Bola.com, Jakarta - Harry Souttar mengalami cedera tendon Achilles yang membuatnya harus menepi selama setahun, sehingga dia tidak bisa ikut serta dalam sisa pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia bersama Timnas Australia.
Cedera ini tidak hanya menjadi pukulan berat bagi pemain itu sendiri, tetapi juga bagi Timnas Australia secara keseluruhan.
Baca Juga
Tiga tahun lalu, Souttar pernah mengalami cedera ACL yang juga menyebabkan absen selama 12 bulan. Namun, bek tengah ini berhasil pulih tepat waktu untuk tampil di Piala Dunia 2022, di mana ia tampil sebagai satu di antara pemain terbaik Socceroos.
Advertisement
Kemampuannya yang mengesankan, baik dalam penguasaan bola maupun mempertahankan area pertahanan, menjadikannya pemain vital bagi Socceroos.
Penampilan gemilangnya di Piala Dunia 2022 membawanya ke Leicester City dengan nilai transfer tertinggi dalam sejarah pemain Australia. Namun, ia lalu dipinjamkan Leicester ke klub Championship, Sheffield United.
Cedera terbarunya, yang dialami dalam kekalahan 0-2 Sheffield United dari Burnley, datang di saat yang sangat tidak tepat.
Cedera Souttar tak hanya menjadi ujian bagi sang pemain, tetapi juga bagi Timnas Australia yang masih harus berjuang lebih keras demi mengamankan tiket ke Piala Dunia 2026.
Pengaruh Signifikan untuk Tim Nasional Australia
Absennya Souttar merupakan tantangan berat bagi Timnas Australia. Pelatih Socceroos, Tony Popovic, kini harus menghadapi situasi sulit karena kehilangan dua bek tengah andalannya. Selain Souttar, Alessandro Circati juga absen karena masih dalam proses pemulihan dari cedera ACL.
Kehilangan dua pemain kunci ini terjadi pada saat yang krusial, ketika Australia perlu meraih kemenangan dalam pertandingan penting melawan Timnas Indonesia pada 20 Maret dan China pada 25 Maret. Hasil positif sangat dibutuhkan untuk tetap bersaing di Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Souttar telah menjadi pemain kunci dalam formasi tiga bek yang baru diterapkan oleh Popovic. Ia berperan penting di antara Jason Geria dari Melbourne Victory dan Cameron Burgess dari Ipswich Town. "Kepemimpinannya, kemampuan mengorganisasi permainan, dan ancaman gol dari situasi bola mati sulit digantikan," kata Popovic.
Advertisement
Terbatasnya Opsi Pemain di Posisi Penting
Tim nasional Australia memang memiliki banyak pilihan pemain di posisi bek tengah. Namun, tidak ada pemain yang dapat secara langsung menggantikan peran spesifik yang dimainkan oleh Souttar.
Kye Rowles dari Heart of Midlothian adalah seorang bek tengah yang dapat diandalkan, tetapi dia tidak memiliki kemampuan menyeluruh seperti yang dimiliki oleh Souttar. Hal ini menimbulkan tantangan bagi tim dalam menemukan pengganti yang setara.
Di sisi lain, Hayden Matthews, seorang bek muda berusia 20 tahun, masih kurang berpengalaman. Dia bermain untuk Sydney FC, yang saat ini memiliki salah satu catatan pertahanan terburuk di A-League musim ini.
Ini menunjukkan bahwa meskipun ada potensi, Matthews mungkin belum siap untuk mengambil alih peran penting di tim nasional. Sementara itu, pemain lain seperti Gianni Stensness, Milos Degenek, dan Thomas Deng menghadapi berbagai masalah, mulai dari cedera hingga situasi kontrak yang tidak stabil.
Waktu yang Terbatas
Para calon pengganti Souttar memiliki waktu selama tiga bulan untuk menunjukkan performa terbaik mereka di tingkat klub agar dapat menarik perhatian Popovic. Selama periode ini, mereka harus berusaha keras untuk membuktikan kemampuan mereka dan menjadi pilihan utama Popovic.
Namun, persaingan di Grup C sangat ketat, sehingga tidak ada tempat untuk melakukan kesalahan. Setiap langkah yang diambil harus dipikirkan dengan matang agar tidak merugikan tim.
Popovic harus membuat keputusan yang cermat dan strategis untuk memastikan agar peluang Australia tetap terjaga dalam perjalanan kualifikasi. Keputusan yang diambil akan sangat berpengaruh terhadap masa depan tim di kompetisi ini.
Â
Â
Advertisement