Kiprah Fuad Hasan Masyhur dalam Bisnis dan Politik, Terseret Kasus TPPU

Fuad Hasan Masyhur belakangan ini terlibat dalam penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan keterlibatan dalam kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU).

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 30 Sep 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2024, 20:30 WIB
Fuad Hasan Masyhur
Fuad Hasan Masyhur (Sumber: Wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta Fuad Hasan Masyhur adalah seorang pengusaha dan politisi asal Indonesia. Dalam dunia bisnis, ia dikenal sebagai pemimpin PT Maktour, sebuah perusahaan perjalanan haji dan umrah yang ternama di Indonesia. Selain berperan sebagai pengusaha, Fuad juga aktif dalam dunia politik. Sebagai kader Partai Golkar, ia menjabat dalam berbagai posisi strategis yang memperkuat pengaruhnya di kancah nasional.

Keterlibatannya dalam politik membuktikan bahwa ia mampu menyeimbangkan peran sebagai seorang pengusaha dan politisi, dua bidang yang sering kali saling berkaitan dalam pembuatan kebijakan publik. Namun, di balik kesuksesannya, Fuad Hasan Masyhur belakangan menjadi perhatian publik akibat keterkaitannya dengan kasus hukum. Namanya disebut dalam penyelidikan terkait dugaan tindak pidana pencucian uang yang melibatkan mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Meskipun masih berstatus sebagai saksi dalam kasus ini, keterlibatan Fuad dalam penyelidikan tersebut menjadi sorotan utama media, menambah dimensi baru dalam perjalanan kariernya yang sudah panjang. Ke depan, publik menantikan bagaimana Fuad Hasan Masyhur akan menghadapi tantangan hukum ini, di tengah kesuksesannya dalam dunia bisnis dan politik.

Berikut ini profil singkat Fuad Hasan Masyhur yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (30/9/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Biografi Singkat Fuad Hasan Masyhur

Fuad Hasan Masyhur
Fuad Hasan Masyhur (Sumber: IG @aburizalbakrie.id )

Fuad Hasan Masyhur adalah seorang tokoh yang dikenal sebagai pengusaha sukses dan memiliki pengaruh besar di dunia bisnis serta politik Indonesia. Ia mendirikan PT. Trinunggal Kharisma pada tahun 1990 dan memegang posisi sebagai presiden komisaris perusahaan tersebut.

Sebelumnya, pada tahun 1986, Masyhur telah menjabat sebagai presiden direktur di PT Maktour, salah satu perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang penyelenggaraan perjalanan umrah dan haji. Pada tahun yang sama, ia juga diangkat sebagai presiden komisaris di PT Kayu Meridian, menunjukkan perannya yang semakin besar dalam dunia korporasi.

Pada tahun 1990, Masyhur memperluas kiprahnya dengan menjabat sebagai presiden komisaris di PT Maktour Indonesia. Dalam perannya tersebut, ia sangat mendukung peningkatan minat masyarakat Indonesia untuk menunaikan ibadah ke Tanah Suci.

Masyhur menekankan pentingnya masyarakat mengenal lebih dekat Tanah Suci, khususnya bagi mereka yang berniat menunaikan ibadah haji, mengingat daftar tunggu jemaah haji yang semakin panjang setiap tahunnya. Dengan banyaknya perusahaan dari berbagai sektor, seperti perbankan yang menawarkan hadiah umrah kepada nasabah atau pemenang undian, Masyhur optimis bahwa animo masyarakat untuk menjalankan ibadah ke Tanah Suci akan terus meningkat.

Selain berkiprah di dunia bisnis, Fuad Hasan Masyhur juga aktif dalam dunia politik. Ia menjabat sebagai Ketua DPP Partai Golkar, di mana ia terlibat dalam berbagai kegiatan penting partai. Keterlibatannya dalam politik semakin memperkuat profilnya sebagai figur publik yang berpengaruh.

Pria yang kini berusia 53 tahun ini juga dikenal aktif di dunia digital, dengan memiliki situs pribadi dan sering membagikan pandangannya melalui media sosial, khususnya Twitter. Aktivitasnya di dunia maya memperkuat keterhubungannya dengan masyarakat luas, khususnya generasi muda.

Karier politik Masyhur terus berkembang seiring dengan pengangkatannya sebagai wakil ketua umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila. Dalam organisasi ini, ia memainkan peran strategis dalam berbagai kegiatan yang berfokus pada penguatan ideologi Pancasila dan pemberdayaan pemuda Indonesia. Dengan pengalaman luas di berbagai bidang, baik bisnis maupun politik, Fuad Hasan Masyhur terus menunjukkan pengaruh dan kontribusinya dalam pembangunan nasional serta pemberdayaan masyarakat.


Kasus Terbaru yang Menimpa Fuad Hasan Masyhur

Fuad Hasan Masyhur, seorang pengusaha sukses dan politisi yang berafiliasi dengan Partai Golkar, baru-baru ini mencatatkan kenaikan signifikan dalam harta kekayaannya. Kenaikan ini terjadi setelah salah satu perusahaan miliknya, Menthobi Karyatama Raya (MKTR), berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Fuad memiliki peran penting sebagai pemegang saham mayoritas dan pengendali utama MKTR, sebuah perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit. Kesuksesan MKTR dalam penawaran umum perdana (IPO) pada akhir Oktober tahun lalu telah mendongkrak kekayaannya secara signifikan.

Dalam proses IPO tersebut, MKTR menetapkan harga saham perdana sebesar Rp 120 per lembar, yang berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp 300 miliar. Setelah dilusi pasca IPO, Fuad Hasan Masyhur masih memegang sekitar 71,32% saham MKTR, dengan 68,97% dimiliki secara langsung dan sisanya secara tidak langsung melalui PT Maktour Bangun Persada.

Pada saat MKTR resmi melantai, nilai kepemilikan saham Fuad mencapai Rp 1,03 triliun. Pada awal Maret 2024, harga saham MKTR naik hingga 88,33% menjadi Rp 226 per lembar, menjadikan total kapitalisasi pasar MKTR sebesar Rp 2,71 triliun. Dengan demikian, kekayaan Fuad dari kepemilikan sahamnya meningkat menjadi Rp 1,93 triliun, hanya dalam waktu kurang dari lima bulan sejak IPO, menunjukkan kenaikan hampir Rp 1 triliun.

Namun, di tengah kesuksesan bisnisnya, Fuad Hasan Masyhur kini tengah menghadapi penyelidikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang melibatkan mantan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Kasus ini mencuat setelah diketahui bahwa Syahrul dan keluarganya pernah menggunakan layanan perjalanan umrah yang disediakan oleh PT Maktour, perusahaan milik Fuad. Selain itu, KPK juga telah menyita sejumlah aset yang diduga terkait dengan TPPU tersebut, termasuk sebuah minibus merk Mercedes Benz yang sebelumnya disembunyikan oleh SYL di Makassar.

Tak hanya itu, penyidik KPK juga menemukan aset lainnya milik Syahrul Yasin Limpo yang diduga terkait dengan TPPU, seperti sebuah Jeep Jimy dan motor Honda X-ADV 750. Aset-aset ini ditemukan di lokasi terpisah di Makassar dan saat ini telah dititipkan di Polrestabes Makassar untuk menjaga keamanannya selama proses penyelidikan berlangsung.

Di sisi lain, Fuad sendiri tidak memenuhi panggilan pemeriksaan KPK yang dijadwalkan pada 14 Mei 2024. Ia berdalih bahwa ia telah lama tinggal di Jakarta dan mempertanyakan alasan diminta untuk menghadiri pemeriksaan di Sulawesi Selatan, meskipun kasus ini melibatkan wilayah tersebut.

Perkembangan kasus ini menambah sorotan terhadap karier Fuad Hasan Masyhur, yang sebelumnya dikenal sebagai pengusaha dan politisi sukses. Meski bisnisnya terus berkembang, keterlibatannya dalam kasus hukum yang melibatkan Syahrul Yasin Limpo menimbulkan tantangan baru bagi dirinya. Sebagai tokoh yang berpengaruh di sektor bisnis dan politik, bagaimana Fuad menghadapi situasi ini akan menjadi perhatian publik dan dapat mempengaruhi reputasinya di masa mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya