Liputan6.com, Jakarta Effendi Muara Sakti Simbolon kembali menjadi sorotan setelah beredar surat berkop PDI Perjuangan (PDIP) yang menyatakan pemberhentiannya. Surat tersebut tertanggal 28 November 2024 dan ditandatangani di Jakarta oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, serta Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.
Pemecetan ini buntut dari keputusannya mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta 2024. Sikap ini bertentangan dengan keputusan resmi PDIP yang mengusung pasangan Pramono Anung-Rano Karno. Keputusan ini memicu kontroversi, hingga berujung pada pemecatan Effendi dari PDIP.
Advertisement
Baca Juga
Pemecatan ini diumumkan oleh Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, pada Sabtu, 30 November 2024. Sebagai politikus senior dengan pengalaman empat periode di DPR, Effendi memiliki rekam jejak panjang dalam dunia politik. Berikut profil Effendy Simbolon selengkapnya, Minggu (1/12).Â
Advertisement
Dukungan Effendi Simbolon untuk Ridwan Kamil
Effendi terlihat mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kampanye pasangan Ridwan Kamil-Suswono di Cempaka Putih, Jakarta. Tindakan ini menuai kritik tajam karena PDIP telah menetapkan dukungan untuk pasangan Pramono Anung-Rano Karno. Keputusan Effendi memicu spekulasi tentang hubungannya dengan arah politik partai.
Hadir dalam acara tersebut, Effendi mengenakan kemeja hitam, memberi isyarat dukungan terang-terangan untuk Ridwan Kamil. Langkah ini semakin menguatkan persepsi bahwa ia tidak lagi sejalan dengan garis partai.
Advertisement
Karier Politik Effendi Simbolon
Effendi memulai karier politik di DPR sejak 2004, mewakili dapil DKI Jakarta. Ia pernah menjadi Wakil Ketua Komisi VII yang menangani isu energi dan lingkungan hidup, serta anggota Komisi I terkait pertahanan dan hubungan internasional.
Sebagai tokoh senior PDIP, Effendi sempat diusulkan menjadi Sekretaris Jenderal PDIP periode 2010–2015. Namun, dukungannya terhadap Ridwan Kamil menunjukkan sikap yang dianggap melanggar loyalitas partai.
Pemecatan dari PDIP
Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, mengonfirmasi bahwa pemecatan Effendi dilakukan karena pelanggaran kode etik partai. Surat Keputusan pemecatan ditandatangani oleh Megawati Soekarnoputri dan Hasto Kristiyanto pada 28 November 2024.
Pemecatan ini mencakup pelanggaran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PDIP. Effendi dianggap melanggar prinsip loyalitas dan kepatuhan terhadap kebijakan partai.
Advertisement
Rekam Jejak dan Pendidikan Effendi
Effendi Simbolon Lahir di Banjarmasin pada 1 Desember 1964. Effendi menyelesaikan pendidikan S-1 Manajemen di Universitas Jayabaya. Ia juga meraih gelar doktor di bidang Hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran.
Selain di politik, Effendi aktif dalam berbagai organisasi seperti PB Lemkari dan Pusat Punguan Simbolon Dohot Boruna se-Indonesia (PSBI), menunjukkan dedikasi terhadap masyarakat Batak.
Respons Ridwan Kamil dan Reaksi Publik
Ridwan Kamil merespons dukungan Effendi dengan sikap positif, menyebutnya sebagai langkah demokratik. Namun, publik mempertanyakan motivasi Effendi, terutama dalam konteks hubungan internal PDIP.
Di media sosial, dukungan Effendi menuai perdebatan panas. Sebagian pihak mendukung langkahnya, sementara yang lain mengecamnya sebagai pengkhianatan terhadap partai.
Advertisement
Mengapa Effendi Simbolon dipecat dari PDIP?
Effendi dianggap melanggar kode etik partai dan AD/ART karena mendukung pasangan calon yang bukan pilihan PDIP.
Bagaimana dampak dukungan Effendi terhadap Ridwan Kamil?
Dukungan Effendi meningkatkan perhatian terhadap kampanye Ridwan Kamil, tetapi memicu konflik internal di PDIP.
Advertisement
Apakah Effendi Simbolon akan bergabung dengan partai lain?
Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi tentang langkah politik Effendi setelah pemecatan.