Almasih memiliki makna teologis yang mendalam dalam iman Kristiani. Peristiwa ini tidak hanya menandai kepergian fisik Yesus dari bumi, tetapi juga membawa implikasi penting bagi doktrin dan kehidupan iman umat Kristiani.

1. Pemuliaan dan Peninggian Kristus

Kenaikan Yesus dipandang sebagai pemuliaan dan peninggian-Nya. Ini menunjukkan bahwa misi Yesus di bumi telah selesai dan Dia kembali ke kemuliaan-Nya bersama Allah Bapa. Efesus 1:20-21 menyatakan bahwa Allah "mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut."

2. Pemenuhan Janji dan Nubuatan

Kenaikan Yesus dilihat sebagai pemenuhan janji-Nya sendiri dan nubuatan dalam Perjanjian Lama. Ini menegaskan otoritas Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan.

3. Awal Era Baru Gereja

Kenaikan menandai dimulainya era baru di mana Roh Kudus akan memimpin dan memberdayakan gereja. Yesus berjanji untuk mengirim "Penghibur" (Roh Kudus) setelah kepergian-Nya.

4. Jaminan Kedatangan Kembali

Seperti yang dinyatakan oleh para malaikat dalam Kisah Para Rasul, kenaikan Yesus juga membawa janji akan kedatangan-Nya kembali. Ini memberikan pengharapan eskatologis bagi umat Kristiani.

5. Mediator di Surga

Kenaikan Yesus juga dipahami sebagai pengangkatan-Nya sebagai mediator antara Allah dan manusia. 1 Timotius 2:5 menyatakan, "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus."

6. Partisipasi Umat dalam Kenaikan

Paulus dalam Efesus 2:6 menjelaskan implikasi kenaikan bagi umat beriman: "Dan Allah membangkitkan kita bersama Kristus dan mendudukkan kita bersama-Nya di alam surga di dalam Kristus Yesus." Ini menunjukkan bahwa umat Kristiani, melalui iman mereka, juga "diangkat" bersama Kristus dalam arti rohani.

Pemahaman akan makna teologis ini membantu umat Kristiani untuk menghayati Hari Kenaikan Isa Almasih tidak hanya sebagai peristiwa historis, tetapi juga sebagai realitas spiritual yang mempengaruhi kehidupan iman mereka sehari-hari.

Perayaan Hari Kenaikan Isa Almasih

Hari Kenaikan Isa Almasih dirayakan oleh umat Kristiani di seluruh dunia dengan berbagai tradisi dan ritual. Meskipun ada variasi dalam cara perayaan, esensi dari peringatan ini tetap sama – untuk memperingati kenaikan Yesus Kristus ke surga dan merefleksikan makna peristiwa ini bagi kehidupan iman.

1. Ibadah di Gereja

Perayaan utama Hari Kenaikan Isa Almasih biasanya berpusat pada ibadah di gereja. Beberapa elemen umum dalam ibadah ini meliputi:

  • Misa atau Perayaan Ekaristi: Dipimpin oleh seorang pastor atau pendeta, ibadah ini biasanya lebih meriah dibandingkan dengan ibadah mingguan biasa.
  • Pembacaan Alkitab: Fokus pada kisah kenaikan Yesus dari Kitab Kisah Para Rasul dan Injil.
  • Khotbah: Biasanya berfokus pada makna kenaikan Yesus dan implikasinya bagi kehidupan Kristiani.
  • Nyanyian Rohani: Lagu-lagu khusus yang bertemakan kenaikan Kristus dan kemuliaan-Nya.

2. Tradisi Khusus

Beberapa gereja memiliki tradisi khusus untuk merayakan Hari Kenaikan Isa Almasih:

  • Prosesi: Beberapa gereja mengadakan prosesi untuk menggambarkan perjalanan Yesus dan para murid-Nya ke Bukit Zaitun.
  • Penyalaan Lilin Paskah: Di beberapa tradisi, lilin Paskah yang telah dinyalakan sejak Hari Paskah dipadamkan pada Hari Kenaikan, melambangkan kepergian Kristus.
  • Ziarah: Di beberapa negara, umat Kristiani melakukan ziarah ke tempat-tempat suci yang dikaitkan dengan kehidupan Yesus.

3. Kegiatan Keluarga dan Komunitas

Selain ibadah formal di gereja, banyak umat Kristiani merayakan Hari Kenaikan Isa Almasih dengan kegiatan keluarga dan komunitas:

  • Makan Bersama: Setelah ibadah, keluarga sering berkumpul untuk makan bersama.
  • Diskusi dan Renungan: Beberapa keluarga atau kelompok kecil mengadakan diskusi tentang makna kenaikan Yesus.
  • Kegiatan Amal: Sebagai wujud mengikuti teladan Kristus, beberapa komunitas mengadakan kegiatan amal pada hari ini.

4. Tradisi Lokal

Di berbagai belahan dunia, Hari Kenaikan Isa Almasih dirayakan dengan cara yang unik sesuai dengan budaya setempat:

  • Di beberapa negara Eropa, hari ini adalah hari libur nasional.
  • Di Indonesia, selain ibadah di gereja, banyak keluarga Kristiani merayakannya dengan berkumpul dan makan bersama.
  • Di beberapa daerah, ada festival atau parade khusus untuk memperingati hari ini.

5. Refleksi dan Pembaruan Iman

Terlepas dari bentuk perayaannya, Hari Kenaikan Isa Almasih adalah saat untuk refleksi dan pembaruan iman bagi umat Kristiani:

  • Merenung tentang makna kenaikan Yesus bagi kehidupan pribadi.
  • Memperbarui komitmen untuk menjalani hidup sesuai ajaran Kristus.
  • Menguatkan pengharapan akan kedatangan Kristus kembali.

Perayaan Hari Kenaikan Isa Almasih, dengan berbagai bentuknya, membantu umat Kristiani untuk menghayati peristiwa ini tidak hanya sebagai fakta sejarah, tetapi sebagai realitas spiritual yang terus relevan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya