Doa Mensucikan Diri dari Haid Sesuai Syariat, Panduan Lengkap

Bacaan niat, tata cara dan doa mensucikan diri dari haid

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 25 Nov 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2024, 16:00 WIB
Doa Mandi Wajib Setelah Haid
Doa Mandi Wajib Setelah Haid (sumber: pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Bagi setiap muslimah, memahami dan mengamalkan doa mensucikan diri dari haid merupakan bagian penting dalam kehidupan beragama. Ritual bersuci ini tidak hanya sekadar membersihkan fisik, tetapi juga merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT dalam menjalankan syariat Islam dengan sempurna.

Kepatuhan dalam menjalankan doa mensucikan diri dari haid menjadi kunci utama diterimanya ibadah seorang muslimah setelah mengalami masa haid. Hal ini karena mandi wajib setelah haid merupakan syarat mutlak agar seorang muslimah dapat kembali melaksanakan berbagai ibadah seperti shalat, puasa, membaca Al-Quran, dan ibadah lainnya yang terhalang selama masa haid.

Sebagai bentuk kesempurnaan ibadah, pemahaman yang benar tentang doa mensucikan diri dari haid serta tata caranya menjadi sangat penting. Dengan melaksanakan ritual bersuci ini sesuai tuntunan syariat, seorang muslimah dapat kembali menjalankan kewajibannya sebagai hamba Allah dengan kondisi yang suci dan bersih secara lahir dan batin.

Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber bacaan niat, tata cara dan doa mensucikan diri dari haid, pada Senin (25/11).

A. Niat Mandi Wajib Setelah Haid

ilustrasi berdoa
ilustrasi berdoa ©Ilustrasi image bank Liputan6.com

Sebelum memulai ritual bersuci, membaca niat merupakan langkah pertama yang wajib dilakukan. Niat menjadi pembeda antara mandi biasa dengan mandi wajib untuk bersuci. Dalam pelaksanaannya, niat harus diucapkan dengan yakin dan penuh kesadaran akan tujuannya untuk menghilangkan hadas besar.

Berikut adalah bacaan niat mandi wajib setelah haid:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ مِنَ الحَيْضِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Latinnya:

"Nawaitu ghusla liraf'il hadatsil akbari minal haidhi fardhan lillaahi ta'aalaa."

Artinya:

"Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar disebabkan haid karena Allah taala."

Niat ini sebaiknya diucapkan dalam hati dengan penuh keyakinan dan pemahaman akan maknanya. Kesempurnaan niat akan mempengaruhi kesempurnaan ibadah mandi wajib yang dilakukan.

B. Tata Cara Mandi Wajib yang Sempurna

Dalam pelaksanaan mandi wajib setelah haid, ada serangkaian tahapan yang perlu diperhatikan untuk memastikan kesempurnaan bersuci. Tahapan ini bukan sekadar ritual fisik, tetapi juga mengandung nilai-nilai spiritual yang mendalam dalam membersihkan diri dari hadas besar.

Berikut adalah urutan lengkap tata cara mandi wajib yang sesuai dengan syariat:

  1. Mencuci kedua tangan sebanyak tiga kali
  2. Membersihkan area kemaluan dengan tangan kiri
  3. Mencuci tangan kembali dengan sabun
  4. Berwudhu dengan sempurna
  5. Membasuh kepala dan menyela rambut hingga ke akar
  6. Mengguyur seluruh tubuh dimulai dari sisi kanan
  7. Memastikan air membasahi seluruh bagian tubuh tanpa terkecuali
  8. Membersihkan tubuh dengan sabun atau pembersih lainnya
  9. Mengakhiri dengan membasuh kaki

Setiap tahapan ini memiliki hikmah dan makna tersendiri dalam proses penyucian diri, baik secara lahir maupun batin.

C. Doa Setelah Mandi Wajib

Setelah menyelesaikan rangkaian mandi wajib, membaca doa penutup menjadi hal yang sangat dianjurkan sebagai bentuk kesempurnaan ibadah. Doa ini mengandung permohonan kepada Allah SWT agar menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang senantiasa bertaubat dan menjaga kesucian diri.

Berikut adalah bacaan doa lengkap setelah mandi wajib:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ

Latinnya:

"Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu. Wa asyhadu anna Muhammadan Abduhu wa rasuluhu. Allahumma-j alnii minat tawabinna waj alnii minal mutathohiirina waj alni min ibadati shalihin."

Artinya:

"Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang menyekutukan bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku orang yang ahli tobat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang saleh."

D. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan

Dalam melaksanakan mandi wajib setelah haid, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan kesempurnaan ibadah. Pemahaman akan hal-hal ini akan membantu seorang muslimah menjalankan ritual bersuci dengan lebih baik dan sesuai syariat.

Pertama, pastikan masa haid telah benar-benar selesai. Tanda-tanda berakhirnya masa haid dapat dilihat dari berhentinya darah haid dan keluarnya cairan bening (qashshah baida). Memastikan hal ini penting karena mandi wajib yang dilakukan sebelum masa haid selesai tidak akan sah.

Kedua, memastikan tidak ada penghalang air sampai ke kulit seperti cat kuku, make up waterproof, atau lapisan lain yang dapat menghalangi air. Seluruh bagian tubuh harus dapat terbasahi air secara langsung tanpa ada penghalang sedikitpun.

E. Hikmah dan Manfaat Mandi Wajib

Mandi wajib setelah haid mengandung berbagai hikmah dan manfaat, baik secara spiritual maupun kesehatan. Dari segi spiritual, mandi wajib merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan cara untuk membersihkan diri dari hadas besar, sehingga seorang muslimah dapat kembali melaksanakan ibadah dengan kondisi yang suci.

Dari segi kesehatan, mandi wajib dengan tata cara yang benar dapat membersihkan tubuh secara menyeluruh. Proses membersihkan seluruh bagian tubuh dengan air mengalir membantu menghilangkan kotoran, bakteri, dan mikroorganisme yang dapat mengganggu kesehatan. Ritual ini juga memberikan kesegaran dan kebersihan optimal bagi tubuh.

Selain itu, mandi wajib juga mengajarkan nilai-nilai kedisiplinan dan ketelitian dalam beribadah. Setiap tahapan yang dilakukan dengan tertib dan sesuai syariat akan membentuk karakter yang lebih baik dalam menjalankan perintah agama.

F. Kesalahan Umum Yang Harus Dihindari

Dalam praktek mandi wajib, terdapat beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan dan harus dihindari. Kesalahan-kesalahan ini bisa menyebabkan tidak sahnya mandi wajib yang dilakukan.

Kesalahan pertama adalah tergesa-gesa dalam melakukan mandi wajib sehingga ada bagian tubuh yang terlewat atau tidak terbasahi air dengan sempurna. Penting untuk memastikan air benar-benar membasahi seluruh bagian tubuh, termasuk lipatan-lipatan kulit dan rambut hingga ke akar.

Kesalahan kedua adalah tidak membaca niat atau membaca niat setelah memulai mandi. Niat harus diucapkan sebelum air menyentuh tubuh untuk pertama kalinya. Jika niat diucapkan setelah membasuh sebagian tubuh, maka mandi wajib tersebut tidak sah dan harus diulang.

G. Hal-hal yang Dilarang Sebelum Mandi Wajib

Sebelum melaksanakan mandi wajib setelah haid, terdapat beberapa hal yang dilarang untuk dilakukan oleh seorang muslimah. Pemahaman akan larangan-larangan ini penting untuk memastikan kesempurnaan ibadah dan menghindari perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat.

Pertama, dilarang melakukan ibadah yang mensyaratkan kesucian seperti shalat, thawaf, menyentuh dan membaca Al-Quran, serta memasuki masjid. Larangan ini berlaku hingga selesai melaksanakan mandi wajib dengan sempurna. Hal ini berdasarkan pada hadits dan ijma' ulama yang menegaskan bahwa wanita dalam keadaan hadas besar tidak diperbolehkan melakukan ibadah-ibadah tersebut.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ

"Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, 'Itu adalah sesuatu yang kotor.' Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu." (QS. Al-Baqarah: 222)

H. Waktu Yang Tepat Untuk Mandi Wajib

Pemilihan waktu yang tepat untuk melaksanakan mandi wajib setelah haid memiliki pengaruh penting terhadap kelancaran dan kesempurnaan ibadah. Idealnya, mandi wajib dilakukan segera setelah masa haid benar-benar selesai dan menjelang waktu shalat.

Jika haid berhenti di tengah waktu shalat, disarankan untuk segera melakukan mandi wajib agar dapat menunaikan shalat pada waktunya. Namun, jika haid berhenti di luar waktu shalat, mandi wajib dapat dilakukan dengan lebih leluasa sambil mempersiapkan diri untuk shalat berikutnya.

Perlu diperhatikan juga bahwa menunda mandi wajib tanpa alasan yang syar'i tidak dianjurkan, karena dapat menghambat pelaksanaan ibadah lainnya. Sebaiknya lakukan mandi wajib sesegera mungkin setelah yakin masa haid telah benar-benar selesai.

Mandi wajib setelah haid merupakan ibadah yang sangat penting bagi seorang muslimah. Ritual ini tidak hanya tentang membersihkan tubuh secara fisik, tetapi juga merupakan proses penyucian spiritual yang mendalam.

Dengan memahami tata cara yang benar, bacaan doa yang sesuai, dan melaksanakannya dengan penuh kekhusyukan, mandi wajib akan menjadi sarana yang efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mempersiapkan diri untuk kembali melaksanakan berbagai ibadah.

Semoga panduan lengkap ini dapat membantu para muslimah dalam melaksanakan mandi wajib setelah haid dengan sempurna sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Wallahu a'lam bishawab.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya