Penonton Jebolan SUGBK Turun 7.500 Orang di Laga Timnas Indonesia vs Jepang, Laga Semakin Kondusif

Jumlah penonton jebolan di laga Timnas Indonesia vs Jepang mengalami penurunan signifikan. Berbagai langkah inovasi membuat pertandingan lebih kondusif dibanding laga sebelumnya.

oleh Rizka Muallifa diperbarui 19 Nov 2024, 11:17 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2024, 11:17 WIB
Foto: Aksi Koreografi Menakjubkan Buka Pertandingan Timnas Indonesia Vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Koreografi raksasa dari suporter La Grande bergambar raksasa bergambarkan pertarungan antara Gundala dan Godzilla, serta tulisan "Untungnya Ku Tak Pilih Menyerah" di sisi kiri dan kanannya saat laga lanjutan putaran ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Indonesia melawan Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (15/11/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Liputan6.com, Jakarta Laga Timnas Indonesia melawan Jepang pada Jumat (15/11/2024) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, menghadirkan atmosfer yang lebih kondusif. Meski masih ada penonton tanpa tiket yang masuk ke stadion, jumlah mereka berkurang drastis dibandingkan laga sebelumnya.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa jumlah tiket palsu atau duplikasi pada laga ini turun drastis menjadi sekitar 2.500, jauh lebih rendah dibandingkan laga melawan Australia yang mencapai 10.000 penonton jebolan. Penurunan ini dianggap sebagai hasil kerja keras semua pihak untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan lebih baik di stadion.

Berbagai inovasi, termasuk penggunaan teknologi pengenalan wajah dan Garuda ID sebagai syarat pembelian tiket, mulai menunjukkan hasil positif. Meski demikian, masih ada tantangan yang harus diatasi untuk menekan angka ini lebih rendah lagi.

Penurunan Signifikan Penonton Jebolan di SUGBK

Pada laga melawan Australia sebelumnya, jumlah penonton tanpa tiket yang masuk ke SUGBK mencapai angka mencengangkan, yakni lebih dari 10.000 orang. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kenyamanan, tetapi juga berpotensi mengancam keselamatan di stadion.

Laga melawan Jepang menunjukkan perubahan signifikan. Berdasarkan data dari PSSI, jumlah penonton jebolan turun drastis menjadi 2.500 orang. Erick Thohir menyebutkan ini sebagai prestasi besar dalam upaya meningkatkan keamanan dan kenyamanan di stadion.

"Pada laga melawan Australia, duplikasi tiket mencapai 10.000 lebih. Namun, di laga melawan Jepang, jumlahnya turun menjadi 2.500. Ini adalah langkah yang luar biasa, meskipun masih ada ruang untuk perbaikan," ujar Erick, dikutip dari Bola.net.

Fokus pada Keamanan, Bukan Sekadar Komersial

Foto: Dukung Timnas Indonesia Sejak Dini, Ini Potret Suporter Cilik Saat Skuad Garuda Melawan Jepang
Suporter cilik membentangkan syal bertuliskan Indonesia saat menyaksikan secara langsung pertandingan Timnas Indonesia vs Jepang pada laga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (15/11/2024). (Bola.com.M Iqbal Ichsan)

Erick menekankan bahwa upaya ini bukan hanya soal mengurangi kerugian komersial akibat tiket palsu, tetapi lebih kepada menjaga keamanan para penonton. 

"Ini soal keamanan. Kita harus bisa menekan angka ini, paling tidak di bawah seribu, agar semuanya lebih aman," imbuhnya.

Inovasi PSSI untuk Mengatasi Masalah Penonton Jebolan

Pada laga melawan Jepang, PSSI dan PT Garuda Sepakbola Indonesia (GSI) memperkenalkan Garuda ID sebagai syarat utama pembelian tiket. Teknologi pengenalan wajah juga diterapkan untuk memastikan bahwa penonton yang hadir benar-benar memiliki tiket resmi.

Meski kebocoran masih terjadi, langkah ini dianggap sebagai awal yang baik untuk mengatasi masalah tiket palsu. Teknologi ini akan terus dikembangkan untuk mencapai hasil yang lebih optimal di masa mendatang.

Dukungan dari Berbagai PihakErick Thohir juga mengapresiasi kerja sama dari berbagai pihak, termasuk FIFA, AFC, kepolisian, dan TNI, dalam menciptakan kondisi yang lebih kondusif di stadion. 

"Terima kasih kepada semua pihak yang telah memastikan keamanan dan kenyamanan pertandingan ini berjalan dengan baik," katanya.

Kursi yang Diduduki oleh Penonton Tanpa Tiket

Foto: Aksi Koreografi Menakjubkan Buka Pertandingan Timnas Indonesia Vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Koreografi raksasa dari suporter La Grande bergambar raksasa bergambarkan pertarungan antara Gundala dan Godzilla, serta tulisan "Untungnya Ku Tak Pilih Menyerah" di sisi kiri dan kanannya saat laga lanjutan putaran ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Indonesia melawan Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (15/11/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Meskipun jumlah penonton jebolan berkurang, pengalaman penonton di tribun masih menjadi perhatian. Beberapa penonton dengan tiket resmi mengeluhkan kursi mereka diambil oleh penonton tanpa tiket.

"Saya sempat duduk, tapi ketika kembali dari toilet, kursi saya sudah diduduki orang lain," ujar salah satu penonton yang enggan disebutkan namanya.

Kepadatan akibat penonton tanpa tiket juga terlihat di tribun barat. Tangga yang seharusnya menjadi jalur evakuasi berubah menjadi tempat duduk darurat. Bahkan, beberapa penonton berdiri di depan tribun media, menghalangi pandangan para wartawan.

Harapan untuk Laga Berikutnya

Penurunan jumlah penonton jebolan dari 10.000 menjadi 2.500, PSSI menunjukkan progres signifikan dalam upaya meningkatkan keamanan. Meski demikian, masih ada tantangan yang harus diatasi, termasuk memastikan tidak ada lagi kursi yang diambil oleh penonton tanpa tiket.

Laga berikutnya melawan Arab Saudi pada Selasa (19/11/2024) menjadi ujian lanjutan bagi PSSI. Dengan dukungan teknologi dan kerja sama semua pihak, diharapkan atmosfer stadion semakin kondusif dan aman untuk semua.

1. Apa itu penonton jebolan?

Penonton jebolan adalah mereka yang masuk ke stadion tanpa tiket resmi, sering kali melalui tiket palsu atau jalur tidak sah.

2. Bagaimana PSSI mengatasi masalah tiket palsu?

PSSI menggunakan teknologi Garuda ID dan pengenalan wajah untuk memastikan penonton yang hadir memiliki tiket resmi.

3. Apa risiko dari penonton jebolan?

Kehadiran penonton tanpa tiket dapat menyebabkan kepadatan berlebih, yang berisiko pada keselamatan penonton lainnya.

4. Apakah jumlah penonton jebolan sudah berkurang?

Ya, jumlah penonton jebolan turun dari 10.000 pada laga melawan Australia menjadi 2.500 pada laga melawan Jepang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya