NPD adalah Kondisi Mental yang Perlu Diwaspadai, Kenali Ciri-cirinya

Orang dengan NPD adalah individu dengan kecenderungan untuk menempatkan dirinya sebagai pusat perhatian, selalu ingin dikagumi, dan sulit berempati terhadap orang lain.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 11 Okt 2024, 18:15 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2024, 18:15 WIB
Ilustrasi orang sombong, keras kepala
Ilustrasi gangguan kepribadian Narsistik. (Image by kues1 on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau gangguan kepribadian narsistik merupakan kondisi mental yang patut diwaspadai. Istilah "narsis" mungkin sering kita dengar, terutama ketika digunakan untuk menggambarkan orang yang senang memotret dirinya sendiri atau terlalu fokus pada penampilan luar. Namun, ketika rasa narsis tersebut berkembang hingga berlebihan, bisa menjadi indikasi adanya NPD.

Orang dengan NPD adalah individu dengan kecenderungan untuk menempatkan dirinya sebagai pusat perhatian, selalu ingin dikagumi, dan sulit berempati terhadap orang lain. Meskipun dari luar terlihat percaya diri, mereka sebenarnya sangat rapuh terhadap kritik sekecil apapun. 

Ketidakmampuan untuk memahami atau peduli pada perasaan orang lain ini sering kali menyebabkan masalah dalam hubungan sosial mereka. Memahami NPD penting agar kita bisa lebih peka terhadap dampak psikologis yang ditimbulkan, baik bagi penderitanya maupun orang di sekitarnya. Berikut ulasan lebih lanjut tentang NPD adalah kondisi mental yang perlu diwaspadai, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (11/10/2024).

Apa itu NPD?

kacamata jaket kulit ekspresi sombong angkuh serius
ilustrasi perempuan baju hitam/Photo by m fooladi/Pexels

NPD adalah salah satu jenis gangguan mental yang ditandai dengan pandangan yang berlebihan terhadap diri sendiri. Pengidap NPD cenderung merasa dirinya lebih penting dan unggul dibandingkan orang lain, serta selalu membutuhkan pengakuan, kekaguman, dan pujian dari orang di sekitarnya. Mereka sering kali memproyeksikan rasa percaya diri yang sangat tinggi, namun ironisnya, mereka juga sangat sensitif terhadap kritik dan memiliki empati yang rendah terhadap orang lain.

Berbeda dari rasa percaya diri yang sehat dan didasari oleh pencapaian nyata, NPD adalah bentuk pertahanan diri yang sering kali karena ketakutan akan kegagalan atau perasaan inferior. Ketika orang dengan NPD merasa kelemahan mereka terungkap, mereka bisa menjadi sangat rentan terhadap stres dan depresi.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), NPD melibatkan kebutuhan yang kuat untuk dikagumi dan dihargai, namun disertai ketidakmampuan untuk berempati dengan orang lain. Kondisi ini biasanya mulai tampak sejak usia dewasa awal dan bisa berdampak buruk pada hubungan sosial serta kesehatan mental seseorang. Memahami ciri-ciri NPD penting untuk membantu mencegah dampak negatif yang lebih besar, baik bagi pengidap maupun orang di sekitarnya.

Apakah NPD dapat Disembuhkan?

NPD adalah gangguan kepribadian yang kompleks dan sulit disembuhkan sepenuhnya. Namun, meskipun pengobatannya menantang, individu dengan NPD masih bisa mengelola gejalanya dengan bantuan terapi yang tepat. Terapi psikologis, seperti terapi perilaku kognitif (CBT), dapat membantu pengidap NPD untuk memahami perilaku mereka, mengembangkan empati, dan meningkatkan kualitas hubungan sosial.

Namun, penting untuk diingat bahwa proses pengobatan NPD sering kali membutuhkan waktu yang lama dan kesadaran dari pengidapnya. Pemahaman mendalam tentang gangguan ini, termasuk ciri-ciri, penyebab, dan cara terbaik dalam berinteraksi dengan penderita, dapat memberikan wawasan yang lebih baik bagi orang-orang di sekitar mereka. Dengan pendekatan yang empatik dan pengertian, serta dukungan terapi profesional, individu dengan NPD dapat meningkatkan hubungan dan kualitas hidup mereka.

Meskipun tidak selalu sembuh total, pengelolaan yang baik bisa membawa perubahan positif bagi pengidap NPD dan orang-orang di sekitarnya.

Ciri-ciri NPD

Ilustrasi orang sombong, arogan, toxic
Ilustrasi Ciri-ciri NPD. (Image by pch.vector on Freepik)

Ciri-ciri NPD dapat dikenali melalui berbagai perilaku yang mencerminkan rasa keunggulan dan kebutuhan akan pengakuan berlebihan. Memahami ciri-ciri ini penting untuk membantu dalam mengidentifikasi individu yang mungkin mengalami NPD dan memberikan dukungan yang tepat.

1. Merasa Dirinya Penting

Pengidap NPD cenderung melebih-lebihkan kemampuannya dan merasa dirinya sangat penting. Mereka sering berharap untuk mendapat pengakuan atau pujian tanpa adanya pencapaian atau bakat yang sepadan.

2. Khayalan Berlebihan Tentang Pencapaian

Orang dengan NPD sering terjebak dalam khayalan tentang kesuksesan besar, kekuasaan, kecantikan, atau percintaan yang sangat ideal, yang kerap kali tidak realistis.

3. Meyakini Dirinya Lebih Unggul

Pengidap NPD merasa dirinya spesial atau lebih unggul dibandingkan orang lain. Mereka cenderung hanya ingin bergaul dengan orang-orang dari status sosial tinggi dan merasa hanya mereka yang pantas berada di lingkaran tersebut.

4. Kebutuhan untuk dikagumi

Orang dengan NPD sangat mendambakan kekaguman dan validasi dari orang lain karena harga diri mereka yang sebenarnya rendah. Mereka terus menerus mencari pengakuan untuk mempertahankan rasa superioritas.

5. Merasa memiliki hak yang spesial

Pengidap NPD merasa dirinya pantas mendapatkan perlakuan istimewa tanpa alasan yang jelas, seperti menghindari antrian atau menuntut diprioritaskan dalam berbagai situasi.

6. Memanfaatkan orang lain

Demi mencapai tujuan pribadinya, orang dengan NPD tidak ragu untuk memanfaatkan orang lain, bahkan jika harus mengorbankan atau merugikan mereka.

7. Kurangnya empati

Orang dengan NPD cenderung tidak memahami atau peduli dengan perasaan orang lain, yang membuat mereka tampak egois dan tidak sensitif terhadap kebutuhan orang di sekitarnya.

8. Rasa cemburu atau iri yang berlebihan

Mereka sering merasa iri terhadap kesuksesan orang lain, sementara pada saat yang sama meyakini bahwa orang lain iri terhadap mereka.

9. Arogan dan sulit menghargai orang lain

Orang dengan NPD sering bersikap arogan dan meremehkan orang lain. Mereka sulit menerima kritik dan sering kali tidak menghargai pandangan atau kontribusi orang lain.

 

Penyebab NPD

Ilustrasi pembagian otak manusia
Intelligent quotient (IQ) adalah sebuah pengukuran atas sifat kecerdasan yang dimiliki setiap orang. (Foto: Pexels/meo)

Gangguan kepribadian narsistik (Narcissistic Personality Disorder/NPD) memiliki berbagai jenis yang mempengaruhi perilaku penderitanya dengan cara yang berbeda. Berikut adalah jenis-jenis narsistik yang dikenal.

1. Narsistik Tampak (Grandiose Narcissism)

Jenis narsistik ini ditandai dengan perilaku yang sangat percaya diri, kompetitif, dan sering kali arogan. Pengidap narsistik tampak biasanya menunjukkan kebanggaan yang berlebihan atas kemampuan mereka, cenderung meremehkan orang lain, serta tidak memiliki empati. Mereka sering menceritakan kehebatan diri sendiri dan bisa mengintimidasi orang lain demi keuntungan pribadi.

2. Narsistik Terselubung (Covert Narcissism)

Berbeda dengan narsistik tampak, narsistik terselubung lebih sulit dideteksi karena tidak menunjukkan sifat narsis secara terbuka. Orang dengan narsistik terselubung merasa dirinya lebih unggul dari orang lain, tetapi cenderung menyimpan hal tersebut di dalam hati. Mereka tetap egois, tidak memiliki empati, dan selalu menginginkan perhatian, tetapi sering memosisikan diri sebagai korban ketika merasa dunia tidak mengenali potensinya. Hal ini membuat mereka rentan mengalami depresi.

3. Narsistik Antagonistik (Antagonistic Narcissism)

Pengidap jenis narsistik ini memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan orang lain demi keuntungan pribadi tanpa rasa bersalah. Narsistik antagonistik mirip dengan narsistik tampak, tetapi dengan tambahan sifat pendendam, sulit memaafkan, dan selalu merasa harus menang dalam setiap kompetisi. Mereka sering memicu perdebatan dan perselisihan, serta merasa tersaingi secara konstan.

4. Narsistik Prososial (Prosocial Narcissism)

Orang dengan narsistik prososial terlihat baik di permukaan karena sering melakukan perbuatan baik. Namun, tujuan mereka bukanlah murni membantu, melainkan untuk mendapatkan perhatian, pengakuan, dan pujian dari orang lain. Mereka merasa puas dan bangga jika dipuji atas tindakan mereka, sehingga tindakan baik tersebut sering kali didorong oleh kebutuhan akan validasi.

Cara Menghadapi Seseorang dengan NPD

Ilustrasi Orang Arogan
Ilustrasi NPD (Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay)

Menghadapi seseorang dengan NPD dapat menjadi tantangan, karena pengidap NPD sering menunjukkan perilaku yang sulit dan cenderung mengabaikan perasaan orang lain. Namun, ada beberapa langkah yang dapat membantu Kamu berinteraksi dengan mereka secara lebih efektif dan menjaga kesehatan mental Kamu sendiri.

1. Tetap Tenang

Menghadapi seseorang dengan NPD bisa memancing emosi karena mereka rentan terlibat konflik atau memiliki reaksi emosional yang kuat. Dengan tetap tenang, Kamu dapat meredam ketegangan dan mengurangi potensi pertengkaran. Sikap tenang juga membantu menjaga kontrol dalam situasi sulit.

2. Tetap pada Fakta

Saat berkomunikasi, penting untuk berpegang pada fakta dan bukti konkret. Hindari spekulasi atau asumsi yang tidak berdasar, karena hal tersebut bisa memicu reaksi negatif dari orang dengan NPD. Fokus pada informasi yang jelas dan objektif agar diskusi tetap rasional.

3. Tetapkan Batasan

Menetapkan batasan yang tegas adalah kunci untuk melindungi diri dari perilaku manipulatif atau eksploitasi. Pastikan Kamu menjelaskan batasan ini dengan jelas dan tetap konsisten dalam menerapkannya. Ini dapat membantu mencegah orang dengan NPD melanggar ruang pribadi atau memanfaatkan situasi.

5. Jaga Kesehatan Mental Kamu

Berinteraksi dengan individu yang memiliki NPD bisa menguras energi dan berdampak pada kesehatan mental Kamu. Penting untuk merawat diri sendiri, menjaga keseimbangan emosional, dan menghindari terjebak dalam dinamika yang merugikan. Luangkan waktu untuk memulihkan diri dan memastikan kesejahteraan mental tetap terjaga.

6. Pahami Kondisi Mereka

Memahami bahwa pengidap NPD memiliki kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dapat membantu Kamu bersikap lebih empati. Meskipun kondisi mereka tidak membenarkan perilaku merugikan, pemahaman ini bisa membuat Kamu lebih sabar dan terampil dalam menghadapi situasi.

7. Cari Bantuan Profesional

Jika perilaku orang dengan NPD berdampak signifikan pada kesejahteraan Kamu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Konselor atau psikolog dapat memberikan strategi yang lebih khusus untuk mengelola hubungan dengan individu narsistik dan membantu Kamu menjaga kesehatan mental.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya