Jakarta Timnas Indonesia menunjukkan berbagai sisi menarik dan tantangan saat bermain imbang melawan Laos di pertandingan kedua Grup B Piala AFF 2024. Hasil ini menandakan bahwa Shin Tae-yong masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Pertandingan yang digelar di Stadion Manahan, Solo, pada Kamis malam (12/12/2024) WIB, berakhir dengan skor 3-3, memaksa Timnas Indonesia berbagi poin dengan Laos.
Baca Juga
Lengkap, Jadwal Timnas Indonesia di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Video Hoaks Sepekan: van Gaal Tertarik Latih Timnas Indonesia hingga Hasto Kristiyanto Menangis Jadi Tersangka KPK
Jadi Pelatih Baru Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Mengaku Belum Sepenuhnya Paham Kekurangan Skuad Garuda
Sejak peluit awal dibunyikan, kedua tim saling beradu serangan, membuat pertandingan berlangsung sengit. Sayangnya, tim Garuda harus berjuang tanpa Marselino Ferdinan yang diusir keluar lapangan setelah menerima kartu merah di babak kedua.
Advertisement
Dalam laga penyisihan Piala AFF 2024 ini, terdapat sejumlah aspek positif dan negatif yang diperlihatkan oleh skuad asuhan Shin Tae-yong. Berikut ulasan lengkap yang disajikan oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (13/12).
Memiliki Bek yang Produktif
Dalam laga melawan Laos, lini pertahanan Timnas Indonesia tampil mengesankan dengan menunjukkan potensi yang luar biasa. Di bawah arahan Shin Tae-yong, beberapa bek berhasil memanfaatkan peluang untuk mencetak gol ke gawang lawan.
Yang menarik, semua gol yang dicetak oleh skuad Garuda ke gawang Laos berasal dari kontribusi para pemain bertahan. Gol pembuka tercipta lewat sepakan Kadek Arel, yang memanfaatkan kemelut di depan gawang lawan.
Sementara itu, dua gol lainnya lahir dari sundulan Muhammad Ferarri. Gol pertama dari kapten Timnas Indonesia ini terjadi berkat lemparan jauh Pratama Arhan, sedangkan gol kedua dihasilkan dari situasi sepak pojok.
Advertisement
Kesempatan dari Permainan Terbuka Sangat Sedikit
Walaupun Timnas Indonesia berhasil mencetak tiga gol dalam pertandingan melawan Laos, sebenarnya masih terdapat satu kelemahan yang belum bisa diatasi oleh Shin Tae-yong di Piala AFF 2024 ini. Kelemahan tersebut adalah dalam menciptakan peluang dari permainan terbuka atau open-play. Dari semua gol yang berhasil dicetak oleh skuad Garuda saat ini, termasuk ketika melawan Myanmar, semuanya berasal dari set-piece.
Dua gol di antaranya tercipta melalui lemparan ke dalam yang dilakukan oleh Pratama Arhan. Selain itu, ada satu gol yang lahir dari situasi bola mati. Ini membuktikan betapa macetnya kreativitas skuad Garuda dalam menghasilkan peluang untuk mencetak gol. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada keberhasilan dalam mencetak gol, kreativitas dalam membangun serangan dari permainan terbuka masih perlu ditingkatkan oleh Timnas Indonesia.
Kesalahan Pribadi
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kekalahan Timnas Indonesia dalam laga melawan Laos sebagian besar disebabkan oleh kesalahan para pemain sendiri, yang mengakibatkan kerugian besar bagi tim. Kesalahan-kesalahan ini menjadi faktor utama yang harus segera diperbaiki agar tidak terus membawa dampak negatif di masa depan.
Misalnya, gol pertama tercipta akibat Marselino gagal mengendalikan bola, sehingga pemain lawan berhasil merebutnya. Situasi ini menciptakan transisi cepat yang dimanfaatkan oleh Timnas Laos hingga berbuah gol. Kejadian ini menyoroti betapa pentingnya penguasaan bola untuk menghindari serangan balik yang mematikan.
Sementara itu, gol kedua dari tim lawan terjadi karena kesalahan operan yang dilakukan oleh Kadek Arel, yang kembali dimanfaatkan oleh Laos untuk melakukan transisi cepat. Kesalahan seperti ini harus segera diatasi oleh Shin Tae-yong agar tidak terulang di pertandingan-pertandingan berikutnya. Menyadari dan memperbaiki kelemahan ini adalah langkah penting untuk meningkatkan performa tim secara keseluruhan.
Advertisement
Umpan yang Salah
Masalah lain yang dihadapi oleh Timnas Indonesia dalam pertandingan ini adalah kualitas umpan yang sangat mengkhawatirkan. Tim Merah Putih terlihat masih terburu-buru dalam memberikan operan kepada rekan setim.
Kejadian ini terutama sering terlihat di area sepertiga akhir lapangan. Akibatnya, bola yang coba dipindahkan oleh skuad Garuda lebih sering dihentikan oleh pemain lawan. Indonesia melakukan 48 kali umpan jauh dengan keberhasilan 50%, berdasarkan data yang tercatat.
Di sisi lain, akurasi operan dari para pemain Timnas Indonesia hanya mencapai 81%. Sebagian besar operan tersebut terjadi di area tengah lapangan, di mana tekanan dari tim lawan masih relatif rendah.